Tuesday, February 18, 2025

Aneka Kerajinan Tangan dari Purun

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id — Semakin banyak masyarakat yang memanfaatkan purun menjadi beragam kerajinan tangan, seperti tas, sedotan, tikar, dan topi. Padahal, sebelumnya banyak orang mengabaikan keberadaan rumput liar ini.

Salasiah, salah seorang perajin purun di Kelurahan Palam, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, mengolah purun menjadi tas. Di Kelurahan Palam terdapat empat kelompok perajin purun. Setiap kelompok terdiri atas 15–45 orang.

“Dulu banyak yang menanam purun, sekarang purun tumbuh liar,” tutur Maemunah, anak Salasiah yang juga menganyam purun.

Perajin purun lain, Khusnur Rohmah, S.S., membuat berbagai produk seperti tas, bakul, topi, tikar, nampan, pot, dan bucket bag. Perajin di Tabalong, Kalimantan Selatan, itu membeli seikat purun seharga Rp7.000—terdiri atas 400 batang—dari pengepul.

Ia mengolah seikat purun menjadi 10–20 tas bergantung pada ukuran. Kapasitas produksi Khusnur 400 tas dan 500 bakul per bulan.

Menurut Khusnur, pesanan meningkat saat hari raya. Ia juga menjual ke Malaysia. Omzet dari perniagaan itu Rp20 juta–Rp30 juta per bulan.

“Penggunaan purun sangat bagus, selain untuk lingkungan juga membantu para perajin lokal,” tutur perempuan kelahiran Cilacap, Mei 1988 itu.

Purun yang digunakan adalah purun danau. Menurut Junaidah, S.Hut., M.Sc., fungsional PEH di Balai Penerapan Standardisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPSI LHK Banjarbaru), permukaan purun danau Lepironia articulata lebih kasar.

Selain itu, kerapatan sel purun danau lebih tinggi daripada purun tikus Eleocharis dulcis. Nilai kerapatan ini berkaitan erat dengan kekuatan daya tarik purun.

Menurut Junaidah, makin tinggi nilai kerapatan, makin tinggi kekuatan purun. Magister Kehutanan alumnus Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada itu menuturkan, purun tumbuh di rawa tergenang air atau tanah masam dengan pH 2,5–3,5 sehingga menjadi salah satu vegetasi indikator untuk tanah asam sulfat.

Tumbuhan anggota famili teki-tekian itu adaptif di lahan berketinggian 0–1.350 meter di atas permukaan laut. Keberadaan dan pemanfaatan purun tanpa merusak kondisi alaminya, mendukung upaya pelestarian fungsi lahan gambut.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Olahan Bawang Merah di Probolinggo Tembus Pasar Ekspor 

Trubus.id–Nurul Khotimah mengirimkan bawang goreng empat hingga lima kali setahun ke ke Singapura, Korea Selatan, Jepang, atau Kanada. Setiap...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img