Trubus.id— Pengemasan buah vital mempertahankan kualitas buah sampai tujuan. Menurut praktikus buah di Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Tatang Halim mengirim buah harus memastikan tingkat kematangan buah harus seragam. “Pemilik harus paham kapan buah matang sempurna dan tepat waktu untuk dikonsumsi,” ujar Tatang.
Saat memetik, pilih buah yang bagus, tidak pecah, dan bebas bekas serangan hama penyakit. Pascapemetikan, segera bersihkan kulit buah dari pengotor atau hama. Perlakukan buah secara hati-hati, jangan sampai kulitnya lecet atau luka. Tatang menjelaskan, pada buah jambu luka gores akan langsung terlihat.
Sementara pada avokad, “Selang 2—3 hari goresan berubah warna menjadi cokelat,” kata Tatang. Lecet itu menyebabkan buah mudah rusak karena menjadi jalan masuk cendawan masuk ke dalam jaringan buah.
Tatang mengatakan, hindari mengemas buah yang baru dipetik. Sebab, masih terdapat panas lapang atau panas lingkungan ketika petik. Letakkan buah di tempat teduh dan sejuk dengan sirkulasi udara yang baik setidaknya 2 jam untuk menghilangkan panas lapang.
Bila memaksa membungkus usai pemetikan, buah cepat rusak atau busuk. Prof. Sobir menuturkan pemetikan harus sesuai dengan tingkat kematangan saat sampai tujuan. Untuk itu, perhatikan karakter buah.
Ada 2 golongan buah berdasarkan proses pematangannya. Pertama tipe klimaterik, yaitu buah yang pematangannya terus berlanjut pascapemetikan. Contoh buah klimaterik antara lain avokad, pisang, durian nangka, mangga, dan pepaya.
“Petik dan kirim buah klimaterik saat kematangan 90—95% agar ketika sampai tujuan kondisinya tepat siap konsumsi,” kata guru besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor itu. Sebaliknya, proses pematangan buah tipe nonklimaterik terhenti ketika dipetik. Contohnya antara lain jeruk, nanas, anggur, dan jambu air.
Pemetikan dan pengirimannya mesti tepat ketika buah siap konsumsi. Sebelum mengirim, kemas buah dengan lapisan yang mampu menahan gesekan dan benturan. Contohnya kertas halus atau tisu, lalu lapisi dengan stirofoam jaring—seperti pembungkus apel atau pir—sampai melapisi seluruh permukaan buah.
Kemas setiap buah secara terpisah. Pembungkusan bertujuan mencegah benturan antarbuah selama pengiriman. Masukkan buah ke dalam kotak atau kardus yang bagian dasarnya beralas bahan lunak seperti busa atau potongan kertas.
Atur buah dalam kotak dan beri sekat menggunakan busa, kertas, karton atau potongan kardus untuk mengurangi kerusakan akibat benturan dengan buah yang berdekatan. Setelah semua buah masuk, pasang lapisan pengunci berupa lembaran busa atau potongan kertas agar posisi buah ajek.
Terakhir, tutup kotak kemasan menggunakan perekat atau selotip. Untuk kotak kemasan, Tatang halim menyarankan menggunakan kardus tebal atau stirofoam tebal.
Kemasan yang kuat mampu menahan tekanan dan benturan dari luar atau tumpukan dengan barang lain saat pengiriman. Pemberian lubang pada kotak kemasan dapat dilakukan agar suhu dalam kotak tidak terlalu tinggi.
Pilih jasa pengiriman yang terpercaya untuk mengirimkan buah. Hindari menggunakan jasa pengiriman darat yang menggunakan truk lantaran suhu di dalam boks truk tidak stabil, menyebabkan buah cepat rusak. Gunakan jasa pengiriman yang dapat menjaga suhu kemasan. Bila memungkinkan, gunakan jasa kargo udara atau kereta ap
Cara Kemas Buah
- Pilih buah yang berkualitas bagus dan kematangan seragam.
- Pilih buah segar, pemetikan jangan berjarak terlalu lama dengan waktu pengiriman.
- Bungkus buah menggunakan stirofam jaring untuk mengurangi benturan.
- Masukkan ke dalam kotak kemasan yang kuat untuk menahan benturan dari luar.
- Tutup rapat dan rekatkan menggunakan selotip agar buah tidak berguncang atau bergeser.
- Pilih jasa pengiriman terpercaya agar pengiriman dapat dilakukan dengan cepat, tepat waktu, dan aman.