Friday, April 19, 2024

Berkebun Sayuran Organik dengan Cocopeat

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id — Berkebun organik tak sesulit yang dibayangkan. Anda dapat menanam sayuran dengan media serbuk sabut kelapa alias cocopeat. Media itu dapat Anda kemas dengan plastik putih berbentuk kotak berukuran 15 cm × 15 cm × 55 cm.

Beragam sayuran seperti tomat, brokoli, pakcoy, kailan, dan seledri dapat Anda tanam pada media cocopeat dengan lubang berdiameter 6 cm di permukaan media.

Pada tiap media terdapat 3 lubang tanam. Jarak antarlubang 10 cm. Media diletakkan pada 40 rak bambu 2 tingkat berukuran 600 cm × 65 cm × 400 cm. Anda dapat menata rak-rak itu menjadi 8 baris di luasan lahan seluas 750 m2.

Membudidayakan sayuran pada media cocopeat sangat praktis. Pekebun tinggal tanam. Benih sayuran yang akan ditanam, disemai dahulu pada campuran media tanah dan kompos. Sepuluh hari setelah semai, bibit dipindahkan ke dalam polibag mini berdiameter 3 cm yang terbuat dari daun pisang.

Setelah muncul 3–4 daun, pindahkan tanaman ke media cocopeat yang telah diberi larutan pupuk kandang berdosis 1:10. Pemeliharaan tanaman pun mudah. Anda dapat memberikan pupuk organik berupa butiran yang dilarutkan dalam air berdosis 1:10.

Interval pemupukan sekali sepekan. Untuk tambahan nutrisi, Anda juga dapat menambahkan urine sapi, kambing, kelinci, atau marmut yang telah difermentasi berdosis sama. Pupuk diberikan melalui corong botol plastik bekas air minum mineral.

Di Indonesia, penggunaan cocopeat untuk menanam sayuran masih tergolong langka. Cocopeat lazim digunakan para pekebun tanaman hias. Sebetulnya, pemilihan cocopeat sebagai media tanam memiliki beberapa kelebihan.

Cocopeat diolah dari sabut kelapa. Biasanya produsen, sebelum mengolah, sabut kelapa direndam selama 6 bulan untuk menghilangkan senyawa-senyawa kimia yang dapat merugikan tanaman seperti tanin. Senyawa itu dapat menghambat pertumbuhan tanaman.

Setelah dikeringkan, sabut kelapa itu dimasukkan ke mesin untuk memisahkan serat dan jaringan empulur. Residu dari pemisahan itulah yang kemudian dicetak membentuk kotak.

Media dicetak dengan tingkat kerapatan rongga kapiler sehingga dapat menyimpan oksigen sampai 50%. Itu lebih tinggi ketimbang kemampuan menyimpan oksigen pada tanah yang hanya 2–3%. Ketersediaan oksigen pada media tanam dibutuhkan untuk pertumbuhan akar.

Hasil penelitian Dr. Geoff Creswell, dari Creswell Horticultural Service, Australia, media tanam cocopeat sanggup menahan air hingga 73%. Dari 41 ml air yang dialirkan melewati lapisan cocopeat, yang terbuang hanya 11 ml. Jumlah itu jauh lebih tinggi daripada sphagnum moss yang hanya 41%.

Secara umum, derajat keasaman media cocopeat 5,8–6. Pada kondisi itu tanaman optimal menyerap unsur hara. Derajat keasaman ideal yang diperlukan tanaman 5,5–6,5.

Karena kemampuan cocopeat menahan air cukup tinggi, hindari pemberian air berlebih. Pada beberapa jenis tanaman, media terlalu lembap dapat menyebabkan busuk akar. Oleh karena itu, disarankan untuk mencampur cocopeat dengan bahan lain yang daya ikat airnya tidak begitu tinggi seperti pasir atau arang sekam.

Creswell menyarankan, air diberikan sedikit demi sedikit tetapi kontinu seperti dengan cara irigasi tetes atau pengabutan. Memang perangkat irigasi semacam itu tergolong mahal.

Anda dapat menyederhanakannya dengan menerapkan sistem infus. Air diberikan melalui corong yang terbuat dari botol plastik bekas kemasan air mineral 500 ml. Saat kemarau, corong-corong itu diisi masing-masing 250 ml air setiap hari. Bila musim hujan, air diberikan 3 hari sekali.

Selain mencegah media terlalu lembap, pengairan minimal juga berfaedah merangsang pertumbuhan akar. Akar menjadi lebih aktif mencari sumber air dan nutrisi. Dengan begitu, daya jangkau akar semakin luas. Kemampuan akar menyerap nutrisi pun semakin tinggi.

Cocopeat mampu meredam perbedaan suhu antara siang dan malam yang terlalu tinggi. Media berbahan organik menyerap udara panas di siang hari dan melepasnya di malam hari secara perlahan. Oleh karena itu, suhu media cenderung stabil.

Stabilitas suhu media sangat penting untuk menjaga aktivitas mikroorganisme. Mikroorganisme membutuhkan suhu 25–30°C agar dapat bekerja aktif. Terakhir, Anda juga harus pintar memilih cocopeat berkualitas. Sebab, tak seluruhnya cocopeat yang ada di pasaran berkualitas baik.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Durian Berdaging Buah Lezat, Rahasianya Pemupukan Intensif

Trubus.id—Tekstur daging buah durian milik Pekebun di Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah, Kasnari itu lembuh dan creamy. Cita rasa...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img