Pendapat serupa dilontarkan oleh Hendro Soenarjono, pakar buah di Bogor. ?Saya pernah dengar nama jambu bell apple,tapi belum pernah mencoba,? tutur Hendro. Ia menduga kedua jambu itu sebetulnya berasal dari negara di Benua Asia yang terkenal kaya jenis jambu air. Misal Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Sementara Reza menuturkan, Thailand dan Vietnam bisa jadi sumber awal kedua jambu itu.
Karena itu, besar kemungkinan jambu air di Australia itu bukan asli benua di selatan khatulistiwa itu. Soal nama pun boleh jadi itu sebetulnya sebutan jambu air di sana.Disebut wax jamboo karena kulit buah mengkilap seperti berlilin. Sementara sosoknya seperti lonceng, pantas bila jambu punya sebutan bell apple.
Untuk tabulampot
Bell apple di kebun Tebuwulung memang seperti lonceng, tapi agak membulat.Ukuran buah sedang, sekilo rata-rata 7 ?8 buah.Rasanya manis dan lembut. Menurut Eddy,ia tergolong jambu eksotik karena mempunyai guratan yang menonjol,mirip jambu sukaluyu dan si loreng (baca:Jambu Air Baru dari Batavia, Trubus, Januari 2006). Warna kulit buah lembut,bergradasi merah muda menuju putih di celah antarguratan. Warna semakin putih dari ujung ke pangkal buah.?Bentuknya cantik,cocok untuk tabulampot,? katanya.
Bell apple kian istimewa karena berbuah banyak. Pada Desember 2005 ?Januari 2006 kala ia berbuah pertamakali, jumlahnya mencapai 30 buah. Setiap dompolan di pohon setinggi 70 cm digelayuti 4 ?5 buah. ?Walau tanpa seleksi,ukurannya seragam.Ini pasti produktif bila dikembangkan,? katanya. Ia pun tergolong bandel karena hama dan penyakit tak pernah muncul selama 2 tahun perawatan.
Wax jamboo berwarna merah ngejreng. Buah agak kurus dan memanjang. Biji kecil bahkan hampir tak berbiji. Ukuran buah sedang,sekilo 7 ?8 buah. Penelusuran Trubus, di penangkar lain,wax jamboo justru disebut bell apple. ?Yang berwarna merah terang ini bell apple. Yang lain, saya tidak tahu,? kata Suhono, pengelola Arumdalu Nurseries di Cibubur, Jakarta Timur. Namun, Suhono membenarkan jambu itu berasal dari Australia yang didatangkan 2 ?3 tahun silam.
Tsunami
Nun,dari Bumi Serambi Mekkah, Yanto,pemilik nurseri Keboen Joglo, mendapat koleksi jambu air tsunami. Jambu itu didapat dari seorang kenalan yang memperoleh bibitnya dari Aceh 3 ? 4 tahun silam. Bentuk buah unik, bibir di ujung buah menonjol.
Ukurannya sekitar sebuku jari orang dewasa. Saat bencana tsunami datang setahun silam, konon pohon induk pun hilang tersapu gelombang. ?Karena saya tak tahu nama aslinya, disebut saja tsunami,? kata Yanto. Saat dipajang di pameran Trubus Agro Expo 2005 di Museum Purnabhakti Pertiwi TMII, Jakarta, awal Desember silam,tsunami cukup menyita perhatian pengunjung.
Menurut Eddy Soesanto, tsunami mirip lilin hijau dan cikampek.Namun, bibir di ujung buah kedua jambu itu lebih pendek dan berwarna agak merah.Berminat mengoleksi 3 jambu baru itu? Bersabarlah karena para penangkar tengah bersiap mengembangkan bibitnya.(Destika Cahyana)