Trubus.id—Petani buah naga kuning di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Dedi Sumardi sukses mendongkrak panen buah naga kuning hingga 3 kali lipat. Tanaman berbuah sepanjang tahun dengan volume produksi 10 kg per tanaman.
Lazimnya, buah naga berbuah pada November—April dengan volume produksi 3—4 kg. Apa rahasia panen buah naga di kebun Dedi melambung?
Petani muda itu merawat tanaman secara intensif dengan pemanfaatan lampu light-emitting diode (LED). Keberadaan lampu itu berperan juga memacu produksi tanaman buah naga.
Dedi selalu menyalakan lampu di kebun buah naga miliknya menjelang petang. Satu per satu lampu berpijar tepat pukul 18.00. Nyala lampu menerangi kebun hingga pukul 05.00. Total durasi lampu berpendar hingga 11 jam.
Petani itu membagi area kebun menjadi 4 blok. Satu LED menyinari 3—4 tiang. Sistem penyinaran dilakukan secara bergilir. Durasi penyinaran selama dua pekan setiap blok. Sebagai contoh pada pekan pertama penyinaran pada blok A. Kemudian pada pekan kedua lampu pada blok B menyala.
Usai blok A mendapatkan penyinaran selama dua pekan maka instalasi lampu pada blok A berpindah ke blok C. Begitu pula ketika blok B sudah menyala selama dua pekan maka instalasi berpindah ke blok D.
Dedi menggunakan LED dengan daya 8 watt. Pemilihan warna mendekati warna alami dari sinar matahari yakni kuning. Harga satu LED milik Dedi sekitar Rp 13.000. Daya tahan lampu sekitar satu tahun. Dedi menghabiskan biaya Rp10 juta untuk membeli instalasi.
Saat pemindahan lampu, Dedi menyemprotkan pupuk yang mengandung 52% fosfat dan 34% kalium untuk merangsang kemunculan bunga. Ia melarutkan 1 sendok makan kedua pupuk itu dalam 15 liter air.
Volume itu cukup untuk 120 tiang. Ia juga menaburkan 50—100 gram pupuk NPK 16- 16-16 per tanaman dan 250—300 gram kapur pertanian per tanaman. Interval pemberian NPK dan kapur pertanian setiap tiga bulan. Perawatan intensif dan menggunakan lampu di kebun buah naga bikin hasil panen melambung.