Trubus.id — Ikan hias diskus disukai pehobi karena kecantikan warna dan bentuk tubuhnya. Kerap kali diskus unggul saling berkompetisi pada kontes internasional. Tentunya, agar mampu meraih gelar juara saat kontes, pehobi perlu menyiapkan diskus sebaik mungkin. Daniel Indarta, pehobi dan pemerhati diskus di Kota Tangerang Selatan, Banten, berbagi tips cara menghasilkan diskus kualitas kontes internasional.
Kualitas air
Tips pertama dengan melakukan pemeliharaan dan perawatan secara maksimal. Pehobi harus rutin mengontrol kualitas air. Menurutnya, pH yang baik bagi diskus yakni 6–7,5 dalam batasan kesadahan yang baik, serta kandungan mineral Total Dissolved Solids (TDS) 100–150.
Lakukan pula pemilihan filtrasi untuk menjaga kualitas air. Tujuannya, untuk membuat diskus nyaman sehingga memiliki nafsu makan yang baik. Suhu ideal diskus berkisar 28–31°C.
Pemberian pakan
Agar diskus tumbuh optimal, penting untuk memberikan pakan dengan nutrisi yang cukup. Pemberian pakan berupa olahan burger diskus, cacing darah beku, dan pelet.
Pemberian pakan dilakukan dengan cara memberi sedikit dan berulang-ulang. Maksudnya, agar ikan memiliki waktu cukup dalam mencerna pakan. Hal itu juga mencegah pakan tidak terbuang sia-sia sehingga dapat mencemari kualitas air. Kualitas air dan pakan yang baik akan membuat kesehatan diskus terjaga.
Kualitas genetik
Pemilihan gen diskus kualitas baik bisa dengan cara membeli pada breeder yang sudah tepercaya. Namun, jika ingin melakukan breeding sendiri, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Menurut Daniel, jenis-jenis diskus yang ada sekarang merupakan hasil hibridasi, jauh dari genetik awal moyangnya di Sungai Amazon. Oleh karena itu, seorang penangkar atau breeder harus selalu memerhatikan kualitas gen ikan. Secara sederhana, hal itu bisa dilakukan dengan selalu mencatat perkawinan atau persilangan.
Kebiasaan mencatat akan memudahkan breeder untuk menelaah jalur garis darah (blood line) tertentu yang membawa hasil bagus. Selain itu, untuk mengenali garis darah yang menurunkan sifat genetik yang kurang baik. Pencatatan induk selama penangkaran juga bisa mencegah perkawinan sedarah (inbreeding).
Meskipun, menurut Daniel, dalam beberapa kepentingan, inses memang diperlukan. Namun, jika dalam hal memperkaya atau memperluas gen, pehobi harus menghindari inses.
Daniel mengatakan antara perawatan dan kualitas genetik sama-sama penting. “Tanpa genetik yang baik, pemeliharaan dan perawatan sebaik apa pun percuma. Demikian pula sebaliknya,” tutur Daniel.