Minyak magnesium menghentikan radang telinga.

Pikiran Handayani Lestari melayang tak keruan. “Saya tidak nyenyak tidur lantaran rasa sakit di kepala dan telinga kanan,” ujar Handayani. Keesokan pagi ia menemui dokter. Di daerah tempat tinggalnya Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, tidak ada dokter spesialis telinga, hidung, dang tenggorokan (THT). Jika memilih dokter spesialis, ia pun harus bersabar menempuh perjalanan selama 1 jam ke Semarang.
Setelah memeriksa intensif, dokter mendiagnosis ibu 3 anak itu menderita glue ear, cairan di telinga bagian tengah menjadi kental seperti lem (glue) akibat sekresi aktif dari kelenjar dan kista di dalam mukosa telinga tengah. Gangguan itu lazim pula disebut otitis media supuratif kronik (OMSK).
Pendengaran terganggu
Dokter di Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, dr. Himawan Wijoyo Husodo SpTHT, mengatakan, makanan dan minuman dingin memicu peradangan karena adanya alergi dingin atau bakteri yang masuk. Selain itu amandel dan tidak tahan dingin juga memicu peradangan. Demikian pula konsumsi makanan dan minuman yang mengandung bakteri sehingga menyebabkan infeksi.
OMSK merupakan infeksi telinga bagian tengah, biasanya disertai pengeluaran cairan dari liang telinga sehingga disebut supuratif. Disebut kronik jika penyakit itu hilang-timbul atau menetap selama 2 bulan atau lebih. Bagian mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid terluka yang disebabkan oleh invasi bakteri maupun virus ke dalam telinga tengah baik secara langsung maupun tidak langsung akibat infeksi saluran napas atas yang berulang.

Menurut dosen Studi Ilmu Penyakit THT-KL, Fakultas Kedoteran, Universitas Sumatera Utara, dr. Farhaan Abdullah, radang telinga glue ear merujuk pada terjadinya penyumbatan cairan kental di telinga bagian tengah. Akibatnya pendengaran penderita terganggu. Penyebabnya beragam seperti alergi, infeksi kuman, dan kerusakan mekanis pada tuba auditorius—saluran penghubung antara telinga dan hidung.
Survei Departemen Kesehatan menunjukkan, kuman penyebab OMSK antara lain Staphylococcus aureus sebanyak 26%, Pseudomonas aeruginosa 19,3%, Streptococcus epidermidimis 10,3%, gram positif lain 18,1%, serta kuman gram negatif lain 7,8%. Dokter biasanya memberikan obat tetes atau obat semprot ke liang telinga yang digunakan selama sepekan atau lebih, hingga gejala yang dirasakan hilang.
Pasien menggunakan obat tetes itu setiap pagi dan malam. Obat tetes telinga mengandung antibiotik dan kortikosteroid untuk mengatasi infeksi, serta mengurangi radang, dan gatal. Adapun untuk otitis eksterna yang terjadi akibat penggunaan antibiotik secara berlebihan atau karena kelainan kulit seperti psoriasis, obat tetes telinga yang digunakan hanya mengandung kortikosteroid. Dokter lazimnya memberikan obat tetes telinga dengan kandungan antibiotik pada otitis eksterna karena infeksi.
Antibakteri

Penderita yang mendapat infeksi telinga biasanya menderita infeksi saluran napas atas semisal influenza atau sakit tenggorokan. Antara hidung dan telinga dihubungkan oleh sebuah saluran tuba auditorius. Jika infeksi di saluran atas tak diobati dengan baik bisa menjalar ke telinga. Lantaran radang telinganya tak kunjung sembuh setelah 1,5 bulan, Handayani menghentikan pengobatan itu.
Pada pertengahan September 2018 seorang kerabat menyarankan Handayani memberikan minyak magnesium—racikan dari bahan alami antara lain bawang putih dan gingseng. Perempuan 40 tahun itu memenuhi saran kerabat karena berharap kesembuhan. Ia tidak membuat minyak magnesium, tetapi memperolehnya dari Agus Irwanto, herbalis di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Handayani pun rutin menggunakan minyak magnesium dengan cara menyemprotkan 2—3 kali ke bagian kepala dan belakang telinga. Khusus bagian dalam ia menggunakan kapas (cotton bud) yang ditetesi minyak magnesium. Sepekan kemudian, kondisi tubuhnya kian fit dan pendengarannya pun membaik. Peradangan pun mengecil dan tidak sakit lagi ketika telinga dipegang.
Minyak dengan unsur magnesium itu mengandung berbagai bahan herbal yang dapat mengurangi peradangan dengan tepat dan cepat. Riset peneliti Central Food Technological Research Institute, Mysore, India, Negi Singh, membuktikan efek antibakteri gingseng. Dari hasil uji, ekstrak gingseng aktif menumpas berbagai bakteri seperti Bacillus cereus, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Pseudomonas aeruginosa. Bukti itu diperkuat oleh penelitian in vitro di Central Food Technological Research Institute, Mysore, India, Bhavani Shankar.
Minyak gingseng menekan pertumbuhan beberapa bakteri seperti Streptococcus, Staphylococcus, dan Lactobacillus. Efek antipembengkakan juga diperoleh dari ekstrak gingseng. Ia bekerja menghambat aktivasi NF-kappaB yang menjadi target pengobatan lantaran protein itu mengendalikan senyawa penyebab peradangan. Adapun bawang putih bersifat antiradang dan menyembuhkan pembengkakan telinga.
Zat antibakterial dan antivirus dari bawang putih bisa membunuh bakteri dan kuman di telinga. Menurut dr. Himawan SpTHT kekurangan magnesium banyak terjadi karena faktor gaya hidup yang secara aktif menguras tingkat magnesium dalam tubuh seperti misalnya kurang tidur, stres berlebih, konsumsi alkohol, kafein, dan atau gula. Oleh karena itu, sebaiknya konsumsi kacang-kacangan seperti kacang merah, kedelai, edamame, kacang tanah, dan jenis serealia seperti gandum. (Tiffani Dias Anggraeni)