Trubus.id-Perbanyakan tanaman hias dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya perbanyakan tanaman anthuriumbisa atau kuping gajah dilakukan dengan cara setek daun dan semai biji. Namun, untuk menghasilkan kuping gajah hibrida perlu dilakukan dengan cara menyilangkan antartanaman.
Seperti yang dilakukan oleh pehobi dan pebisnis tanaman hias di Kota Tangerang, Provinsi Banten, Noldy Topan. Noldy menggunakan induk kuping gajah yang berbeda untuk menghasilkan kuping gajah hibrida baru. “Persilangan antartanaman anthurium yang berbeda menghasilkan tanaman baru dengan karakter berbeda,” ujar Noldy.
Sejatinya konsep persilangan itu merupakan pertemuan antara serbuk sari dengan kepala putik yang siap dibuahi. Noldy menyilangkan kedua tanaman menggunakan tangan secara langsung karena lebih praktis. Sebenarnya beberapa pehobi ada juga yang menggunakan kuas.
“Saya dapat melihat dan merasakan serbuk sari yang menempel pada tangan,” ujar Noldy. Selaian praktis itu menjadi salah satu alasan Noldy. Selanjutnya ia tinggal mengoleskan serbuk yang menempel pada tangan ke kepala putik yang siap dibuahi. Noldy juga mengamati ciri-ciri dari kepala putik yang siap untuk dibuahi.
Ciri kepala putik yang siap dibuahi mengeluarkan cairan berupa lendir alias nektar. Setiap kepala putik yang berhasil dibuahi tidak mengeluarkan nektar lagi. Apabila hari berikutnya kepala putik masih mengeluarkan nektar, berarti persilangan gagal. Apabila penyerbukan gagal, seketika Noldy mengusapkan lagi serbuk sari lagi ke kepala putik itu.
Proses selanjutnya setelah itu yakni menyungkup tongkol hingga buah matang kemudian terlepas dari tongkol. Tujuannya supaya tidak terjadi proses penyerbukan dari serbuk sari tanaman lain dan mempermudah proses panen buah yang lepas dari tongkol.
Tongkol akan berubah warna menjadi merah keunguan hingga merah pekat. Buah yang menempel pada tongkol akan semakin menonjol. Menandakan buah sudah matang. Umur buah matang 1,5 bulan dari proses penyerbukan. Selanjutnya buah akan terlepas dari tongkol sepekan setelah buah matang. Setelah itu biji siap untuk disemai.
Persentase
Menurut Noldy anthurium yang banyak diburu saat ini jenis variegata, daun gelap, serta kombinasi variegata dan daun gelap. Untuk menghasilkan tanaman berdaun gelap ia menggunakan induk betina berdaun gelap seperti Anthurium papillilaminum. Menurut Noldy tingkat keberhasilan dari cara itu sebanyak 30%.
Begitu juga cara untuk memperoleh tanaman variegata. Ia memanfaatkan induk betina dari tanaman variegata. Namun tingkat keberhasilan belum bisa ditentukan. Biasanya satu semaian yang terdiri dari 40—45 biji tanaman variegata paling banyak hanya 6. Bahkan pernah tidak muncul sama sekali. Untuk menghasilkan hibrida baru dengan motif variegata memang tidak mudah.
Harap mafhum apabila tanaman kuping gajah variegata rata-rata memiliki nilai jual tinggi. Selain itu waktu panen tanaman variegata juga lebih lama. Bisa mencapai 9 bulan dari waktu semai. Musababnya klorofil yang terdapat pada tanaman variegata lebih sedikit. Sehingga proses fotosintesis tidak semaksimal pada tanaman biasa yang memiliki klorofil lebih banyak.
Bandingkan dengan jenis anthurium daun gelap nonvariegata. Waktu panen hanya 3 bulan dari waktu semai. Untuk membudidayakan kuping gajah Noldy menggunakan media tanam berupa 30% kompos, 35% pumice, dan 35% perlite. Noldy membudi dayakan kuping gajah di dalam greenhouse.
Ia meletakkan induk kuping gajah dalam greenhouse berukuran 8 m x 12 m. Atap greenhouse terbuat dari plastik ultraviolet yang dilapisi jaring peneduh. Sehingga sinar matahari masih bisa masuk. Namun, tetap teduh karena berlapias jaring peneduh. Upaya itu dilakukan oleh Noldy untuk mempertahankan suhu 29°C.
Suhu ruangan yang terlalu tinggi membuat pertumbuhan tanaman tidak optimal. Penampilan tanaman otomatis juga akan menjadi buruk. Maka dari itu perwatan yang tepat menjadi kunci segalanya.
