Konsumsi beras hitam membantu mengatasi batu ginjal.
Pertengahan 2010 merupakan puncak penderitaan Umi Salamah. Ia kerap nyeri dan panas di perut bagian bawah hingga pinggang. “Sakit tak terperi seperti ditusuk pisau,” ujar warga Kota Malang, Jawa Timur, itu. Sakit itu hanya beberapa jam lalu hilang, tetapi lambat laun frekuensinya meningkat. Kondisi fisik Salamah pun berangsur menurun dan kerap berkeringat dingin. Sakit yang semakin menjadi itu membuatnya cemas. Tak tahan dengan derita itu, ia memeriksakan diri ke dokter di sebuah rumahsakit di kota Malang.
Dokter mendiagnosis Salamah terserang gangguan ginjal. Sang dokter melakukan pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG) untuk memastikannya. “Hasil USG ternyata sesuai diagnosis dokter,” ujar Salamah. Pada ginjal bagian kanan terdapat batu hingga menimbulkan pembengkakan. Dokter menganjurkan untuk menjalani penyinaran atau tembak laser untuk memecah batu ginjal. Salamah segera menyetujui anjuran itu lantaran berharap cepat sembuh.
Momok
Seusai menjalani tembak laser, Salamah menonsumsi obat dokter untuk memulihkan kondisi tubuh. Salamah disiplin mengonsumsi satu tablet pada pagi, siang, dan malam. Ibu tiga anak itu juga mematuhi perintah dokter untuk mengontrol kesehatannya setiap bulan. Kepatuhan itu pun berbuah manis. “Lambat laun nyeri di pinggang sirna,” ujar perempuan 59 tahun itu.
Sayang, dua tahun berselang rasa sakit itu datang lagi. Malahan nyeri yang dirasakan lebih hebat. Dokter mendiagnosis batu di ginjal kiri harus segera dihancurkan. Itu sebabnya, Salamah menjalani penyinaran laser kembali. Ia pun harus rutin menyambangi dokter dan mengonsumsi obat-obatan.
Menurut dokter dari Pusat Pelayanan Urologi RS An-Nur di Yogyakarta, dr Danarto SpB SpU, batu ginjal terbentuk karena adanya pengendapan kristal. Meskipun terbentuk di ginjal, batu itu bisa turun ke saluran kemih dan kantong kemih. Sebanyak 75% endapan batu ginjal adalah kalsium oksalat. Sisanya, magnesium amonium fosfat alias batu struvit, asam urat, hidroksiapatit, brusit, dan sistin.
Para penderita sebaiknya minum banyak air putih untuk mengurangi beban ginjal. Hindari makanan tinggi kalsium seperti ikan dan keju. Pun makanan yang mengandung oksalat seperti cokelat, teh, dan bayam. “Hindari juga jeroan sebab mengandung purin tinggi,” ujar Danarto.
Batu ginjal atau nefrolithiasis merupakan masalah kesehatan yang menjadi momok penduduk di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Di rumahsakit di Amerika Serikat, kejadian batu ginjal dilaporkan sekitar 7—10 pasien untuk setiap 1000 pasien rumahsakit dan 7—21 pasien untuk setiap 10.000 orang dalam setahun. Beberapa rumah sakit di Indonesia juga melaporkan peningkatan pasien batu ginjal setiap tahun.
Nidya Ulfa dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Jambi, mengungkap peningkatan pasien batu ginjal di di RSUD Raden Mattaher Jambi sepanjang 2011—2012. Pasien batu ginjal pada 2011 di rumahsakit itu berjumlah 58 orang dan meningkat menjadi 95 orang pada 2012.
Sementara itu, penelitian Martha Elsy Banne Tondok dan rekan dari Fakultas Kedokteran, Universitas Sam Ratulangi, Manado, mengungkap angka kejadian batu ginjal di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado sepanjang Januari 2011 sampai Desember 2012 meningkat 6 kali lipat. Jumlah pasien pria lebih banyak ditemukan daripada wanita dengan perbandingan 3 : 2.
Kadar kalsium air kemih sebagai bahan utama pembentuk batu lebih rendah pada wanita daripada pria. Itu sebabnya, pria lebih rentan menderita batu ginjal. Selain itu, hormon estrogen pada wanita mampu mencegah agregasi garam kalsium, sedangkan hormon testosteron yang tinggi pada pria menyebabkan peningkatan oksalat endogen oleh hati yang selanjutnya memudahkan terjadinya kristalisasi.
Beras hitam
Konsumsi obat dokter membuat Salamah khawatir pada efek samping yang ditimbulkan. Seorang kawan menyarankannya mengonsumsi beras hitam pada 2015. Ia mengonsumsi beras bangsawan itu untuk santap siang dan malam. Pada pagi hari ia membuat sereal beras hitam. Ia menyeduh 2 sendok makan dengan air mendidih, mengaduknya. Setelah hangat ia meminumnya.
Enam bulan pascakonsumsi kondisi tubuh Salamah semakin bugar. Frekuensi kontrol ke dokter pun berkurang. Ia hanya perlu memeriksakan diri ke dokter setiap 6 bulan. Kini, ginjalnya sudah bekerja normal. Salamah sudah bebas dari nyeri. Ia pun berhenti mengonsumsi obat dari dokter.Pengalaman Salamah itu membuktikan beras hitam berpotensi membantu mengatasi gangguan batu ginjal.
Menurut Isao Kaneda dari Departemen Analisis dan Kimia Bio-inorganik Universitas Farmasi Kyoto, Jepang, beras hitam memiliki aktivitas antioksidan berupa antosianin yang kerap ditemukan dalam buah dan sayur berwarna seperti wortel, tomat, dan ubi jalar ungu. Peran antosianin bagi tubuh antara lain mencegah gangguan fungsi ginjal, melancarkan aliran darah, dan memperbaiki kerusakan sel. (Andari Titisari)