Trubus.id—Budidaya ikan kerapu cantang menjadi pilihan petambak di Desa Labuan, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Chusnul Karim, saat ini. Selama pengalamannya 20 tahun menjadi petambak, budidaya kerapulah yang lebih menguntungkan.
Harga kerapu di tingkat peternak saat ini Rp110.000 per kg. Oleh karena itu, peternak seperti Darnoto memilih bertahan dan menjadikan kerapu sebagi pendapatan utama. Selain itu budidaya kerapu juga relatif lebih mudah.
“Satu orang pekerja bisa merawat 1—2 petak (3.000 m2 , red) soalnya kerjaannya agak ringan,” ujar Karim. Itu beda dengan vanamei. Dalam satu hari saja pekerja harus memberi makan hingga 4 kali.
“Kalau kerapu cukup sekali,” kata Karim yang membudidayakan kerapu dalam satu siklus produksi, yaitu 12 bulan. Padat tebar 5.000— 6.000 bibit berukuran 7 cm untuk kolam 3.000 m2.
Sebetulnya dari bibit berukuran itu siap panen pada umur 8 bulan, yaitu saat kerapu berbobot lebih dari 600 g per ekor. Namun, pertumbuhan kerapu biasanya tidak seragam. Akibatnya, panen dilakukan bertahap. Yang belum berbobot 600 g, terpaksa dirawat lagi hingga 1—2 bulan.
“Setelah dipanen semua, kolam juga harus dibersihkan ulang, ditata ulang, untuk ditebar lagi bibit yang baru,” kata Karim. Hasil panen dipasarkan ke Jakarta dan Surabaya, Jawa Timur. Berikut analisis usaha kerapu.
Asumsi:
- Luas kolam 3.000 m2.
- Kolam yang digunakan adalah kolam sewa.
- Populasi ikan kerapu cantang sebanyak 5.000 ekor.
- Benih kerapu cantang yang digunakan berukuran 3 inci atau 7—8 cm per ekor.
- Masa budidaya ikan kerapu cantang 8 bulan dan siap panen saat berbobot minimal 600 g per ekor.
- Satu siklus produksi 12 bulan.
BEP untuk volume produksi: BEP = Total Biaya Produksi:Harga Jual (BEP = Rp97.691.333:Rp110.000 = 888. Artinya titik balik modal tercapai bila total produksi selama 8 bulan mencapai rata-rata 888 kg.
BEP untuk harga produksi: BEP = Total Biaya Produksi:Volume Rata-rata Produksi (BEP = Rp97.691.333: 2.550= Rp38.310 ). Artinya titik balik modal tercapai bila harga jual minimal Rp38.310 per kg.
Rasio Pendapatan per Biaya (R/C Ratio = Pendapatan Kotor:Total Biaya Produksi R/C ratio = (Rp280.500.000:Rp97.691.333 = 2,9). Artinya setiap biaya sebesar Rp1,00 diperoleh pendapatan Rp2,9. R/C ratio lebih dari 1 berarti usaha ini menguntungkan.