Bagi kebanyakan hobiis, memelihara satwa predator dari Amerika Selatan itu tak lazim. Namun, vokalis grup rock God Bless itu rela mencurahkan kasih sayang pada klangenannya. Lihatlah ketika Iyek-panggilan akrab Achmad Albar-usai pentas Soundrenalin di Pekan Raya Jakarta, medio Desember 2004. Ia segera memacu jip wrangler ke puncak Gunung Salak untuk melampiaskan rindu kepada Saddam.
Di sana dengan tulus, pelantun Menanti Kejujuran dan Panggung Sandiwara itu meramu dan menyajikan pakan buat Saddam. Seekor ayam, tanpa kepala dan kaki- dipotong menjadi beberapa bagian. Daging itu kemudian direbus sesaat agar bau anyir darah hilang. ‘Supaya sifat beringas berkurang,’ ujar pria yang belajar musik di Bergen op Zoom, Belanda, itu. Hal serupa diulanginya saat sore. Untuk pakan, Iyek merogoh kocek Rp800.000/bulan.
Sambil memberi pakan ayah 3 anak itu mengamati tingkah anggota keluarga Felidae. Jika kepala digosok-gosokkan di jeruji dan ekor dikibas-kibas, tanda Saddam mau dibelai. Ketika itulah ia akan membelai tengkuk, leher, dan kaki hewan buas itu. Bercanda bersama jaguar menyenangkan. Sebaliknya, saat Saddam menggeram dan posisi siap menerkam, musisi yang mengibarkan grup musik Clover Leaf di Belanda itu mundur teratur.
Beli kecil
Untuk mengurangi risiko, taring Saddam terpaksa dipotong ketika berumur 5 bulan. Selain itu secara periodik kuku-kukunya dipotong. Biasanya Fauzy Albar-anak sulungnya-mengajak bercanda terlebih dulu. Harap mafhum, Saddam, semakin besar dokter hewan yang menanganinya kian takut. Begitu mendekat dari balik jeruji, jarum bius itu menancap di tubuh Panthera onca. Lalu dengan gerak cepat, sang dokter masuk ke kandang untuk melakukan pedikur alias memotong kuku Saddam.
Satwa karnivora itu sebetulnya klangenan Fauzi Albar yang sempat belajar di Pensylvania, Amerika Serikat ‘Dia beli diam-diam karena kalau saya tahu pasti ngga boleh,’ ujar kelahiran Jakarta 16 Juli 1946 itu. Saat dibeli, umurnya 2,5 bulan dan disembunyikan di kamar rumahnya di Kemang, Jakarta Selatan. Hampir setiap malam, Oji-sapaan Fauzy Albar tidur seranjang dengan pemangsa buas itu. Bercanda bersama juga kerap dilakukannya. Iyek akhirnya tahu jika Oji memelihara jaguar dari cerita teman-temannya dan pramuwisma yang ketakutan.
Saat tumbuh kian besar, Saddam terpaksa diungsikan ke Gunung Salak yang berhawa dingin seperti habitat aslinya. Di sana ia dititipkan di sebuah rumah rekannya. Dalam waktu dekat, Saddam akan menghuni villa baru yang kini pembangunannya hampir rampung.
Achmad Albar sebetulnya lama memendam hasrat untuk memelihara satwa klangenan. Sayang, kesibukannya sebagai musisi menjadi kendala. Ia berprinsip memelihara binatang harus total merawatnya. Sekarang intensitas kesibukan sedikit berkurang sehingga ia dapat melampiaskan hobinya itu.
Tertawan hati
Vokalis Gong 2000 itu juga tertawan hatinya ketika melihat sosok puppies. ‘Anjing itu lucu, bulu tebal, dan mata biru. Belangnya pun bagus,’ katanya. Itulah sebabnya tanpa pikir panjang ia langsung menjawab, ‘Ya’ ketika ditawari sahabatnya, Kemal. Dari 3 anakan, ia memilih seekor yang diberi nama Chika. Hasil silangan siberian husky dan samoyed mewarnai hari-hari Iyek.
Dokter langganan pun heran melihat tampang Chika. ‘Ini langka. Biasanya mengawinkan 2 ras berbeda susah,’ ujarnya seperti ditirukan Iyek. Ketika dibawa, Chika baru berumur 2 bulan. Lantaran lucu, penggemar renang dan lari itu pun senang merawatnya. Lagipula Chika mudah akrab dan penurut.
Tak heran, bila sehari-hari ia asyik bercanda dengan Chika. Bahkan, kalau ia suntuk pada malam hari dan tidak bisa tidur, ia memanggil Chika. Pantas jika ia amat menyayanginya. ‘ Ditukar 3 herder juga ngga mau,’ kata penggemar The Beatles itu.
Pernah Iyek mencampur Chika bersama Boni-anjingnya yang lain-agar akrab. Namun, doberman betina itu hampir menggigitnya. ‘Wah, kalau tidak segera dipisah, Chika bisa mati,’ kata aktor yang membintangi film Laila Majnun bersama Rini S Bono. Sejak itu Chika menghuni teras belakang.
Konsekuensinya tanaman di belakang pun terpaksa dibongkar karena diacak-acak. Sebuah sofa jebol digaruk-garuk cakarnya. Bahkan, ‘Tiga celana dan kaos sobek digigitnya,’ kata pria 58 tahun itu. Meski begitu, Iyek tiada bosan-bosannya mengajari Chika. Pernah ia memergoki Chika mau menggigit sepatu. Begitu dilarang, hingga kini perilaku itu tidak diulangi lagi. Kini, Chika pun sudah mengerti perintah duduk dan salaman.
Kasih sayangnya terhadap satwa klangenan diwujudkan dengan memandikan Chika setiap Ahad. Ia tak canggung lagi mengeramasi bulu lembut dan mengeringkannya. Silangan antarras itu doyan bermain air. Kalau hujan, anjing bermain sambil hujan-hujanan sehingga bulu cepat kotor. Bahkan, air minum pun sering diciprat-cipratkan ke tubuhnya. Makanya, setiap kali pergi ia selalu mengingatkan pramuwisma untuk mengontrol wadah air.
Kesedihan pemeran Jenderal Kancil dalam film anak-anak arahan Usmar Ismail itu ketika Chika sakit. ‘Saya lihat dia diam saja, ngga ada reaksi,’ ujarnya. Buru-buru Chika dibawa ke dokter untuk mendapat perawatan. Ia menduga penyebabnya dari makanan atau bakteri sehingga Chika buang-buang air. Toh, meski disuntik, kesembuhan Chika belum tiba. Akhirnya ia harus opname di klinik untuk menjalani perawatan intensif selama 3 hari. Setiap hari salah satu pramuwisma yang kontrol ke sana dengan membawa pakan.
Saking sayangnya, Chika pun pernah diajak pergi ke studio Camelia Malik di Ciganjur, Jakarta Selatan. Kebetulan Mia-panggilan Camelia Malik, adik Achmad Albar-juga suka anjing. Makanya, Chika diajak main hingga malam. Setelah bosan, Chika baru dibawa pulang.
Hobi lama
Di rumahnya di Cinere, Kotamadya Depok, Jawa Barat, seniman itu tampak akrab dengan golden retriever bernama Bela, doberman (Boni), dan german sheperd (Alf). Bela dan Boni dibeli oleh Fadil Albar, anak bungsunya; Alf, pemberian salah satu teman. ‘Ketika datang, Alf kurus dan kaki pincang. Sekarang kondisinya agak membaik.
Hobi memelihara satwa sebetulnya ditekuni Iyek sejak 20 tahun silam. Ketika itu ia memelihara 2 herder yang diurus sendiri. Namun, ditinggal seminggu yang satu mati, satu lagi jatuh dari loteng hingga pincang. Gara-gara kematian Oscar-nama anjingnya-2 dasawarasa silam itulah ia taruma memelihara satwa klangenan termasuk anjing.
Seiring terhapusnya trauma itu keinginan memelihara satwa pun terbit lagi. Chika, Saddam, dan 3 anjingnya bukti keseriusan Iyek dalam menjalankan hobi. Kepada mereka rindu itu selalu hadir. Itulah sebabnya meski di luar kota, ia kerap menelepon ke rumah untuk menanyakan kondisi mereka. Perhatian yang pantas. Sebab, Iyek mengaku mendapat kebahagiaan ditemani anjing dan jaguar. (Nyuwan SB)