Begitulah cara Tati Soeroyo “berburu” aglaonema baru. Jika dewi fortuna memihak, tentu dia yang paling beruntung—mendapatkan pertama kali. Sebaliknya, ia hanya akan gigit jari. Tidak hanya uang yang dikeluarkan terbuang percuma, tapi juga masa penantian berbulan-bulan.
Keberanian warga Cipete, Jakarta Selatan itu memang bukan tanpa alasan. Penyilangnya di Bogor mempunyai reputasi baik. Makanya dari hari ke hari dan bulan ke bulan, secara saksama ia ikuti perkembangan famili Araceae itu.
Sebulan dipelihara, muncul 1 daun. Terlihat corak dan warnanya berbeda dengan koleksi yang ada. Satu bulan kemudian perbedaan kian jelas. “Tapi itu belum cukup untuk mengklaim aglaonema baru. Sebab, daun-daun itu selalu mengalami perubahan sebelum berumur di atas 1 tahun,” kata Tati Soeroyo.
Pemilik nurseri Isthi Anggana itu lebih menyukai aglaonema lokal lantaran bentuk daun variatif dan warna lebih ngejreng. Aglaonema impor juga dikoleksi, tapi jumlahnya tidak begitu banyak. Sayang, koleksinya tak bernama. Ny Royo—sapaan sang kolektor di Cilandak itu—menyebut nama satu dengan lainnya berdasarkan warna atau bentuk daun.
Aglaonema bercak pink
Sosok aglaonema ini terlihat jumbo lantaran ukuran daun besar. Panjang daun 25—30 cm dan lebar 10—15 cm. Batang hijau tua dan pendek. Daun hijau tua dengan bercak merah muda terlihat jelas. Pada daun muda umur 3 bulan warna merah muda lebih dominan.
Semakin besar daun luntur berganti hijau tua. putih, lama kelamaan berubah menjadi hijau tua. Bercak merah muda di atas permukaan daun seperti tumpahan cat. Sosoknya pendek dan kompak. Jenis ini cepat beranak sehingga harga relatif murah.
Aglaonema merah muda
Tanaman ini cocok untuk bingkisan Valentine lantaran daun terbungkus warna merah muda. Bercak hijaunya minim, bahkan hilang seiring bertambah umur tanaman. Daun besar dan rimbun. Sosok
Aglaonema merah darah
Inilah salah satu aglaonema favorit sang penangkar. Warna daun merah tua seperti darah. Awalnya pada umur 2—4 bulan hijau. Warna merah keluar setelah tanaman berumur di atas 6 bulan. Tangkai daun pendek dan kompak.
Aglaonema bergelombang
Sepintas penampilan kerabat talas ini mirip dengan aglaonema bercak pink.Namun, pinggiran daun bergelombang seperti king of siam. Daun muda berwarna tanaman bongsor karena tangkai daun panjang. Sayangnya jenis ini susah beranak sehingga berharga mahal.
Aglaonema berdaun kuning
Umumnya tanaman indoor itu berdaun hijau, merah, atau merah muda. Namun, agalonema berdaun kuning juga tak kalah cantik. Bercak hijau muda menghiasi pinggir. Penampilannya semakin cantik dengan tulang daun merah tua. Daun tebal, kaku, dan bentuknya bulat. Pinggir daun agak menekuk seperti daun waru. Jenis ini sulit beranak.
Aglaonema berbatang merah
Tulang daun berwarna merah sangat menonjol di antara hijau tua. Pun torehan garis merah muda terlihat mencolok. Batang berwarna merah jadi daya pikat tanaman ini. Anakannya banyak sehingga membentuk rumpun.
Aglaonema pucat
Inilah aglaonema yang bakal jadi tren di Indonesia. Paduan warna hijau dan kuning muda, sangat lembut dan mempesona. Tulang dan tangkai daunberwarna merah muda. Ia satu-satunya aglaonema berwarna lembut di Indonesia. Sayangnya ia paling lambat memberikan anakan.
Aglaonema hijau tua
Dari jauh aglaonema itu seperti berdaun hitam. Lantaran warna hijaunya sangat pekat. Jika disibak di bagian belakang daun terlihat warna merah muda mencolok. Senada dengan tangkai daun. Daun tebal dan agak bergelombang di tengahnya. Ia gampang diperbanyak. (Bertha Hapsari)