Perendaman dan pembersihan benih kurma meningkatkan daya kecambah hingga 99%.

Hasrat Syahrir Agus memiliki tanaman kurma amat besar. Pehobi tanaman di Kota Depok, Provinsi Jawa Barat, itu mencuci bersih biji kurma KL-1, lalu menyemai dalam wadah bening tertutup. Namun, pada hari ke-3, biji-biji itu terserang cendawan yang mengeluarkan spora mirip kapas berwarna hitam. Syahrir lalu mengambil dan merendam semua biji-biji itu di air hangat bersuhu 60°C untuk mematikan cendawan.

Setelah itu biji kembali disemai di tempat semula. Biji-biji berhasil berkecambah, tapi akarnya pendek, 1 cm. Dari belasan biji, hanya 5 yang tumbuh membentuk daun. Menurut pakar kurma di Bekasi, Jawa Barat, Syaiful Ichsan, faktor utama yang berperan pada keberhasilan pesemaian ialah kebersihan biji.
Rendaman bening

Menurut pakar fisiologi tanaman di Institut Pertanian Bogor, Ir Edhi Sandra MSi, adanya cendawan yang menyerang benih diduga karena masih ada daging buah melekat pada benih. Kurma mengandung gula dan karbohidrat serta bahan organik lain yang sangat dibutuhkan oleh mahluk hidup termasuk mikrob.
Edhi Sandra mengatakan, kerasnya kulit biji kurma bukan berarti kurma memiliki sistem dormansi. Sebab, ia memiliki lubang kecil yang memungkinkan air masuk ke dalam endokarp dan mengaktifkan hormon auksin yang merangsang perkecambahan. Menurut Syaiful Ichsan benih kurma harus sangat bersih. Ia merendam biji selama 10—15 menit. Angkat biji itu lalu dengan 2 tangan saling gosok-gosokkan benih hingga bersih. Kemudian rendam benih dan gosok-gosok ulang hingga air rendamannya jernih. “Saya melakukan hingga 3—4 hari. Bila hari ke-4 warna air rendaman sudah tidak berubah, segera semai,” ujar Ichsan. Dengan teknik itu Syaiful berhasil mengecambahkan kembali biji yang gagal berkecambah.

Pada awal 2016 ia mengecambahkan 300 benih kurma KL-1 asal Thailand. Dari 300 biji, ada 30 biji yang gagal berkecambah. Biji yang gagal tumbuh itu ia proses ulang dengan cara di atas. Hasilnya 70% dari 30 bibit tadi bisa tumbuh kembali. Indikasi benih siap semai adalah air rendaman bening. Jika air rendaman benih masih keruh, gosok lagi benih kurma, lalu rendam kembali.
Pehobi kurma di Pekanbaru, Provinsi Riau, Alwi Rahmatullah, melakukan hal serupa. Ia merendam benih di air bersih selama 3 hari. “Sisa-sisa daging dan kulit ari kurma akan melunak, lalu mengapung di permukaan air,” ujar Alwi. Ia membersihkan benih dengan menggosok-gosoknya dengan tangan. Dengan cara itu, tingkat keberhasilan keluar akar mencapai 90%.

Ada juga yang membersihkan daging menggunakan sikat gigi. “Tapi cara itu kerap kurang berhasil karena masih ada daging buah tertinggal. Kalau sesama biji, karena keras, bila diadu, maka selaput (kulit ari) dan daging akan luruh,” kata Ichsan. Setelah air rendaman bening, kini benih siap semai. Tingkat keberhasilan perkecambahan mencapai 99%. (Syah Angkasa)