Decak kagum kerap terdengar dari mulut para juri kala menatap belimbing itu. Penampilannya yang mulus, lekat dipandang mata. Warna kuning jingga cerah kian menawan kala berpadu dengan permukaan kulit yang bersih. Rasanya pun manis. Sosok hampir tanpa cacat, mengantarkan buah bintang berbobot 400—500 gram itu ke takhta jawara pada Lomba Buah Unggul Nasional 2004.
Penampilan fi sik prima, rasa pun istimewa. Averrhoa carambola itu memang pantas jadi juara. Si buah bintang memang sempat mendapatkan perlawanan alot dari dewa baru 02 yang juga istimewa. Belimbing itu memiliki penampilan cantik, rasanya pun tak kalah manis. Toh, di ujung diskusi panjang, para juri sepakat menjadikan dewa sebagai jawara. Gelar yang juga direngkuhnya setahun silam.
Menurut Drs Hendro Soenarjono, salah seorang juri, penampilan luar maupun isi buah belimbing dewa memang terbaik. “Tampilannya menarik. Warna kuningnya bersih dan cerah, serta permukaannya mulus. Rasa daging buah manis dan tidak berserat. Layak jadi juara,” ujarnya. Itu setali tiga uang dengan pendapat Rudi Sendjaja. “Warna daging buah kuning, manis, dan cukup berair disukai konsumen,” ujar juri yang bergelut dalam pemasaran buahbuahan selama 20 tahun itu. Pantas 8 rival si buah bintang dalam LBUN 2004 pun mesti menyerah kalah.
Belimbing juara itu terlahir dari lahan warisan milik Mubin Usman—pemilik Wijaya Tani—di bilangan Depok, Jawa Barat. Di kebun seluas 5.000 m2 itu terhampar rapi ratusan pohon mangga, jambu air, jeruk, lengkeng, rambutan, belimbing, dan asem. Dari sejumlah itu sekitar 200 pohon belimbing dari jenis sembiring, dewa, fi lipina, dan dewi tumbuh subur. Varietas dewa mendominasi lantaran bagi Mubin buah bintang itulah andalan dan kebanggaannya.
Belimbing pemenang LBUN 2004 dipetik dari pohon berumur 20 tahun. Meski sudah terbilang uzur, setiap tahun dari pohon setinggi 20 meter itu dipetik buah berbobot 400—500 g dengan kualitas prima.
Kiat rawat
Pemilihan bibit yang baik, pemupukan tepat dan berimbang, penyiraman teratur, serta perlakuan saat buah muncul jadi kunci utama kesuksesan. Ingin tahu caranya kiat Mubin Usman hasilkan buah bintang juara? Inilah kiatnya.
1. Bibit unggul dan sehat. Bibit yang baik umumnya berumur lebih dari 1 tahun. Bibit bisa berasal
dari sambungan. Penampilannya baik dan subur. Daunnya hijau dan tampak segar. Pilih
batang yang tegak, susunan percabangannya rapi, dan bebas dari penyakit.
2. Pemupukan tepat dan berimbang. Pemupukan kunci utama menghasilkan buah berkualitas.
Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik berasal dari kotoran sapi atau kambing.
Kandungan N rendah dan sifatnya yang lebih slow release—lambat terurai, baik untuk
pembuahan. Pupuk kandang diberikan pertama kali berbarengan dengan penanaman awal.
Dosisnya 1 kg per lubang tanam yang dicampurkan dengan media tanah. Pemberian
berikutnya setiap 6 bulan. Dosisnya terus bertambah sesuai pertambahan umur tanaman.
Tanaman dewasa umur minimal 10 tahun, jumlahnya 100—150 kg per pohon. Caranya,
buatlah lubang sedalam 20—30 cm, berjarak 4—5 m dari pangkal batang di sekeliling
tanaman. Masukkan pupuk kandang, kemudian tutup kembali dengan tanah.
3. Penyiraman dilakukan untuk menjaga ketersediaan air bagi tanaman. Pada tanaman dewasa,
air disemprotkan melalui selang yang digerakkan oleh pompa. Ketika kemarau, penyiraman
dilakukan 2 kali seminggu hingga tanah jenuh. Saat tanaman berbunga, frekuensi penyiraman
menjadi setiap hari agar kulit buah mulus dan tidak pecah.
4. Untuk memacu agar pembungaan segera terjadi, berikan pupuk kandang sapi atau kambing
3—7 hari setelah panen. Dosis dan aplikasi sama seperti perlakuan untuk tanaman dewasa.
Unsur makro dan mikro yang terdapat dalam pupuk kandang akan memacu pembuahan lebih
cepat.
5. Buanglah tunas-tunas air, yaitu tunas yang tumbuh di sepanjang dahan. Tunas ini mengurangi
pasokan air dan nutrisi untuk pertumbuhan buah sehingga perlu dibuang. Buanglah buah yang
penampilannya rusak seperti bengkok dan pecah. Pelihara buah yang penampilannya baik
dan sehat. Berikan air di sekeliling pohon sampai tanah jenuh.
6. Pada saat buah mulai muncul, pembungkusan dilakukan sedini mungkin. Itu agar buah tidak
terserang hama lalat buah penyebab busuk. Caranya, bungkus buah yang masih kecil,
berkuran diameter buah minimal 1 cm, dengan koran dan plastik. Lapisan koran di dalam
untuk menyerap air dari respirasi buah. Sedangkan plastik ditempatkan di luar sebagai
pelindung dari percikan. Ikat kedua ujungnya agar pintu masuk hama tertutup. Tunggu 4
minggu. Buah siap dipanen. (Oki Sakti Pandana)