Trubus.id— Perubahan iklim ekstrem berpotensi memengaruhi jalannya produksi pangan. Oleh karena itu Kementerian Pertanian (Kementan) selalu berupaya untuk memastikan produksi pangan bisa terus berjalan di tengah ancaman dampak perubahan iklim.
Salah satunya mengatasi dampak kekeringan di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah (Jateng). Khususnya di Desa Sobo, Kecamatan Geyer dan Desa Jatilor, Kecamatan Godong, sekitar 200 hektare (ha) untuk mendukung Gerakan nasional (Gernas) tanam padi.
Kementan langsung melakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan, petugas UPTD pengairan Kecamatan Geyer dan Godong, Danramil Geyer dan Godong, serta petugas PPL dan petani setempat.
“Semua pihak terkait memang harus bekerja sama untuk memanfaatkan air secara efisien sehingga dapat mengurangi dampak kekeringan,” kata Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, dilansir dari laman resmi Kementrian Pertanian.
Kesepakatan bersama seperti pengaturan waktu pembagian air serta penertiban pompa-pompa air yang langsung mengambil air di saluran, supaya tidak secara bebas menggunakan air.
“Dengan demikian maka luas lahan sekitar 200 ha dapat terselamatkan sampai panen,” kata Mentan Syahrul.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Ali Jamil, menjelaskan, kegiatan Gernas ini dilakukan di dua lokasi. Pertama, di Desa Sobo, Kecamatan Geyer yang dikelola Gapoktan Ngudi Makmur dengan area terdampak 25 ha dengan luas hamparan 35 ha.
Kedua, di Desa Jatilor, Kecamatan Godong yang dikelola Gapoktan Jatilor dengan area terdampak 25 ha dengan total hamparan 100 ha.
“Untuk mengairi lahan sawah ini menggunakan sumber air Daerah Irigasi Sidorejo dari Waduk Kedung Ombo (WKO) dan sumber air sungai lusi,” ujar Ali Jamil.
Ali Jamil menjelaskan jenis irigasi yang saat ini tengah dikembangkan Kementan adalah irigasi perpompaan dan perpipaan, terutama untuk menghadapi musim kemarau ekstrem.
Selain itu, tujuan dari kegiatan irigasi perpompaan dan perpipaan adalah memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai suplesi air irigasi bagi komoditas tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan serta budi daya ternak.
Luas layanan minimal 20 ha (tanaman pangan), dan 10 ha (hortikultura, perkebunan, dan peternakan). “Kunci utama dari jenis irigasi perpompaan adalah terdapatnya sumber air. Walaupun posisi air di bawah permukaan lahan pertanian tidak masalah. Itu karena menggunakan pompa untuk pemanfaatannya,” terangnya.
Output dari kegiatan ini adalah terlaksananya kegiatan irigasi perpompaan dan perpipaan sehingga tersedia sumber air yang dapat dimanfaatkan oleh petani, baik sebagai suplesi di daerah irigasi maupun sebagai irigasi utama di non-daerah irigasi (tail end).
“Program ini diharapkan dapat menambah luas areal tanam baru dan meningkatkan produksi atau produktivitas,” papar Ali Jamil.