Monday, March 10, 2025

7 Jam untuk Mengelilinginya Metrolina Greenhouses

Rekomendasi

Dalam 10 menit, ribuan pot poinsettia dalam greenhouse seluas 0,5 ha, segar tersiram air bernutrisi. Mengunjungi Metrolina Greenhouses di kota kecil Huntersville, North Carolina, Amerika Serikat, memang mengundang decak kagum. Bangunan menjulang setinggi 10—12 m; di tanahair paling 4—6 m. Yang luar biasa, total luas greenhouse mencapai 52 kali lapangan sepakbola. Butuh tujuh jam untuk mengelilinginya dengan berjalan kaki. Wajar bila electric car (mobil listrik, red) jadi alat transportasi para pegawai di dalam bangunan.

Tak sekadar luas, peralatan yang digunakan Metrolina pun serba otomatis. Proses transplantasi tanaman, pengairan, pemupukan, hingga pengepakan dikendalikan komputer. Cukup memencet tombol tertentu, mesin memasukkan media ke pot-pot penanaman.

Sekitar 60% greenhouse menggunakan konstruksi velcro yang dapat tertutup dan terbuka sendiri. Sisanya, 25% kaca tertutup dan 15% plastik yang dapat dibuka-tutup secara otomatis sesuai program.

Atap greenhouse terdiri dari 2 lapis: kaca dan shading net berwarna putih. Di setiap pojok bangunan terdapat 2 alat sensor pendeteksi cuaca dan cahaya matahari. Sensor yang disebutkan pertama sebagai pengendali atap. Bila ia mendeteksi hujan, atap tertutup dalam waktu 5 menit. Bila cuaca cerah atap pun terbuka. Sedangkan sensor cahaya matahari mengendalikan kerapatan shading net.

Pada musim dingin, greenhouse yang didirikan oleh Tom van Wingerden itu menggunakan penghangat berbahan bakar minyak dan listrik. Untuk menghangatkan green house raksasa itu dibutuhkan 1,8-juta galon, setara 3,8-juta l minyak per tahun. Sedangkan listrik yang digunakan untuk operasional greenhouse sebesar 400,000 KWH per bulan.

Pupuk diberikan berbarengan dengan pengairan. Sistem pengairan disesuaikan dengan fase tanaman. Untuk bibit menggunakan sistem pengkabutan. Tanaman kecil, boom—sprinkler berjalan—; tanaman dewasa, drip—tetes—dan sistem leb, digenangi. Dalam satu hari Metrolina menggunakan 1,6-juta l air untuk pengairan. Air yang telah digunakan masuk kembali ke k o l am penampungan yang dapat menampung 100-juta galon air setara 379-juta l air.

Kendali jarak jauh

Meski Metrolina greenhouses sangat luas, jumlah pegawainya terbilang sedikit. Karyawan tetap hanya sekitar 300 orang. Maklum peralatan yang digunakan serba komputerisasi. Hanya pada saat-saat sibuk, seperti musim semi dan saat panen poinsettia, Metrolina mempekerjakan 350 tenaga kerja musiman untuk membantu proses penjualan tanaman. Karyawan yang khusus menangani produksi sekitar 50 orang, terdiri dari head grower, grower, dan asisten grower.

Untuk asisten grower, selain menggunakan tenaga kerja tetap, Metrolina Greenhouses juga mempekerjakan mahasiswa magang dari berbagai penjuru dunia.

Setiap grower memiliki PDA (personal digital assistance). PDA langsung berhubungan dengan satelit. Dengan alat itu, grower dapat mengontrol aktivitas di dalam greenhouse meski posisinya berada di luar rumah kaca.

Tanam bertingkat

Perusahaan yang berdiri sejak April 1972 itu memproduksi lebih dari 80-juta bibit tanaman hias dalam setahun. Paling banyak krisan yang mencapai 5,5-juta pot. Jenis lainnya 3-juta pot tanaman gantung, 2,5-juta pot geranium, 3-juta pot poinsettia, 1-juta pot gerbera, 1-juta pot impatiens new guinea, dan 3- juta pot dahlia. Pada musim dingin setahun silam Metrolina mengeluarkan poinsettia yang dicat berwarnawarni dengan bercak emas.

Selain tanaman hias, Metrolina juga memproduksi sayuran, seperti tomat dan timun, seledri, lavender, oregano, dan basil. Produksi tanaman hias mencapai 95% dari total produksi.

Produksi jutaan pot leluasa dilakukan karena penggunaan lahan sangat efektif. Lebih dari 95% lahan digunakan untuk produksi. Penanaman sistem bertingkat. Tanaman diletakkan di atas lantai, meja, dan digantung. Penggunaan sistem ban berjalan memungkinkan kegiatan perkecambahan, pembibitan, dan pembesaran berlangsung terus-menerus. Tanaman berpindah dari satu sektor ke sektor lain menggunakan crane, ban berjalan, dan mobil listrik.

Modal US$ 300

Dengan produksi melimpah, pemasaran jadi prioritas nomer wahid. “Kamu bisa produksi tanaman terbaik di dunia, tapi kalau tidak bisa menjual percuma,” ujar Tom, pemilik Metrolina. Oleh karena itu, melobi perusahan besar, seperi Wallmart Swalayan dan Homedepo dilakukan sejak awal. Promosi dilakukan dengan cara menjadi sponsor pada workshop dan seminar hingga menjadi peserta acara balap mobil.

Saat ini 90% hasil produki dijual kepada jaringan toko-toko swalayan dan toko-toko kebutuhan rumah tangga, seperti Wallmart, Lows, dan Homedepo. Sedangkan sisanya dijual kepada perorangan yang datang dan greenhouse-greenhouse lain. Pasar terbesar North dan South Carolina yang menyerap 75% produksi. Sisanya dipasarkan ke negara bagian Virginia, Tennessee, Georgia, dan Maryland.

Pengangkutan tanaman ke konsumen menggunakan truk berpendingin milik sendiri. Total jenderal perusahaan yang didirikan imigran asal Belanda itu memiliki 20 truk tronton dan 52 truk trailer.

Penjualan terbesar terjadi pada awal Mei dan akhir November. Yang pertama terjadi pada awal musim semi. Saat itu banyak penduduk negeri Paman Sam mulai bercocok tanam di pekarangan dan kebun. Sedangkan pada November ada perayaan Th anksgiving.

Omzet penjualan semester pertama 2004 mencapai 56-juta dolar AS setara Rp560-miliar. Hasil itu meningkat dibandingkan 2003 yang hanya 45-juta dolar AS atau Rp450-miliar. Sebuah nilai luar biasa untuk sebuah usaha yang dimulai dengan modal US$300. (M Apriza Suska, ahli hortikultura, peserta magang di Metrolina Greenhouses)

 

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Anak Muda Berbisnis Hidroponik

Trubus.id–Ahmad Ardan Ardiyanto memanen 25—30 kg selada hijau setiap hari. Ardan—sapaan akrabnya—menjual hasil panen ke tiga toko sayur dan...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img