Trubus.id-Beberapa pot tanaman aglaonema mutasi milik pehobi tanaman hias di kecamatan Cilandak, Kota Jakarta Selatan, Henry Biantoro, meregang nyawa. Tanaman mengalami busuk akar. Padahal Henry selau berhati-hati setiap menyiram tanaman.
Ia memastikan asupan air tidak berlebihan untuk mencegah busuk akar pada tanaman.
Begitu air mengucur dari dasar pot, ia langsung menghentikan penyiraman. Kunci perawatan tanaman harian sebenarnya sudah berhasil dipegang oleh Henry.
Namun, kejadian pahit menimpa pada tanaman koleksi Henry. Genangan air hujan membuat media tanam basah kuyup, bahkan tergenang. Henry membudi dayakan tanaman aglaonema pada tempat terbuka.
Otomatis apabila saat musim hujan tanaman terkena guyuran air hujan. Permasalahan itu selalu membuat Henry was-was apabila musim hujan tiba. Namun, itu hanya cerita lama Henry.
Saat ini ia menemukan cara cepat cegah busuk akar meskipun musim hujan tiba. Henry memilih menggunakan media tanam tepat guna untuk mencegah busuk akar pada tanaman koleksinya.
Menurut Henry pemilihan bahan dan cara mengolah media tanam yang tepat menjadi kunci tanaman bebas dari busuk akar. “Media tanam terlalu basah menyebabkan busuk akar sehingga tanaman akhirnya mati,” tambah Henry.
Menurut Henry penggunaan media tanam fermentasi membuat tanaman aglaonema tahan banting menghadapi penyakit busuk akar. Ia menggunakan media tanam berupa campuran sekam mentah, serbuk sabut kelapa, cacahan humus andam, sekam bakar, pasir malang, dan butiran zeolit.
Saat ini tanaman milik Henry sudah terbebas dari busuk akar. Pertumbuhan tanaman juga menjadi optimal. Ia tidak khawatir lagi meskipun membudidayakan aglaonema tanpa menggunakan naungan.