Friday, July 11, 2025

Agro Transpor

Rekomendasi
Eka Budianta*
Eka Budianta*

Dua hal penting yang melekat pada agribisnis adalah komunikasi dan transportasi.  Berkat komunikasi yang cepat, petani di tempat terpencil pun segera maklum harga komoditas apa saja yang sedang mahal di kota. “Tanpa informasi dan transportasi yang bagus, harga cabai bisa melejit sampai Rp200.000 per kg,” kata pengurus Forum Kerjasama Agribisnis, Floribertus Rahardi.

Dikatakannya pada awal 2017 nyaris terjadi krisis cabai. Permintaan cabai di perkotaan meningkat. Namun, segera diatasi berkat surplus di beberapa daerah. Sukses transportasi dan komunikasi tidak terasa. Lalu-lintas baru bermasalah saat tidak ada atau macet.  Kalau lancar-lancar saja, dianggap biasa dan kurang diapresiasi. Padahal, sejak harga bensin disamakan untuk seluruh Indonesia, agribisnis mendapat berkahnya. Harga bahan pokok yang semula cenderung lebih mahal di Papua, bisa dikoreksi. Demikian juga pembangunan pelabuhan baru, jalan bebas hambatan, dan penyebaran telpon seluler sampai ke desa-desa.

Taksi modif
Di desa-desa muncul “taksi modif” yang melayani pengangkutan panen dari sawah-sawah.  “Sekarang para petani di Polewali Mandar  tidak takut gabahnya menumpuk di sawah karena tak ada yang mengangkut pulang,” kata Risal, buruh angkut gabah di Sulawesi Barat.  Ia memodifikasi motornya dengan modal Rp4 juta.  Jok dan bannya diganti supaya bisa mengangkut karung dan melalui jalan becek.

Hasilnya setiap hari dia bisa mengangkut puluhan karung gabah.  “Ongkosnya berkisar antara Rp7.000—Rp20.000 tergantung jauh dekatnya,” tuturnya. Musim panen Maret 2016 setiap hari bisa meraup ratusan ribu rupiah. Akhirnya ia berhasil mengumpulkan uang Rp7- juta.  Yang penting, tak ada lagi tumpukan gabah kepanasan, kehujanan sampai berminggu-minggu di sawah.

Mengapa itu bisa terjadi? Secara tradisional petani menggunakan kuda untuk mengangkut panen di medan-medan yang berat.  Saat panen berlimpah, tidak cukup kuda dapat dikerahkan.  Akibatnya ratusan pemilik motor membuat “taksi modif” dan ikut melancarkan pasokan pangan. Tentu, sambil menikmati keuntungan. Di tempat lain, kendaraan roda tiga menjadi andalan.

Awalnya itu adalah murni kreativitas petani, sehingga sepeda motor bisa mengangkut banyak barang. Namun, sekarang sudah banyak motor roda tiga rakitan pabrik.  Hal itu sangat berguna untuk menggantikan kuda, sapi, dan kerbau yang secara tradisional dipekerjakan sebagai pembawa beban.

Teknologi pengangkutan untuk petani semakin terbantu dengan munculnya mobil nasional (mobnas), kendaraan murah, dan pembuatan traktor tangan. Lebih dari itu, kebutuhan truk kecil dan truk besar pun makin berkembang. Pengangkutan hasil panen ini dapat dilihat kalau kita berdiri di dermaga penyeberangan feri.  Berapa banyak truk antri membawa nangka, pisang, pepaya, ayam, dan hasil bumi lain yang diseberangkan ke Merak dari Bakauheni.

Tentu bukan hanya untuk komoditasnya, tapi juga untuk manusianya. Diperlukan bus-bus agrowisata, membawa rombongan penikmat kebun dan sawah. Jangan heran kalau melihat bus terbuka, semacam “odong-odong” yang mulai berseliweran di desa-desa Jawa Tengah dan Jawa Timur.  Praktikus hortikultura, Hari Dharmawan di Bawen dan Ngebruk dekat Semarang, Jawa Tengah, bahkan telah menyiapkan berkilometer jalan yang mulus di seputar kebunnya.

Pentingnya sarana jalan mulai dirasakan ketika Gubernur Jenderal Daendels membangun 1.000 kilometer jalan antara Anyer di Banten sampai Panarukan di Jawa Timur pada 1808. Itulah jalan ekonomi agrikultur pertama di negeri kita.  Pada titik-titik tertentu ditandai dengan pelabuhan untuk mengekspor hasil bumi.  Ada pelabuhan khusus untuk mengirim panen asam jawa Tamarindus indica bahan baku obat dan minuman. Pelabuhannya disebut Asembagus.

Angkutan Laut
Bagaimana kapal-kapal pengangkut lembu dan ternak lain untuk antarpulau? Ada pengamat mencatat bahwa sarananya tersedia, tapi yang diangkut belum tentu ada. “Kalau barangnya kosong, apa yang mau diseberangkan?” katanya. Hal itu tentu terkait dengan produktivitas daerah.  Ada kalanya pasokan belum mencukupi. Apalagi bila konsumsi terus meningkat. Akibatnya kita saksikan banyak daging sapi, bahkan buah-buahan harus diimpor dari berbagai negeri.

Yang terpenting adalah pembenahan peraturan, lalu-lintas di laut, sistem asuransi, pengamanan, dan retribusi.  Pengelolaan “tol laut” tidak sederhana seperti “tol darat”. Di pelabuhan feri Merak, misalnya, diterapkan 9 macam tarif penyeberangan.  Mengapa? Karena ukuran besar, bobot, dan urgensi yang diseberangkan berbeda-beda.  Ada balok-balok kayu, bahan bangunan termasuk semen dan besi. Ada juga telur, bahkan ikan, dan ternak hidup yang harus diprioritaskan, dan penanganan dengan hati.

Sarana transportasi laut mulai diurus juga sejak dua abad yang lalu, tepatnya pada 1822. Gubernur Jenderal van der Capellen mendirikan bengkel reparasi kapal laut yang dikenal sebagai NV Nederlandsch Indische Industrie.  Itulah awal dari Penataran Angkatan Laut (PAL) yang berkibar sebagai PT PAL Indonesia sejak 1980.  Persero itu menghasilkan bermacam kapal termasuk kapal pesiar, kapal selam, kapal perang dan diekspor.

Namun, yang tidak boleh dilupakan adalah kapal pengangkut pangan, terutama yang berpendingin dan berfungsi sebagai pengolahan, termasuk pengalengan ikan. Hasil bumi menggerakkan industri galangan kapal dan membuka pelabuhan. Bahkan 1.500 tahun lalu, kapal-kapal datang untuk mencari getah barus dan kemenyan. Pada abad ke-17 pelabuhan Banten pun jadi ramai karena berlimpahnya panen lada.

Sarana transportasi penting untuk mendukung agribisnis.
Sarana transportasi penting untuk mendukung agribisnis.

Hal itu juga dibahas dalam lokakarya bilateral Universitas Indonesia dan Coventry University, Maret 2017 yang mengunjungi Benteng Speelwijk di Banten Lama. Saya beruntung mengikuti acara itu. Meski belum mengulas transportasi agromaritim kita, Wawasan Nusantara diperkenalkan dengan baik pada para oseanolog dunia.  Isu terpentingnya adalah pengelolaan laut berkelanjutan dan samudera sebagai sumber energi.

Dr Agus Sunjarianto Pamitran memperkenalkan instalasi bubur-es untuk membantu nelayan.  Dengan pendingin ice slurry yang berbahan baku air laut, hasil tangkapan dapat dipertahankan segar di perjalanan.  Teknologi tepat guna yang ramah lingkungan selalu diperlukan dalam agro-transportasi. Sebetulnya berbagai peralatan canggih sudah tersedia kalau mau impor, tetapi lebih bagus bila dapat dikedepankan kreatifitas dalam negeri.

Orientasi fungsi
Pertanyaan bagi para penerus adalah mana yang lebih utama, gengsi atau fungsi? Sudah waktunya angkatan kerja mengedepankan fungsi kendaraan kerimbang sekadar gengsi.  Di Thailand dan Tiongkok kendaraan untuk kerja – dengan bak pengangkut barang, lebih disukai. Demikian juga di perdesaan kita, pick-up, ledhok, dan gerandong mulai unjuk gigi. Gerandong (gerobak andong) traktor tangan rakitan yang dipakai mengangkut hasil pertanian.

Ada juga chasis kendaraan yang ditempeli generator berkekuatan 8,5 sampai 26 tenaga kuda. Kreativitas dari perdesaan inilah yang kelak akan mewujutkan mobil nasional. Sekarang, baru dikenal sebagai kerbau besi, dan kereta lori di perkebunan karet, kelapa sawit, dan dusun-dusun pedalaman. Meskipun begitu, angkutan udara modern dan canggih pun mulai digarap. Drone pemetik durian, bisa disambung dengan helikopter ke pangkalan terdekat.

Di perairan Banten juga saya menyaksikan bagaimana ikan barramundi dipeliara, diolah, dikemas dan langsung diterbangkan dari bandar udara Soekarno-Hatta ke Hongkong, San Francisco, bahkan Toronto di Kanada. Pengelolaan transportasi agro melahirkan bangsa yang cerdas dan kreatif.  Bukan hanya di darat, tapi mulai dari dasar laut, sampai di udara. Bayangan kita tentang agrotranspor tidak sebatas mobil bak pengangkut nanas, avokad,  salak, rambutan; bahkan kepiting dan rajungan di kaki lima.  ***


*) Budayawan, kolumnis Trubus sejak 2001, aktifis Tirto Utomo Foundation dan kebun organik Jababeka, Cikarang. 

Artikel Terbaru

Mahasiswa Peternakan UMM Ciptakan Suplemen Ternak dari Ampas Jamu

Trubus.id-Sepuluh mahasiswa Program Studi Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menciptakan inovasi suplemen pakan alami bagi ternak sapi perah. Produk...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img