Sunday, February 9, 2025

Bawang Merah Generasi Biji 35 Ton Sehektar

Rekomendasi
- Advertisement -

Hanya dengan mengganti varietas bawang dari yang biasa ia tanam, semua berubah. Pada penanaman Juli 2005, 1 dari 2 hektar lahannya ia tanami varietas royal selection asal biji. Sisanya ia gunakan umbi seperti biasa. Hasilnya mencengangkan. Dengan varietas baru keluaran PT Seminis itu produktivitas bawangnya 26 ton; varietas lokal hanya 18 ton.

Mulanya ada sedikit keraguan menanam varietas baru itu, apalagi bibitnya bukan umbi tapi menggunakan biji. Hal yang belum lazim dilakukan petani bawang di Indonesia. Bertahun-tahun Siarta menanam bawang merah dengan umbi. Produksinya pun paling banter 18 ton/hektar. Itulah sebabnya ketika diberi tahu produktivitas royal selection 2 kali lipat, Siarta tak langsung yakin.

Setelah panen, keraguannya langsung sirna. Bahkan kini ia tengah mempersiapkan lahan untuk pengembangan royal. Selain panen melimpah, ia tak perlu repot membawa berton-ton bibit ke lahan. Sebelumnya, kebutuhan bibit per ha mencapai 2 ton, sehingga ia mesti menyiapkan 4 ton bibit. Sekarang ia cukup menenteng 8 kg benih.

Irit

Dengan benih ia tak perlu menyisakan sebagian hasil panen untuk masa tanam berikut seperti yang kerap dilakukannya. Padahal, penggunaan bibit dari satu tanaman secara terus-menerus menurunkan produktivitas. Selain itu penggunaan benih juga hemat ruang simpan.

Dengan umbi ia harus menyediakan ruangan khusus agar umbi tahan simpan dan tidak busuk. “Umbi hanya tahan 3—4 bulan saja,” tutur Agus Setiyono, Manajer Pemasaran PT Seminis. Sedang dengan benih, cukup simpan di lemari pendingin. Biji mampu tahan hingga 1 tahun. Viabilitas benih masih 90%.

Kelebihan lain benih, harga relatif murah. Saat ini harga benih royal selection Rp850.000—Rp1.000.000. Kebutuhan benih hanya 4—5 kg per ha setara Rp3.400.000—Rp4.000.000. Bandingkan dengan harga umbi, Rp7.000—Rp10.000 per kg. Makanya banyak pekebun mengirit, dengan menyimpan sebagian hasil panennya untuk bibit. Dengan menggunakan benih biaya produksi hemat hingga 50%.

Teknologi bawang merah dengan biji memang belum banyak dikenal petani. Padahal, sejak 7 tahun lalu Dr Ir Aziz Azirin Asandhi dari Balai Penelitian Sayuran, Balitsa, Lembang, Jawa Barat, telah menelitinya hingga siap pakai. Namun karena waktu tanam lebih lama dari umbi, banyak petani yang enggan mencobanya. Itu menjadi obsesi PT Seminis untuk mengubah pola pikir petani.

Jumbo

Menurut Manajer Pemasaran PT Seminis, Agus Setiyono, varietas baru itu diluncurkan pada Agustus 2005. Selain produksi tinggi, “Ukuran umbi lebih besar daripada bawang lokal,” kata Agus. Bobot sebuah umbi segar 60 gram; kering, 40 gram. Bandingkan dengan bawang merah lokal yang hanya 30 gram saat segar; kering, 20 gram.

Sosok royal mirip bawang bombay, tanpa siung. Warna umbi merah gelap dengan permukaan mengkilap. Tekstur keras, sehingga tahan simpan hingga 3 bulan. Rasanya sangat pedas dan cocok sebagai bawang goreng. Ketahanan terhadap penyakit juga bisa diandalkan. Menurut Ruswan, pekebun bawang di Larangan, Brebes, Jawa Tengah, “Daya tahan royal selection lebih kuat daripada jenis lain yang menggunakan umbi.”

Kekurangan royal, masa produksi lebih lama ketimbang varietas lain yang dibudidayakan dengan bibit. Varietas lokal dapat dipanen pada umur 65 hari setelah tanam; royal, 85 hari. Sebab, pekebun mesti menyemaikan lebih dulu selama 30 hari. Untuk menyemaikan tidak memerlukan lahan luas. Cukup dengan bedengan 1 m x 9 m untuk penanaman 1 ha. Itu pun bisa dilakukan saat pekebun mempersiapkan lahan.

Begitu lahan siap tanam, bibit siap dipindahkan saat berukuran 10—12 cm. Jarak tanam 10 cm x 15 cm. Dalam satu lubang tanam ditanam 2 bibit untukjaga-jaga salah satu mati sekaligus agar ukuran umbi tidak terlampau besar. Namun, lantaran ukuran umbi lebih besar dan produktivitas 2 kali lipat, varietas itu tetap menarik bagi pekebun.

Top gun

Varietas baru lain adalah top gun 501. Ukuran umbi 30—40 gram dengan 2—3 siung. Rata-rata satu kilo terdiri atas 30 umbi. “Top gun bersaing dengan jenis lokal lain,” tutur Agus. Maklum, ukurannya mirip lokal. Warna umbi merah dan permukaan agak putih. Rasanya tak sepedas royal selection sehingga cocok sebagai bumbu masakan.

Top gun siap panen pada 65 hari setelah tanam. Produktivitas per ha 30—35 ton. Seperti royal, top gun juga diperbanyak dengan benih. “Tanam dengan biji lebih tahan penyakit daripada dengan umbi,” tutur Agus. Dua varietas teranyar itulah yang menjadi pilihan pekebun. (Dewi Nurlovi Permas)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Sukses Rehabilitasi Kakao: Suwardi Tingkatkan Panen hingga 200%

Trubus.id–Tanaman kakao milik pekebun di Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan, Suwardi tumbuh subur dan berbatang kekar. Ia mengganti...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img