Monday, March 3, 2025

Andalas, Maskot dari Pulau Sumatra yang Kian Terancam

Rekomendasi

Trubus.id — Pohon andalas tergolong istimewa karena kayunya berkualitas serta daun dan buahnya bermanfaat untuk kesehatan. Saking istimewanya, Pemerintah Sumatra Barat menjadikan andalas sebagai flora maskot. Hal itu tertuang pada Surat Keputusan (SK) Gubernur Sumatra Barat No. 522-414-1990 tanggal 14 Agustus 1990.

Pemilihan andalas sebagai flora maskot berkaitan erat dengan peranan tanaman itu dalam kehidupan dan budaya masyarakat Minangkabau. Masyarakat Minangkabau sudah sejak lama sering memanfaatkan kayu andalas sebagai tiang rumah gadang (rumah adat). Mereka menilai kayu andaleh—sebutan andalas oleh masyarakat Sumatra Barat—merupakan kayu berkualitas baik, kuat, dan tahan rayap.

Kayu andalas juga digunakan sebagai bahan baku industri, misalnya mebel. Hal ini wajar, karena kayu andalas tergolong awet (kelas awet I dengan BJ 0,75). Aspek lain, kayu andalas mudah dalam pengerjaan. Wajar saja, jika kayu andalas bernilai jual tinggi.

Menurut Prof. Dr. Syamsuardi, M.S., M.Sc., dosen Jurusan Biologi Universitas Andalas, Sumatra Barat, tinggi pohon andalas mampu mencapai 40–60 meter. Karakter khas andalas lainnya adalah batang bergetah putih.

“Jika dirawat dengan baik, andalas bisa tumbuh dengan batang lurus dan kuat sehingga dapat menghasilkan kayu berkualitas,” kata Syamsuardi.

Selain kayu, daun andalas pun memiliki banyak kegunaan. Daun andalas kaya akan antioksidan sehingga baik untuk kesehatan. Selain itu, daun andalas berpotensi sebagai pakan alternatif ulat sutra. Dengan demikian, andalas dapat menunjang pengembangan bisnis dan industri kain sutra.

Adapun ciri daun andalas yakni bentuk daun bulat telur (ovatus) sampai jantung (cordatus). Ukuran daun beragam, panjang 5–22,1 cm dan lebar 3,2–20,6 cm. Pinggir daun bergerigi dengan jumlah pertulangan daun sekunder sebanyak 4–7 pasang.

Pohon andalas menggugurkan daunnya sekali setiap tahun. Pengguguran daun itu adalah periode peralihan dari periode vegetatif ke generatif. Satu bulan kemudian, akan muncul tunas daun baru yang diiringi dengan munculnya kuncup bunga.

Syamsuardi menyebut andalas merupakan pohon berumah dua (dioceous). Artinya, bunga jantan terdiri atas 4 kepala sari dan bunga betina terdiri atas satu putik bercabang dua. Kelopak bunga ditutupi bulu-bulu. Bunga merupakan bunga majemuk berbentuk malai yang terletak di ketiak daun. Bentuk tajuknya rimbun.

Sayangnya, saat ini sedikit masyarakat yang mengetahui jenis dan keberadaan andalas. Hal itu karena populasi andalas semakin anjlok lantaran eksploitasi yang berlebihan. Masyarakat kerap memanfaatkan andalas sebagai keperluan bahan bangunan. Namun, pemanfaatan itu tidak diikuti dengan pelestarian.

Menurut Syamsuardi, saat ini untuk menemukan pohon andalas di hutan, perlu menempuh perjalanan yang panjang dan jauh. Itu pun andalas hanya ditemukan di kawasan yang relatif terjamin perlindungannya, seperti di hutan adat Nagari Andaleh dengan populasi 12 pohon per hektare. Populasi andalas juga bisa ditemui di jalur pendakian Gunung Kerinci–Gunung Tujuh, kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, Provinsi Jambi (sebagian Solok Selatan, Sumatra Barat) dengan jumlah individu yang sedikit.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Daya Tarik Padi Jarwo

Hamparan sawah untuk budidaya padi jajar legowo menjadi daya tarik wisatawan. Trubus.id-“Mulyaharja ini surga tersisa di Kota Bogor.” Muhammad Khoerudin...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img