Trubus.id—Tanaman hias Anthurium jenmanii diburu oleh pasar mancanegara dan lokal. Hal itu menjadi berkah bagi pebisnis dan penangkar Anthurium jenmanii di Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah, Sutardi.
Ia dapat meraup omzet ratusan juta rupiah dari satu kali perniagaan Anthurium jenmanii cobra pink. Pembeli dari mancanegara seperti Filipina dan Thailand.
“Setidaknya dalam setahun terdapat dua hingga tiga kali kunjungan. Biasanya di setiap rombongan ada 3 turis yang memborong tanaman,” ujar Sutardi.
Nilai transaksi setiap orang mencapai Rp300 juta—Rp400 juta. Artinya Sutardi mengantongi Rp900 juta per sekali kunjungan dari mancanegara. Pendapatan itu baru dari pasar mancanegara saja.
Sutardi juga memiliki pelanggan yang tersebar di berbagai kota besar di Indonesia. Sebut saja Banda Aceh, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Pekanbaru (Provinsi Riau), Bandung (Provinsi Jawa Barat), dan Surabaya (Provinsi Jawa Timur).
Harga tanaman bervariasi mulai dari Rp300.000—Rp30 juta per tanaman. Harga Anthurium jenmanii cobra pink cukup fantastis mencapai Rp30 juta untuk tanaman remaja berumur 3 tahun dan panjang daun sekitar 20 cm.
Wajar para konsumen dari dalam dan luar negeri kepincut karena penampilan tanaman itu sungguh indah. Setiap helai daun terdapat semburat merah muda sehingga tanaman terlihat artistik.
“Biasanya sekali promosi langsung via daring terdapat 50 tanaman terjual,” ujar pria yang kerap mengikuti kontes tanaman hias itu.
Jumlah omzet yang diperoleh mencapai Rp15 juta sekali promosi langsung via daring. Dalam sepekan minimal Sutardi melakukan promosi langsung via daring sebanyak satu kali. Berarti omzet dari penjualan pasar lokal sebanyak Rp60 juta per bulan.
Total jenderal omzet penjualan lokal dan mancanegara mencapai Rp2,5 miliar per tahun. Pendapatan sebesar itu tidak melulu dari hasil promosi langsung via daring saja.
Ia konsisten mengunggah gambar tanaman di laman media sosial miliknya setiap hari. Upaya itu pun menjaring berbagai pembeli mulai dari kalangan kolektor dan pebisnis. Agar pasokan terjaga, Sutardi memperbanyak tanaman dengan cara semai dan pemisahan anakan.