Binahong bersifat bakteriostatik manjur mengatasi tifus.
Nurvina Wahyu Artanti dari jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Negeri Semarang mengungkap jajan di luar dan tak mencuci tangan sebelum makan membahayakan kesehatan. Ia meriset 13 pasien penderita demam tifoid di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Kedungmundu, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Demam tifoid atau tifus merupakan penyakit infeksi akut pada saluran pencernaan yang dapat menyebabkan pecah usus hingga gangguan kesadaran.
Di Puskesmas itu Nurvina menemukan 5 faktor yang berhubungan dengan penyakit tifus, antara lain 61,5% sarana pembuangan tinja kurang memadai, 61,5% pasien demam tifoid tak biasa cuci tangan sebelum makan, 69,2% orang memiliki kebiasaan makan di luar rumah, 69,2% jenis kelamin laki-laki, dan 61,5% memiliki tingkat sosial ekonomi rendah. Sejatinya banyak ragam mengatasi tifus, termasuk memanfaatkan daun binahong.
Daun binahong
Riset Syadzli Agus Saputera dan rekan dari Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu pendidikan, Persatuan Guru Republik Indonesia, Sumatera Barat, yang menunjukkan ekstrak daun binahong mampu menghambat pertumbuhan Salmonella typhi, bakteri penyebab penyakit tifus. Ia mendapatkan bibit bakteri itu dari laboratorium Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas, sementara daun binahong berasal dari toko obat herbal di Yogyakarta.
Hasilnya daya hambat perasan daun binahong cukup tinggi dibanding kontrol. Konsentrasi 10% daun binahong menghasilkan zona bening 6,53 mm, konsentrasi 20% (7,92 mm), 30% (8,88 mm), 40% (10,63 mm), dan 50% (12,58 mm). “Semakin tinggi konsentrasi maka semakin tinggi zona bening,” ujarnya. Bandingkan dengan amoksisilin—kontrol positif—yang menghasilkan zona benaing hanya 6,48 mm.
Syadzli menuturkan, risetnya membutikan bahwa ekstrak daun binahong mampu menghambat bakteri S. typhi. “Hal ini terlihat pada rata-rata zona bening yang terbentuk semakin besar dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak yang diberikan,” ujarnya. Pada konsentrasi 10—40%, ekstrak daun binahong mampu menghambat pertumbuhan bakteri itu atau sebagai bakteriostatik. Adapun pada konsentrasi 50% bersifat membunuh bakteri atau bakterisida.
Sifat bakterisida daun binahong tak lepas dari senyawa antioksidan golongan flavonoid yang terkandung di dalamnya. Aktivitas flavonoid membentuk senyawa kompleks dengan protein ekstraseluler dan terlarut, dan dengan dinding sel. Flavonoid bersifat merusak sel mikrob. “Rusaknya membran dan dinding sel menyebabkan metabolisme penting dalam sel mikrob keluar, akibatnya terjadi kematian sel. Aktivitas flavonoid juga dapat menganggu fungsi mikroorganisme bakteri,” ujar Syadzli.
Resep
Dokter spesialis penyakit dalam di Rumahsakit dr Sutomo, Surabaya, Jawa Timur, dr Arijanto Jonosewojo SpPd, menuturkan, penyakit tifus disebabkan bakteri Salmonella typhi yang penularannya melalui mulut. “Bakteri itu membuat peradangan pada usus halus dengan gejalanya demam hingga 38,5°C,” tutur dokter spesialis penyakit dalam alumnus Universitas Airlangga. Penderita harus segera diobati sebelum dua minggu.
Mengapa dua minggu? “Bila lebih dari dua pekan tak tertangani penderita bisa mengalami pecah usus,” ujar Arijanto. Untuk mengatasi penyakit itu dokter memberikan obat antibiotik dan penurun panas. Selain itu penderita harus istirahat total. “Penderita tifus sembuh bila suhu tubuhnya normal selama lima hari berturut-turut,” ujar ketua Program Studi Obat Tradisional Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga itu.
Herbalis di Kotamadya Batu, Jawa Timur, Wahyu Suprapto, meresepkan daun binahong untuk tifus secara kombinasi. Ia mengombinasikan 20 g bidara upas, 30 g daun binahong, 20 g serbuk temu hitam, dan 30 g akar kayu kuning. Campur semua bahan berupa serbuk itu. Ambil 2 sendok teh atau 1 sendok makan campuran herbal itu, kemudian rebus pada 1,5 gelas air hingga tersisa segelas. “Minum 2 kali sehari. Jika penderita tipus belum akut, selang sepekan pascakonsumsi kondisi pasien sudah membaik,” ujarnya.
Menurut Wahyu, bidara upas bersifat antibiotik, temu hitam memperlancar pencernaan, dan akar kuning memperbaiki fungsi lever. Sementara daun binahong lebih kepada upaya penyembuhan luka pada usus penderita. Ia belum mengetahui khasiat daun binahong sebagai bakterisida Salmonella typhi.
Menurut Wahyu resep itu bisa menimbulkan efek samping berupa pusing. Terutama pada orang yang belum terbiasa konsumsi herbal pahit. “Efek samping itu berasal dari ramuan bahan herbal yang pahit yaitu temu hitam dan akar kuning,” ujarnya. Untuk mengurangi rasa pahit, bisa ditambahkan 1—2 sendok madu murni sesuai selera. “Madu juga membantu regenerasi sel, sehingga usus yang sakit akibat tipus lebih cepat membaik,” ujar Wahyu. (Bondan Setyawan)