Sunday, October 13, 2024

Berpadu Atasi Tuberkulosis

Rekomendasi
- Advertisement -

Kombinasi obat antituberkulosis dan propolis dapat membantu mempercepat kesembuhan pasien tuberkulosis.

Galih Teja Asmara mulanya hanya batuk biasa. Namun, hingga sebulan lamanya batuk Galih tak kunjung reda. Pria asal Kota Bogor, Jawa Barat, itu juga kerap merasakan lemas, mual dan tidak nafsu makan. Akibatnya, tubuh Galih sangat kurus. Bobot tubuhnya hanya 37 kg. Galih lalu memeriksakan diri ke dokter dan menjalani pemeriksaan laboratorium. Hasil pemeriksaan menunjukkan Galih positif mengidap tuberkulosis.

Dr. Mahani, S.P. Msi, peneliti propolis dari IPB, Bogor.

Sejak itu Galih harus rutin mengonsumsi obat antituberkulosis (OAT) hingga enam bulan lamanya. Ia juga mengonsumsi propolis dengan dosis 20 tetes per hari, yakni 10 tetes pada pagi hari dan 10 tetes lagi pada malam hari. Ia mengonsumsi propolis setengah jam setelah konsumsi OAT. Setelah sebulan mengonsumsi OAT dan propolis, kondisi tubuh Galih membaik. Nasfu makannya kembali bangkit sehingga bobot tubuhnya meningkat dari semula 37 kg menjadi 40 kg. “Memang masih kurus. Tapi saya senang bobot tubuh naik dan berangsur membaik,” ujarnya. Yang menggembirakan, hasil laboratorium menunjukkan bakteri Mycobacterium tuberculosis, bakteri penyebab tuberkulosis, tak lagi terdeteksi di paru-paru Galih alias negatif.

Uji klinis
Galih adalah salah satu pasien di bawah pengawasan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Belong, Kota Bogor. Puskesmas Belong salah satu puskesmas yang bekerjasama dengan para peneliti dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr.Ir. Ahmad Sulaeman, MS dan Dr. Mahani, S.P,M.Si. Mereka melakukan penelitian efek pemberian propolis cair terhadap 50 pasien tuberkulosis di puskesmas-puskesmas di seluruh Kota Bogor. Mahani menggunakan propolis karena mengandung zat antibakteri, imunomodulator, dan zat hepatoprotektif alias pelindung hati. Penelitian itu juga bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Bogor. Dalam penelitian itu peneliti memberikan propolis selama 6 bulan bersamaan dengan waktu minum OAT pasien tuberkulosis. Penelitian berlangsung pada Januari 2015 hingga Desember 2017.

Proses pemeriksaan pasien tuberkulosis di
Puskesmas, kota Bogor.

Salah satu anggota penelitian, Alberigo Prana Jaya, S.Gz., menuturkan propolis adalah salah satu senyawa yang dihasilkan lebah di alam selain madu. Propolis mempunyai ciri-ciri berwarna coklat dan lengket. Propolis lebih banyak dihasilkan spesies lebah Trigona sp. “Lebah tanpa sengat itu menghasilkan propolis dengan cara mengumpulkan getah dari berbagai jenis tumbuhan dicampur dengan nektar dan beberapa bahan lain,” kata Alberigo. Di alam, lebah menggunakan propolis sebagai bahan pelapis sarang untuk melindungi sarang dari kontaminasi bakteri penyebab penyakit.

Dalam penelitian itu propolis yang digunakan merupakan hasil ekstrak. Sebelum diekstrak, tim penelitian melakukan seleksi terhadap 16 sampel propolis dari 16 jenis lebah yang tersebar di berbagai daerah. Berdasarkan seluruh parameter uji, propolis terbaik berasal dari lebah jenis Trigona incisa asal Provinsi Sulawesi Selatan dan ditetapkan sebagai kandidat nutrasetikal pelengkap OAT.

Mahani lalu mengekstrak propolis incisa dengan proses ekstraksi hasil temuannya sendiri yang disebut teknologi ekstraksi singkat, produktif, dan efisien. Teknik ekstraksi itu hanya memerlukan waktu lima menit, jauh lebih singkat dibandingkan dengan teknologi ekstraksi lain yang rata–rata membutuhkan waktu 30 menit hingga 2 jam. Mahani mematenkan metode ekstraksi itu pada 2011 di Universitas Padjajaran.

Prose filling propolis dalam CV Nutrima Sehat Alami.

Lebih cepat
Mahani menerangkan frekuensi pemberian propolis mengikuti aturan pemberian OAT yang diberikan puskesmas. Pada dua bulan pertama, tim memberikan propolis setiap hari dengan dosis 20 tetes per hari. Pada bulan ke-3—ke-6 perlakuan frekuensinya berkurang, yakni hanya 3 kali seminggu masing-masing 20 tetes. Pemberian propolis dilakukan dengan mencampur propolis dengan segelas air hangat. Pasien dianjurkan meminum propolis pada pagi hari untuk mencegah mual akibat konsumsi OAT.

Peneliti membagi pasien ke dalam 3 kelompok perlakuan propolis dengan konsentrasi berbeda-beda. Pada kelompok I peneliti memberikan propolis berkonsentrasi 0% (kontrol), kelompok II 6%, dan kelompok III 30%. Hasil penelitian menunjukkan, jumlah bakteri M. tuberculosis kelompok pasien yang diberi propolis berkonsentrasi 30% tidak lagi terdeteksi atau negatif pada pekan ke–5 dan bobot tubuh pasien tetap. Adapun kelompok pasien yang diberi propolis berkonsentrasi 6% negatif pada pekan ke-8 dan kontrol pada pekan ke-10.

Lebah Trigona sp. dari Sulawesi Selatan, penghasil propolis terbaik untuk tuberkulosis.

Alberigo menuturkan nafsu makan pasien yang diberi propolis berangsur-angsur meningkat sejak sebulan pertama perlakuan dibandingkan dengan pasien yang tidak mendapatkan propolis. “Nafsu makan terus membaik sampai akhir pengobatan. Nafsu makan yang meningkat membantu penyembuhan pasien tuberkulosis,” kata pria kelahiran Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, itu.

Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang harus diminum selama 6 bulan untuk pasien tidak berulang.

Menurut Mahani ada tiga syarat herbal pendamping tuberkulosis. Pertama, herbal itu harus mampu melindungi hati dari toksik obat tuberkulosis. Kedua, herbal mampu membunuh kuman tuberkulosis. Ketiga, herbal mempunyai toksisitas rendah. Propolis salah satu alternatif untuk membantu mempercepat kesembuhan pasien tuberkulosis dan tidak menyebabkan efek samping. (Marietta Ramadhani)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Taoge Premium Datangkan Omzet Maksimum, Intip Langkahnya

Trubus.id—Usaha taoge premium cukup menjanjikan. Alasannya harga produk lebih tinggi dibandingkan dengan taoge biasa. Hanya kualitas produk harus senantiasa...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img