Wednesday, April 30, 2025

Berbagai Cara untuk Meningkatkan Produksi Kakao

Rekomendasi

Trubus.id-Pekebun kakao di Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatra Selatan, Yohanes Saputra, kewalahan memenuhi permintaan konsumen lokal. “Produksi menurun karena el nino,” ujar Yohanes. Ia hanya mampu panen 300 kg biji kakao kering. Sementara permintaan yang datang sebanyak 3 ton biji kakao kering.

Artinya Yohanes baru memenuhi 10% permintaan pasar. Harga kakao meningkat dan permintaan belum terpenuhi. Saat ini sebenarnya menjadi waktu yang tepat untuk membudidayakan dan menghasilkan kakao berkualitas prima.

Menurut Kepala Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka), Dini Astika Sari, M. Biotech., peningkatan harga merupakan peluang yang perlu dioptimalkan sebagai salah satu momentum upaya meningkatkan kembali minat pekebun untuk membudidayakan kakao.

Beberapa cara yang dilakukan melalui intensifikasi, ekstensifikas, rehabilitasi, dan peremajaan tanaman kakao yang telah berumur tua dan rusak. Intensifikasi tetap dilakukan dalam upaya meningkatkan produksi kakao nasional tetapi ekstensifikasi pada area baru juga perlu dilakukan. Peremajaan tanaman memungkinkan kakao kembali produktif.

Salah satunya yang dilakukan pekebun kakao di Kolaka Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. Melalui program revitalisasi kakao, Pemerintah Daerah Kolaka Utara mendorong pekebun kakao untuk melakukan peremajaan tanaman sejak 2018. Sejak program dicanangkan hingga 2020 Pemerintah Daerah Kolaka Utara telah melakukan revitalisasi kakao seluas 10.300 ha.

Selain peremajaan tanaman, penanaman klon kakao unggul dengan produktivitas tinggi juga menjadi salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan pekebun. Bisa dibilang biaya pemeliharaan tanaman kakao relatif tinggi. Namun seringkali pekebun kesulitan mengakses bahan tanam unggul.

Ada sejumlah faktor yang menghambat proses distribusi bibit kakao unggul. Tingkat pendidikan petani yang cenderung rendah, tenaga penyuluh lapangan minim, terbatasnya infrastruktur, dan sistem informasi yang minim turut menjadi kendala. Pekebun kakao di Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, Baramang, tergolong beruntung karena mendapatkan akses informasi seputar budi daya kakao dengan cepat dan tepat.

Sistem poliklonal

Baramang menanam kakao dengan sistem poliklonal di lahan seluas 1,35 ha. Pekebun kakao binaan PT Mars Symbioscience Indonesia itu mengebunkan 3 klon unggul yakni Sulawesi 2, MCC 1, dan BB1. Jarak tanam yang digunakan yakni 3 m x 3 m. Semula Baramang menanam klon Sulawesi 2. Pada 2019, ia meregenerasi tanaman dengan klon MCC 1 melalui sambung samping.

Pada 2023, ia meregenerasi kembali beberapa tanaman dengan klon BB1 melalui cara yang sama. Baramang memanen kakao dua kali dalam setahun yakni pada Juni dan November. Total jenderal ia mendapatkan 9,9 ton biji kakao basah. Ia menjual biji basah itu seharga Rp30.000 per kg. Artinya ia memperoleh pendapatan sebesar Rp297 juta per tahun.

Pekebun kakao di Kabupaten Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan, Muhammad Aris, juga memanfaatkan klon unggul. Aris menanam klon MCC 02, MCC 01, dan Sulawesi 2. Ia juga menerapkan pemupukan berimbang antara pupuk anorganik dan organik. Selain itu, ia menerapkan pengelolaan penaung yang baik agar pertumbuhan tanaman optimal.

Hasilnya produksi panen biji kakao kering dari kebun Aris selalu lebih dari 1 ton per ha. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan dengan produktivitas kakao nasional yakni hanya 0,6 ton per ha. Maraknya penggunaan bibit unggul dengan produktivitas tinggi juga membuat bisnis benih dan bibit kakao menggiurkan.

Penangkar bibit kakaodi Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara, Sisilia Ni Wayan Wirasti, mengembangkan bisnis penangkaran bibit kakao. Penangkar bibit binaan PT Mars Symbioscience Indonesia itu memproduksi 115.000 bibit kakao per tahun. Dari jumlah itu bibit terjual 100%.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Nanas Mahkota Madu Idola Konsumen

Trubus.id-Beberapa konsumen dalam negeri tidak menyukai berbelanja buah segar yang sudah dipotong. Meskipun praktis, tetapi ada yang beranggapan buah...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img