Thursday, July 10, 2025

Cara Ampuh Meningkatkan Panen Singkong

Rekomendasi

Trubus.id — Pekebun singkong tentu menginginkan hasil panen optimal. Oleh karena itu, pekebun perlu mencoba menggunakan alat pengerat bibit singkong (rabitkong) agar hasil panen melonjak. Beberapa pekebun telah membuktikannya.

Berkat memakai alat pengerat bibit singkong, Agus Supriyanto, petani singkong di Desa Sukobinangun, Kecamatan Way Seputih, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung, mampu memanen 42 ton singkong dari kebun 1 hektare pada Oktober 2021. Padahal, sebelumnya, di luasan lahan yang sama ia hanya panen 20 ton.

Selain pengerjaan yang presisi, penggunaan alat itu membuat produksi bibit lebih efisien dari segi waktu dan tenaga kerja. Menurut Agus, satu orang dapat mengerat bibit untuk kebutuhan dua hektare dalam sehari. Syaratnya, bibit sudah terpotong dengan pemotong bibit singkong (petokong).

Sebelum mengenal rabitkong dan petokong, Agus memotong dan mengerat bibit secara manual dengan gergaji atau parang. Pengeratan manual hanya 2 sampai 3 keratan. Menurutnya, itu pun hasilnya kurang maksimal karena kedalaman keratan tidak seragam.

Jika keratan terlalu dalam, bagian itu bengkak tapi tidak tumbuh akar. Wajar bila hasil panen rendah meski populasi tanaman lebih banyak. Pemotongan bibit secara manual untuk kebutuhan sehektare memakan waktu hingga empat hari oleh satu tenaga kerja.

Rabitkong dan petokong merupakan inovasi Sasongko Aji Wibowo, S.T.P., M.T. Menurut Sasongko, seorang petani mampu mengerat 10.000 bibit singkong untuk lahan satu hektare selama sekitar 8,3 jam.

Bibit sebelumnya telah dipotong dengan panjang 20–23 cm sehingga rabitkong hanya perlu mengerat. Semula petani mengerat memerlukan waktu 56 jam per orang per hektare. Pengeratan manual hanya 1–2 keratan dan kedalamannya tidak seragam.

Sementara itu, rabitkong mengerat bibit sebanyak empat keratan bertingkat. Kedalaman keratan seragam 0,5 cm. Pengeratan tidak perlu terlalu dalam asal kambium terlukai. Itu akan merangsang pertumbuhan akar.

Pemotongan manual biasanya meruncing, sedangkan pemotongan dengan petokong rata. Bila pemotongan meruncing, Sasongko mengamati pertumbuhan akar hanya pada bagian ujung yang runcing.

Ia menduga karena gravitasi, hormon pertumbuhan mengalir ke bagian ujung saja. Pertumbuhan akar sangat lebat, tetapi hanya di ujung. Pertumbuhan bagian atas tidak maksimal ketika bentuk potongan meruncing. Sementara itu, potongan yang rata membuat akar tumbuh menyebar pada semua bagian yang terpotong.

Menurut Sasongko, bila akar tumbuh lebat dan baik, akan terbentuk banyak umbi. Selain itu, banyaknya keratan memungkinkan tumbuh akar lebih banyak. Pertumbuhan akar juga lebih bagus.

Artikel Terbaru

Semester I 2025, Business Matching Kemendag Dorong Ekspor UMKM Capai USD 87,04 Juta

Trubus.id - Kegiatan penjajakan kesepakatan bisnis (business matching) yang diinisiasi Kementerian Perdagangan berhasil mencatatkan total transaksi sebesar USD 87,04...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img