Trubus.id – Kecukupan nutrisi berperan untuk menghasilkan tanaman cabai berkualitas. Saryono memanen 37,5 ton cabai keriting merah di lahan seluas 2,5 hektare (ha). Artinya produktivitas kebun cabai Saryono mencapai 15 ton/ha. Hasil itu sebanding dengan perawatan maksimal. Petani asal Desa Tlogorejo, Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, itu mengandalkan pupuk organik cair Gro Mate-LS kreasi PT Tunas Agro Persada saat tanaman berumur 7 hari setelah tanam (hst).
Ia melarutkan 2 ml pupuk organik itu dengan 1 l air untuk memenuhi kebutuhan unsur hara 2.000—2.500 tanaman. Frekuensi pemberian 5 hari sekali hingga tanaman berumur 40 hst. Selain menggunakan nutrisi lengkap, Saryono juga menutup lahan dengan mulsa plastik hitam perak (mphp).
“Sejak menggunakan mulsa, umur tanaman jadi lebih genjah,” kata pria berumur 57 tahun itu. Awalnya, cabai tanpa mulsa berbuah pada umur 55—60 hst.
Produk pendukung
Sejak penggunaan mulsa, cabai berbuah mulai umur 40 hst. Selain itu produksi cabai meningkat menjadi 1 kg/tanaman setelah menggunakan mulsa. Tanpa mulsa setiap tanaman hanya menghasilkan 0,5 kg cabai. Rahasia lain kebun Saryono berproduksi tinggi karena memanfaatkan cabai unggulan bernama Jacko 99. Vaietas unggul besutan PT PT Tunas Agro Persada itu memiliki beragam keunggulan antara lain tahan virus gemini dan antraknos (Baca Cabai Unggul halaman 88—89).
Ia mengandalkan Jacko 99 sejak 2010. Menurut agronomis PT Tunas Agro Persada wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Slamet Sutono, A.Md, Temanggung salah satu peminat cabai merah keriting (CMK) tertinggi di Jawa Tengah. Daerah itu termasuk segitiga emas pelanggan produk PT Tunas Agro Persada selain Magelang, Salatiga, Wonosobo dan Banjarnegara. Produksi cabai merah keriting varietas Jacko 99 cukup tinggi dengan potensi hasil hingga 21,71—22,65 ton/ha.
Alasannya, “Setiap percabangan muncul bunga dan buah selama masa tanam,” kata Slamet. Varietas itu lebih toleran terhadap penyakit yang menjadi momok petani cabai yakni antraknos dan virus gemini. Penggunaan nutrisi organik produksi PT Tunas Agro Persada seperti Amino Age, Verical, Gro Mate-LS, dan Wonderfat terbukti ampuh meningkatkan hasil panen hingga 5 kuintal cabai per musim panen.
Selain itu, peran kombo nutrisi organik mengurangi penggunaan pupuk NPK hingga 2—5 kuintal per ha. Manajer Marketing PT Tunas Agro Persada, Robertus Edy Kurniawan, mengatakan, produk Amino Age memiliki kandungan asam amino dan vitamin yang berfungsi merangsang dan mempercepat pertumbuhan akar, batang dan tunas baru. Sangat cocok untuk memacu pertumbuhan vegetatif tanaman.
Verical dengan kandungan kalium, kalsium dan boron mampu mencegah rontok bunga, memperbanyak pembungaan, meningkatkan kualitas serbuk sari dan buah. Cabai yang dihasilkan juga lebih tahan simpan hingga 14 hari dan membuat warna cabai makin merona. Penggunaan Verical dianjurkan untuk pertumbuhan tanaman pada fase generatif. Adapun kandungan asam humid pada Gro Mate-LS berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah yang keras dan padat menjadi remah, gembur, dan sehat.
Beragam komoditas
Secara umum peran itu dapat menggantikan fungsi pupuk kandang. Namun, kombinasi pupuk kandang dan Gro Mate-LS menjadi lebih baik. Asam humid juga berperan dalam peningkatan pH tanah. Vitamin dan kitosan pada Wonderfat berfungsi untuk menyuburkan tanah dan mencegah layu fusarium pada cabai. Serangan koloni nematoda penyebab akar membengkak sehingga menghambat penyerapan air dan hara oleh tanaman pun takluk oleh produk itu.
Keunggulan lain Wonderfat yakni mengurangi keberadaan cacing nematoda. Caranya dengan menghancurkan telur nematoda penyebab kerusakan tanah yang kerap menyerang perakaran tanaman. Seluruh produk pendamping organik itu mencegah faktor-faktor kegagalan budidaya tanaman cabai hingga 80—100%. Tak hanya cabai, nutrisi organik itu banyak digunakan pada komoditas tanaman lain seperti bawang merah, bawang putih, dan padi. (Nadya Muliandari)