Trubus.id — Alpinia eremochlamys K. Schum merupakan tanaman anggota famili Zingiberaceae endemik dari Sulawesi. Alpinia merupakan genus terbesar pada famili Zingiberaceae.
Genus itu memiliki 230 spesies yang tersebar di Asia Tenggara hingga Australia. Penamaan Alpinia untuk mengenang ahli botani asal Italia, Prospero Alpino (1553–1616). Selain dari genus Alpinia, tanaman anggota famili Zingiberaceae endemik Sulawesi juga berasal dari genus Etlingera.
Menurut Prof. Dr. Ramadanil Pitopang, M.Si., Guru Besar Taksonomi Tumbuhan di Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tadulako, Palu, sebagian besar tanaman dari genus itu berada di kawasan tropis dan subtropis.
Tanaman terdistribusi dari India, Myanmar, Thailand, Malaysia, dan Australia. Penyebutan Etlingera mengacu pada nama botanis asal Jerman, yakni Andreas Ernst Etlinger. Hingga 2022 tercatat 51 jenis Etlingera dari Sulawesi. Sebanyak 36 spesies merupakan spesies baru.
E. acanthodes Poulsen merupakan endemik Sulawesi yang berasal dari hutan pegunungan TNLL. Kata acanthodes berasal dari bahasa Yunani yang mengacu pada lendir berduri pada braktea. Masyarakat Topo Baria menyebut E. acanthodes Poulsen sebagai tikala.
Mereka memanfaatkan buah tikala sebagai penyedap makanan. Tanaman lain anggota famili Zingiberaceae endemik adalah E. flexuosa Poulsen. Karondo merupakan sebutan E. flexuosa Poulsen oleh masyarakat Topo Baria.
Karondo tumbuh di tanah yang sangat basah di hutan pegunungan di TNLL. Habitat dekat sungai ketinggian 1.200–1.800 m dpl. Tumbuhan itu berperawakan herba parenial setinggi sekitar 4,2 m, berumpun agak longgar dengan jumlah sekitar 8–12 individu, serta berjarak 10–15 cm.
Rimpang karondo berdiameter 1–4 cm dan berwarna cokelat kekuningan pucat hingga merah pucat. Masyarakat memanfaatkan tunas daun muda karondo sebagai sayuran dan lembaran daun sebagai atap pondok. Adapun rimpang karondo untuk obat sakit perut, sedangkan buahnya sebagai penyedap masakan.
Hasil penelitian mengungkapkan, ekstrak hidro etanol rimpang E. flexuosa Poulsen menghambat pertumbuhan khamir Candica albicans, bakteri Staphylococcus aureus (gram positif), dan Eshericia coli (bakteri gram negatif).
Dalam 5 tahun terakhir botanis dari Kebun Raya Bogor dan Herbarium Bogoriense giat meneliti taksonomi Zingiberaceae yang menghasilkan beberapa jenis baru. Di sisi lain riset Zingiberaceae Sulawesi yang fokus terhadap skrining fitokimia, aktivitas antimikrob, dan pencarian senyawa bioaktif sebagai sumber obat baru juga sangat intensif.
Penelitian itu dilakukan oleh Jurusan Biologi dan Jurusan Farmasi, FMIPA, Universitas Tadulako. Semua aspek penelitian dilakukan agar keberadaan dan potensi tanaman anggota famili Zingiberaceae asal Sulawesi terungkap sehingga bisa membawa kebaikan bagi kehidupan manusia dan kelestarian lingkungan.