Trubus.id—Filet lele salah satu upaya mengemas ikan anggota family Claridae itu menjadi produk praktis dan modern. Anda dapat membuat filet ragam rasa misalnya filet lele bumbu kuning, filet lele asap, dan potongan lele tanpa kepala siap masak.
Selain praktis, harga filet lele 3—4 kali lipat lebih tinggi. Bandingkan dengan harga lele segar hanya Rp21.500 per kg. Menurut pemilik CV Vatra Mandiri Agro, H. Usman, S.Si., M.Si., dalam membuat filet penting memerhatikan kesegaran ikan.
Ciri lele tidak segar antara lain tubuh mengeras dan tidak layak olah. “Mengolah lele dengan perlakan tepat menjaga kesegaran lele,” kata Usman. Mengolah lele menjadi filet dengan kombinas pengemasan (kemas kedap udara) dan pendinginan (-18oC) membuat produk filet lele awet 4—6 bulan.
Caranya mudah Anda dapat mendiamkan dan memuasakan lele pada air bening selama 1 hari agar kotoran lele keluar, bobot lele untuk filet minimal 175 gram per ekor. Masukkan lele pada air es agar lemas kemudian baluri lele secara merata dengan garam.
Selanjutnya cuci bersih lendir yang keluar pascapemberian garam. Filet menggunakan pisau tajam, buang kepala, tulang, dan jeroan lele. Kemas filet dalam kemasan kedap udara (bisa juga sembari memberikan bumbu secara merata pada filet). Terakhir simpan pada penyimpanan -18 C. Filet awet hingga 4—6 bulan.
Selain lele Anda juga dapat membuat filet dari ikan patin. Untuk filet perlu pasokan patin berbobot minimal 1 kg per ekor—hasil budidaya selama 8 bulan bila ukuran benih saat tebar 3 inci atau 7—8 cm.
Dari seekor patin berbobot 1 kg menghasilkan sekitar 300 g filet. Meski jumlah filet yang dihasilkan hanya 33% dari total bobot ikan, produsen filet dapat memanfaatkan limbah. Limbah bagian kepala masih laku dijual sebagai bahan sup ikan.
Adapun potongan tulang, sirip, dan ekor dapat diolah menjadi tepung tulang ikan yang sebagai bahan baku pakan. Potongan-potongan daging sisa juga dapat diolah lagi menjadi surimi atau daging ikan cincang sebagai bahan baku makanan.