Trubus.id— Inovasi memiliki peran penting bagi dunia pertanian karenA berguna menghadapi berbagai tantangan seperti perubahan iklim yang tidak menentu. Inovasi teknologi yang revolusioner menjadi tonggak penting dalam ketahanan pangan.
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud, mengatakan, “Kemajuan negara kita sangat bergantung pada pilar inovasi dan adaptabilitas. Dengan merangkul kemajuan teknologi di bidang pertanian, tidak hanya mengamankan sumber pangan, tetapi juga membentuk masa depan Indonesia yang lebih makmur.”
Perusahaan global dengan kompetensi di bidang Life Science, PT Bayer Indonesia turut berperan meluncurkan inovasi di bidang pertanian. Bayer mendirikan pusat riset dan pengembangan (research and development, R&D) seluas 9 hektare (ha) di Desa Juwiring, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.
Fasilitas lengkap
Bayer Juwiring Agriculture Research and Academy (Juara) yang diresmikan pada 15 Agustus 2023 memiliki visi untuk menjadi pusat inovasi solusi pertanian yang komprehensif. Mencakup berbagai jenis tanaman dan mendorong kerja sama erat dengan petani dan komunitas pertanian.
Pusat riset dan pengembangan terbesar kedua Bayer di Asia Tenggara itu memiliki berbagai fasilitas meliputi rumah tanam pintar (smart green house), laboratorium, gudang penyimpanan, dan teknologi pemantau cuaca.
Bayer Head of Field Solutions South East Asia & Pakistan, Kukuh Ambar Waluyo, menuturkan bahwa teknologi pemantau cuaca itu memudahkan petani menentukan nutrisi dan aplikasi basmi hama dan penyakit secara tepat. Artinya bertani secara efisien dan presisi. Inovasi lain seperti penggunaan teknologi drone yang digunakan lebih dari 200 petani padi.
Penyemprotan dengan drone hanya membutuhkan waktu 15—20 menit per ha. Petani padi di Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, Krisupranta, menggunakan drone untuk penyemprotan di sawah seluas 7.500 m2. Semula ia membutuhkan Rp250.000 untuk biaya penyemprotan secara manual. Sementara dengan drone ia hanya membayar sewa Rp150.000. Teknologi lain yang dihadirkan yakni benih bioteknologi yang baru-baru ini Bayer luncurkan.
Dua ratus uji coba
Rencananya Bayer Juara menjalankan hingga 200 uji coba teknologi pertanian per tahun. Musdhalifah menuturkan bahwa adaptasi teknologi pertanian modern tidak terelakkan. Kehadiran Bayer Juara diharapkan dapat menjadi pemicu kehadiran berbagai inovasi di bidang pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri maupun orientasi ekspor.
Bayer Juara menyediakan area lahan kolaborasi untuk bekerja sama dengan akademisi. Bertepatan dengan peluncuran pusat riset dan pengembangan itu, Bayer menandatangani nota kesepahaman dengan lembaga pendidikan tinggi antara lain Universitas Gadjah Mada dan Universitas Sebelas Maret.
Presiden Direktur Bayer Indonesia, Kinshuk Kunwar, mengatakan “Perjalanan 66 tahun Bayer di Indonesia merupakan bukti keyakinan kami terhadap negara ini. Bayer Juara bukan sekadar pusat R&D, tetapi manifestasi dari niatan kami untuk bersinergi dengan potensi pertanian Indonesia yang kaya”.
Kinshuk menjelaskan bahwa nama ‘Juara’ mencerminkan aspirasi untuk membawa Indonesia menjadi pemimpin dalam inovasi pertanian. Dalam skala global, perusahaan global dengan kompetensi di bidang life science itu telah menggelontorkan anggaran hingga €6,2 miliar setara Rp106 triliun pada 2022 untuk kebutuhan penelitian dan pengembangan (R&D).(Trubus/Widi Tria Erliana)