Strategi memaniskan jambu madu di daerah bercurah hujan tinggi.
Embel-embel madu pada jambu madu deli hijau merujuk pada citarasa buah yang manis bak madu. Namun, buah jambu deli hijau di kebun Badri terasa hambar. Rasanya “dingin” dan berair. Daging bagian dalamnya mirip gabus. Ia menanam 40 pohon jambu di pot berdiameter 40 cm pada November 2013. Padahal, pertumbuhan jambu madu deli hijau itu relatif bagus, subur dan berbuah lebat.
Pekebun di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, itu menggunakan media tanam campuran sekam mentah, pupuk kandang kambing, dan tanah dengan perbandingan seimbang. Ia melarutkan 2 sendok pupuk mutiara NPK 16:16:16 lalu menyiramkan untuk 10 pohon yang diberikan 1 kali per bulan. Pada umur 6 bulan, jambu mulai berbunga dan berbuah, meski yang jadi buah hanya 1—2 buah. Sayang rasanya hambar.
Mendung
Menurut dosen Departemen Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor, Dr Ir Ahmad Junaedi MSi, iklim mikro mempengaruhi tingkat kemanisan jambu deli hijau. Suhu di Cikarawang cenderung sejuk karena acap kali mendung. Curah hujan 1.500 mm pada musim kemarau dan 3.500 mm pada musim hujan. Akibatnya intensitas sinar matahari rendah sehingga fotosintesis berlangsung tak optimal.
Semakin rendah intensitas sinar matahari yang diterima, maka tanaman memerlukan waktu lebih lama untuk melakukan proses fisiologi.
Hal serupa dikemukakan Dr Ir Mohammad Reza Tirtawinata MS, pakar buah di Bogor. Menurutnya, curah hujan di Bogor tinggi sehingga berdampak pada intensitas sinar matahari rendah. Dampaknya proses perubahan karbohidrat menjadi gula dalam buah pun tak optimal. Itulah sebabnya buah jambu madu itu hambar. Kondisi iklim mikro itu kian diperparah oleh media tanam yang lembap. Badri menggunakan media tanam terdiri dari sekam mentah, tanah, dan pupuk kandang.
Kombinasi intensitas sinar matahari rendah dan media lembap itulah penyebab deli hijau rasanya hambar. Menurut pekebun jambu deli hijau di Binjai, Sumatera Utara, Sunardi, ukuran pot yang digunakan Badri terlalu kecil. Idealnya pekebun menggunakan pot berdiameter 60 cm. Sebab pot kecil menyebabkan akar sulit tumbuh dengan leluasa. Akibatnya pasokan hara pun terbatas sehingga proses metabolisme dalam tanaman pun terhambat.
Lulusan STM Jurusan Otomotif itu menanam jambu deli hijau asal Binjai, Sumatera Utara, pada November 2013. Petani itu mendapat bantuan 316 bibit dari Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian untuk ditanam di lahannya seluas 1.400 m2. Pekebun berusia 51 tahun itu menanamnya di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Selain menanam di pot tanpa naungan, ayah 3 anak itu juga membudidayakan 80 pohon jambu madu di pot 40 cm dalam screenhouse seluas 200 m2 dan menanam 180 pohon langsung di tanah—tanpa pot.
Suhu tinggi
Delapan puluh tabulampot jambu madu dalam screenhouse pernah merana. Pohon meranggas karena banyak daun berguguran. Menurut Badri pada musim kemarau suhu dalam screenhouse mencapai 37° C. Bahan screen dari nilon atau kenur yang menyerap panas diduganya jadi pemicu suhu di dalamnya sangat panas. Akibatnya sebagian daun layu, kering, lalu berguguran. Beragam serangga seperti belalang dan kepik leluasa berkeliaran. Bahkan seekor belalang sebesar kelingking tengah melahap daun hingga rusak parah.
“Pada kemarau lalu, petugas kepanasan sehingga tidak tahan berada di dalamnya,” ujar ketua kelompok tani Subur Makmur itu. Oleh karena itu tanaman hanya disiram 1 kali sehari apalagi, air harus dipikul dari kali kecil berjarak 70 m dari kebun. Menurut Sunardi cara budidaya itu berbeda dengan prosedur operasi standar. Pekebun idealnya menyiram 2—3 kali per hari terutama saat pembesaran buah pada kemarau untuk mengimbangi suhu panas dalam rumah kasa. Idealnya pekebun memasang jaringan irigasi agar lebih praktis.
Jambu madu hasil budidaya di pot dan ditanam langsung di tanah tanpa naungan ternyata menghasilkan buah yang hambar pada panen perdana. Namun, pohon yang ditanam dalam naungan screenhouse langsung menghasilkan buah manis. Pada akhir November 2014 pohon berbuah lebat. Bahkan, menurut ayah 3 anak itu, beberapa cabang sampai patah karena tidak kuat menopang buah.
Badri tidak menyeleksi buah. Semua buah dibiarkan hingga panen. Rasanya pun cukup manis dengan tingkat kemanisan 11° briks. Bandingkan dengan tingkat kemanisan jambu deli hijau hasil budidaya pekebun di Binjai, berkisar 9—15° briks. Menurut Ahmad Junaedi buah hasil penanaman di dalam screenhouse lebih manis karena secara genetik jambu itu memang manis dan lingkungan tumbuh sesuai keinginannya.
Ahmad Junaedi mengatakan pekebun jambu madu di daerah bercurah hujan tinggi seperti Bogor tetap dapat menghasilkan buah manis. Syaratnya menghadirkan lingkungan mikro yaitu suhu di sekitar tanaman berkisar 34—36°C. Pada kasus Badri, Akhmad Junaedi menyarankan agar buah ditanam dalam rumah kasa dan mengatur pupuk makro dan mikro agar buah deli hijau tetap manis di daerah berketinggian 300 m di atas permukaan laut itu. (Syah Angkasa)