Trubus.id—Penggunaan lahan kering secara optimal mendukung ketahanan pangan. Syaratnya penerapan teknik pengelolaan yang tepat dan strategi pengembangan komprehensif.
Kepala Pusat Riset Tanaman Pangan, ORPP BRIN, Yudhistira Nugraha menuturkan perubahan iklim kaitannya dengan produksi pangan. Lahan kering yang cukup potensial saat ini terdapat sekitar 60 juta hektare (ha) lahan kering tersedia dan sekitar 29 juta ha pemanfaatan untuk lahan pertanian.
“Saat ini produktivitas lahan kering yang ada di Indonesia masih rendah,” katanya.
Menurut Yudhistira karakteristik lahan kering di Indonesia yakni lahan kering dataran rendah dan dataran tinggi. Berdasarkan sifat tanah ada lahan kering masam, lahan kering non masam, dan lahan kering iklim basah di Indonesia bagian Barat, serta lahan kering yang lebih kering seperti di Indonesia bagian Timur.
Lebih lanjut ia menuturkan karakteristik agroekosistem yang berbeda juga membutuhkan teknologi yang beragam. Ia menuturkan lahan kering sistem tumpang sari dengan agroindustri berpotensi untuk dimanfaatkan.
Adapun mengenai ketersedian air yakni dengan langkah seperti yang tengah dilakukkan Kementerian Pertanian, melalui pompanisasi untuk mengairi lahan kering yang debitnya disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Tujuannya meningkatkan produktivitas lahan kering.
Ia menuturkan isu keberlanjutan mengenai pengelolaan lahan kering yang mengakibatkan erosi menjadi isu yang cukup hangat. Maka dalam produksi tanaman di lahan kering harus mempertimbangkan ekosistem dengan menekan resiko terjadinya erosi.
“Terkait dengan kesuburan pada lahan kering perlu ditingkatkan karena sebagaimana kita ketahui lahan kering yang ada di Indonesia merupakan lahan kering yang kesuburannya kurang dan tentunya ada pengelolaan teknologi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah pada lahan kering agar mampu mendongkrak produktivitas tanaman,” katanya dilansir pada laman BRIN.