Saturday, March 8, 2025

2nd All Indonesian Combined Young Koi Show 2005

Rekomendasi

Saat jarum jam bergerak ke pukul 16.00, telunjuk 3 juri itu kompak tertuju ke kohaku berukuran 65 cm. “Cantik,”komentar singkat Kazuyuki Oishi dan Sinya Umeda kepada Trubus. Ia diganjar gelar grand champion yang disambut riuh tepuk tangan pengunjung.

Sudah sepantasnya kohaku itu menjuari lomba. Penampilannya membius penonton. Lihat saja sosoknya seperti torpedo ditutupi warna khas seekor kohaku: dasar putih dengan bercak merah. Hi (warna merah, red) bahkan memenuhi hampir sekujur kepala, tapi tak menyentuh bagian mata. Batas antara kedua warna itu tampak tegas. Sang jawara kian cantik dengan warna tubuh mengkilap cerah.

Kelebihan itulah yang mendorong Winarso untuk memboyongnya dari Sakai Fish Farm, Jepang, setahun lalu. Pilihan pria berkulit putih itu tak salah. Ini gelar kali kedua diperoleh Winarso. ”Tidak menyangka bisa menang. Lawannya berat dan berkualitas,” kata Winarso seraya menarik nafas lega.

Menuju puncak

Gelar tertinggi itu diraih setelah mengalahkan 3 lawan terberatnya di kelas 60—65 cm milik Koi Gallery, Semarang, Samurai Koi, Bandung, dan Budiono Gunawan. Ketiganya punya kualitas hampir sama. Mereka memiliki sosok tubuh proporsional dengan pola warna yang tegas. Itu membuat 3 juri kesulitan menilai. Barulah, setelah mondar-mandir di arena berkarpet biru, pilihan jatuh pada kohaku dari kota Jakarta.

Sebetulnya kemolekan kohaku milik Samurai Koi tak kalah bagus. Sirip atas, bawah, dan belakang mulus tak ada bercak merah yang mengganggu. Itu menandakan kohaku berkualitas tinggi. Sayangnya ia kurang besar sehingga berada di posisi ketiga.

Di babak penyisihan sang juara ditempel ketat oleh kohaku lain milik Koi Gallery, Semarang. Sekilas sang lawan sama unggulnya. Namun, dengan jeli juri melihat kekurangan koi berukuran 65 cm itu. ”Salah satu sirip ada yang patah,” kata Sinya Umeda. Beruntung ia masih meduduki juara kedua.

Kualitas merata

Kemenangan kohaku menjadi grand champion sudah diprediksi penonton sejak awal. Maklum di berbagai kontes, ikan merah-putih itulah yang sering keluar sebagai champion. Kiki, pemilik Samurai Koi, Bandung, juga menjagokan kohaku. ”Kohaku sulit dikalahkan. Hal yang sama juga terjadi di negeri asalnya Jepang,” tambah Kiki.

Namun, prediksi itu tak membuat patah arang koi-koi jenis lainnya. Showa tetap memberi perlawanan ketat. Terbukti dari 26 gelar yang diperebutkan, showa meraih 6 piala, antara lain adult champion, best in varieties ukuran 48, dan best in size 33.

Bahkan ketika menilai showa ukuran 41—45 cm, ketiga juri terlihat sangat hatihati. Akhirnya terpilih showa sanshoku milik Soegeng Tjahjono, Surabaya. Ia mempecundangi 3 rival dari Bandung dan Surabaya.

Tak hanya kohaku dan showa yang bertarung sengit di masing-masing kelasnya. Jenis-jenis lain pun tak kalah seru dan menyedot perhatian pengunjung. Itu lantaran kualitas koi yang dikonteskan merata. Diungkapkan Roy A Da Costa, hobiis di Bandung, koi ukuran kecil kualitasnya tidak kalah dengan di negeri asalnya. Pengacara itu menyertakan 11 koi dan 8 meraih gelar juara. Satu di antaranya kinginrin ukuran 20 cm meraih best in size.

Peserta membludak

Kontes yang diikuti 723 ikan dari berbagai kota di tanahair itu berkelas nasional dan jadi agenda tetap APKI (Asosiasi Pecinta Koi Indonesia). Kali ini Kota Pahlawan mendapat kehormatan sebagai penyelenggara. Wajar jika kebanyakan peserta berasal dari tuan rumah, Surabaya, dengan jumlah 256 ekor. Disusul Jakarta 227 ekor. Lainnya datang dari Bandung, Semarang, Blitar, Madiun, Solo, Tangerang, Tulung Agung, Purbalingga, dan Malang.

Menurut Cheng Kwok Kwai, ketua panitia, jumlah peserta melebihi target. ”Semula diperkirakan 600 ekor. Maklum yang dilombakan hanya koi-koi berukuran 65 cm ke bawah,” tuturnya. Gedung AJBS Pasaraya Surabaya, tempat penyelenggaraan didatangi ribuan pengunjung. Mereka seolah ingin menyaksikan penobatan Nirwana Koi Center, Surabaya, sebagai juara umum setelah mengantongi nilai 8.810 dari hasil 24 ikan juara. (Lastioro Anmi Tambunan).

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Champion Cabai Lombok Timur Gelar Aksi Stabilisasi Harga, Emak-Emak Antusias Berburu Cabai Murah

Trubus.id–Champion cabai Kabupaten Lombok Timur, Haji Subhan dan petani mitra Asosiasi Champion Cabai Indonesia (ACCI) menggelar aksi stabilisasi harga....

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img