Trubus.id — Banyak orang mengenal tanaman liar tapak kuda asal Asia tropik ini sebagai pegagan. Ada juga yang menyebutnya antanan (Sunda), pacul goang (Jawa Tengah), regedeg (Yogya), gan-ganan (Madura), taidaah (Bali), wisu-wisu (Makasar), cipu balawo (Bugis), dogauke (Papua), dan sarowati (Halmahera).
Selain itu, tanaman ini kerap disebut tapak kuda karena daunnya mirip tapal kaki kuda. Di pasar-pasar Jakarta dan sekitarnya, kerap dijual dengan nama daun antanan. Sebab, meski rasanya manis pahit, ia suka dijadikan lalapan.
Beberapa literatur tentang obat tradisional mengungkap, tapak kuda mengandung banyak senyawa kimia bermanfaat obat. Di antaranya asam asiatat, asiatikosida, ß-karotena, ß-karofilena, ß-elemena, ß-farnesena, ß-sitosterol, brahminosida, asam brahmat, iso-tankunisida, asam iso-tankunat, oksiasiatikosida, tankunisida, meso-inositol, asam askorbat, niacin, velarine, kalium, natrium, magnesium, dan zat samak.
Dengan kandungan senyawa kimia yang dikandungnya, tanaman tapak kuda banyak dipakai sebagai bahan obat tradisional. Tidak saja di Indonesia, tapi juga di berbagai negara Asia Timur. Bahkan, sejak zaman Sanskerta, tanaman ini sudah dipakai sebagai obat penyakit kulit, gangguan sistem saraf, ataupun peredaran darah.
Di India, tapak kuda dipakai sebagai obat antidisentri. Di Malaysia, selain dijual sebagai tonik dan minuman segar, ia juga jadi bahan infus untuk penyembuhan gangguan liver. Dia juga menjadi obat bronkhitis, asma, radang lambung, disentri, gangguan ginjal, dan infeksi saluran kencing.
Di Indonesia juga dipakai sebagai peluruh kencing, pembersih darah, disentri, radang usus, sakit perut, batuk, lepra, dan kehilangan nafsu makan. Tanaman ini memiliki efek antiinflamasi, antibiotik, antidemam, antidiuretik, dan keratolitik.
Kemampuan antibiotik dan antiinflamasinya tergolong tinggi hingga berguna pula sebagai antibakteri. Tak heran, efektif mengatasi peradangan jaringan tubuh. Mulai dari luka, lepra, radang tenggorok, radang lambung, radang paru-paru, hingga disentri.
Kemampuannya mengatasi radang paru-paru juga tak lepas dari senyawa antibiotik yang dikandungnya. Senyawa utama yang berperan sebagai antiinflamasi di antaranya asiatikosida, riboflavin, dan niacin.
Untuk mengobati radang organ dalam tubuh, diminum sari daun tanamannya. Caranya, 1 kg daun segar ditumbuk, ditambah 0,5 liter air matang, diperas, lalu disaring. Perasan itulah yang diminum. Meski dapat dibuat simplisia daun kering, paling baik menggunakan daun pegagan segar. Sebab, jika dikeringkan akan banyak kehilangan khasiat.