Tiga cabai terpedas di dunia, 31 kali lipat pedasnya cabai rawit.
Salah satu kegemaran Sumarna—bukan nama sebenarnya—mengonsumsi makanan pedas. Pria asal Kecamatan Astanananyar, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, itu menerima tantangan sahabatnya, Kusdiana, untuk “menikmati” buah cabai segar. Bentuk cabai itu tak lazim, kulit buah berkerut-kerut. Warnanya ungu gelap. Sumarna memetik satu buah cabai Capsicum chinense yang tumbuh di halaman rumah Kusdiana di Kelurahan Pajajaran, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung.
Pada awal kunyahan ia masih bergurau. “Rasanya seperti tomat,” ujar Sumarna. Namun, selang beberapa saat bibir Sumarna bergetar. Ia bergegas ke peturasan atau toilet. Selama 30 menit ia tak kunjung keluar dari peturasan. Menurut Kusdiana cabai ungu berkerut itu jenis big black mama. Ukuran buah relatif besar. Warna buah ungu tua mendekati hitam. Kusdiana mengatakan, rasa big black mama, “Pedas dan masih bisa dikonsumsi. Bisa mengirit penggunaan cabai rawit.”
Terpedas
Tingkat kepedasan cabai big black mama itu fantastis, mencapai 1 juta Scovile Heat Unit (SHU). Sebagai perbandingan, tingkat kepedasan cabai rawit “hanya” 50.000—100.000 SHU. Menurut Kusdiana rasa panas bisa menjalar ke tangan ketika memisahkan biji dan buah meskipun menggunakan sarung tangan plastik.
Big black mama hasil pemuliaan Troy Primo itu merupakan hasil silangan cabai naga morich dan 7 pot trinidad douglah. Douglah peringkat ketiga cabai terpedas. Kusdiana memperoleh benih cabai big black mama dari komunitas pencinta cabai unik. Ayah satu orang anak itu menanam jenis cabai eksotis pada awal 2016 karena tertarik pada bentuknya yang unik dan amat pedas. Si mama hitam panen pada umur 90—120 hari setelah tanam.
Di halaman rumah Kusdiana, tanaman anggota famili Solanaceae itu magori atau berbuah perdana pada umur 100 hari setelah tanam. Potensi hasil 1 kg per tanaman. Menurut Kusdiana cabai big black mama lebih tahan serangan hama penyakit dibandingkan dengan jenis cabai pedas lainnya.
Pehobi lain, Hendri, juga mengoleksi cabai superpedas. Namanya carolina reaper. Menurut pehobi cabai hias di Bekasi, Jawa Barat, Alexander Lukas Sung, secara resmi versi Guinness World Record carolina reaper masih memegang rekor cabai terpedas. Rata-rata kepedasannya 1.569.300 SHU. Artinya 15—31 kali lipat dari cabai rawit. Hendri menanam 15 carolina reaper di halaman rumahnya. Pehobi di Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang, Jawa Barat, itu memperoleh benih carolina dari situs daring.
Kaya capsaicin
Cabai carolina hasil silangan bhut jolokia dan habanero yang juga sohor akan kepedasannya. Menurut Hendri jenis carolina reaper agak sulit berbuah. Pada tahun lalu, ia membuddayakan tiga tananam. Namun, hanya satu tanaman yang berbuah, meski perawatan sama. Dua tanaman lain gagal berbuah karena bunga rontok. Potensi hasil 1 kg per tanaman. Masa panen cabai carolina reaper 4—4,5 bulan. Menurut Hendri rasa cabai carolina reaper kurang cocok untuk lidah orang Indonesia.
Pasalnya aromanya berbeda dengan cabai lokal. “Aromanya agak langu,” kata pemasok cabai hias itu. Selain itu Hendri juga menanam cabai brown carolina reaper. Menurut Hendri beda kedua cabai itu warna buah ketika matang. Warna carolina reaper merah ketika matang, sedangkan brown carolina reaper berwarna cokelat.
Tingkat kepedasan buah cabai brown carolina rata-rata 1 juta SHU. Pehobi cabai sejak 2012 itu menanam brown carolina reaper pada 2017. Hendri memperoleh benih dari situs daring luar negeri. Sepengetahuan pehobi di Bandung itu warna cokelat pada buah cabai brown carolina reaper muncul dari gen resesif carolina reaper merah. Warna itu muncul 4—5 pekan sejak pembentukan buah Capsicum chinense itu.
Menurut pemulia cabai di Balai Penelitian Sayuran, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Rinda Kirana S.P., M.P., kepedasan cabai disebabkan kandungan senyawa capcaisin, yakni metabolit sekunder. Produksi metabolit sekunder seperti capcaisin dapat dipengaruhi faktor lingkungan. Contohnya cabai hasil budidaya pada musim kemarau lebih pedas daripada cabai yang ditanam pada musim hujan. Hal itu karena kandungan cabai yang ditanam di musim kemarau lebih kaya capcaisin.
Namun, perlu riset lebih lanjut menggunakan uji capcaisin akurasi tinggi karena memerlukan biaya mahal. (Muhamad Fajar Ramadhan)