Menurut Dr Kartini Kramadibrata, ahli mikrobiologi, fungi anggota famili Glomeraceae itu mempunyai 13 genus dan 230 spesies yang juga berfaedah serupa. Selain Glomus, beberapa spesies lain adalah Acaulospora tuberculata, Entrophospora sp, dan Gigaspora gigantea.
Nama Glomus diusulkan oleh 2 bersaudara: Louis Rene Tulasne dan C Tulasne, ahli cendawan dari Italia. Glomus berarti bulat, mengacu pada bentuk spora yang memang membulat. Sementara yang memberikan nama Glomus aggregatum adalah Norman Schenck dan George Smith. Dalam kondisi ekstrim-misalnya lahan terlampau asam-hifa alias benang halus mikorisa mengubah bentuk menjadi spora. Dr Kartini Kramadibrata doktor taksonomi mikrobiologi alumnus University of Wales menuturkan spora mempunyai beberapa lapisan dinding untuk mempertahankan hidup.
Spora itu lantas berkecambah sebelum akhirnya menjadi hifa. Hifa-hifa itulah ‘perpanjangan tangan’ bagi akar-akar tanaman untuk menjangkau air dan unsur hara. Ketika akar tak mampu mengangkut unsur hara, hifalah yang akan membantu tugas itu. Betapa mulianya makhluk mini itu. (Sardi Duryatmo)