Dwi Dally Mulyanto sukses memperbaiki durian monthong yang hambar dan berdaging keras menjadi legit, lembut, dan manis.
Trubus — Hanya dalam sekejap, ratusan durian monthong di kafe Putra Bangsa itu ludes. Konsumen di Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, menyerbu durian monthong itu karena rasa buah manis dan legit. Selain itu harganya pun relatif murah, hanya Rp25.000 per kg. Bobot monthong rata-rata 4 kg per buah. Bandingkan dengan harga pasaran durian monthong di Bontang berkisar Rp50.000—Rp60.000 per kg.
Konsumen yang belum puas menikmati durian monthong di kafe, rela datang ke kebun milik Dwi Dally Mulyanto di Km 29 lintasan Bontang–Samarinda untuk merasakan buah jatuhan. Warga Bontang, Arief Hidayat, kerap memesan buah di pohon bernomor 13. Meski sebenarnya rasa buah di kebun itu relatif sama, Dwi memberi nomor kode pada 800 pohon duriannya agar mudah mengontrol kondisi tanaman dan buah.
Pupuk ramuan sendiri
Dwi Dally Mulyanto mengelola kebun durian seluas 8 hektare. Sebanyak 300 pohon durian berproduksi. Umur tanaman memang berbeda-beda lantaran penanaman dilakukan bertahap serta penggantian pohon mati, berkisar 1—12 tahun. Direktur SMK Putra Bangsa di Kota Bontang itu hemat dalam budidaya durian. Untuk mengelola kebun seluas itu, ia hanya mempekerjakan 2 orang.
Tugas utama mereka memberi pupuk pada pagi dan sore hari untuk 800 pohon secara bergiliran. Memupuk pada siang hari terlarang karena stomata tanaman tertutup sehingga daun tidak efektif menyerap pupuk. Daun muda pun akan mudah terbakar saat ada pupuk di daun. Dally hanya memberi pupuk ramuan sendiri. Pria 37 tahun itu meramu bahan-bahan pupuk untuk persiapan semusim buah. Tujuannya agar praktis dan tidak berulang mempersiapkan.
Dally meramu pupuk semiorganik dalam satu tong berkapasitas 1.200 liter. Bahan baku ramuan pupuk itu antara lain ikan rucah dan bawang putih (lihat ilustrasi). Ia menyebut semiorganik karena ada tambahan 4—5 kg pupuk NPK 12-12-17. Menurut Dally penambahan NPK tak akan membunuh mikrob dalam ramuan pupuk. Sarjana Teknik Kimia alumnus Institut Teknologi Nasional (ITN), Kota Malang, Jawa Timur, itu menuturkan, penguraian NPK dalam tanah relatif lama.
Pohon durian membutuhkan unsur fosfor dan kalium yang siap serap terutama saat proses pembentukan, pembesaran, dan pematangan buah. Dua hari setelah fermentasi, NPK itu menjadi bubur, mikrob dalam larutan pupuk organik itu tetap hidup. Menurut pakar buah di Institut Pertanian Bogor, Prof. Dr. Ir. Sobir, penambahan NPK tidak mematikan mikrob bila konsentrasi NPK rendah.
Setelah fermentasi bahan organik selama 10 hari Dally memanfaatkannya sebagai sumber nutrisi. Ia mengencerkan 1 liter pupuk semioragnik dalam 10 liter air bersih. Ayah dua anak itu memberikan pupuk ke tanaman lewat sistem kocor. Di setiap pohon terdapat pipa polivinil klorida (PVC) sepanjang 40 cm berjarak 1 m dari batang. Untuk setiap batang durian, Dwi memasang 3—4 pipa. Di pipa itulah ia memasukkan ramuan pupuk semiorganik sebanyak 1 liter. Interval pemupukan setiap pekan.
Semula hambar
Menurut Dwi Dally semula pupuk langsung meresap ke dalam tanah. Setelah pengocoran ke-29, larutan pupuk pun bertahan, tanda tanah sudah jenuh. Dwi Dally memberikan pupuk itu untuk tanaman berumur 3,5 tahun yang siap berbuah. Pemberiannya mulai dilakukan 2 bulan sebelum masuk musim kemarau. Dua pekan setelah masuk musim kemarau, tanaman durian berbunga. Pupuk semiorganik itu mampu meningkatkan kualitas buah produksi Keboen 29 milik Dally.
Ia terdorong meramu pupuk setelah mendapati rasa durian di kebunnya hambar. “Seperti makan bengkuang,” kata Dwi Dally menggambarkan. Ketika itu pada 2010 ia gagal memasarkan ratusan buah hasil panen perdana. Padahal, ia rutin memberi beragam pupuk kimia. Pada, musim buah berikutnya, cita rasa buah durian tetap hambar. Akhirnya, Dwi Dally memutuskan meninggalkan pemakaian pupuk kimia meski belum total.
Menurut ahli pupuk dan pestisida di Jakarta, Ir. Yos Sutiyoso, magori atau buah perdana pada pohon durian kerap mengeras, seolah muda, tetapi sebenarnya matang. Penyebabnya kurang asupan nutrisi terutama ketika buah sangat memerlukannya. Unsur yang diperlukan saat itu ialah kalium, kalsium, boron, dan fosfor. Tanaman membutuhkan NPK berbentuk nitrat. Bila unsur N berbentuk amonium, akan menghasilkan sel raksasa, yang isinya dominan air.
Setelah memberikan pupuk ramuan sendiri, cita rasa durian monthong—secara harfiah bermakna bantal emas—pun berubah menjadi legit. Menurut Dwi Dally Mulyanto penerapan pupuk semi organik dapat menghemat 50% dari anggaran sebelumnya yang mencapai Rp150.000 per pohon per tahun. Buah hasil panen pun kini selalu menjadi incaran para maniak durian di Bontang, bahkan hingga di Samarinda dan Balikpapan. (Syah Angkasa)