Ancaman penyakit bintik putih mengintai ikan gabus sejak pembibitan.

Ribuan bibit ikan gabus mati di kolam Eko Rudi Feriawan. Penyebab kematian massal itu serangan penyakit bintik putih alias white spot. “Bintik putih cepat sekali menular ke ikan yang sehat,” ujar peternak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, itu. Bila di sebuah kolam setengah populasi terjangkit, maka dalam tiga hari seluruh populasi pun sakit. Serangan bintik putih acap terjadi ketika Feriawan mulai beternak ikan gabus pada 2011.

Wawan—sapaan Eko Rudi Feriawan—menanggulangi penyakit mematikan itu dengan rutin mengganti air kolam. Namun, usaha itu sia-sia. “Kehadiran bintik putih kian menjadi bila perubahan suhu siang dan malam ekstrem,” ujarnya. Ikan Channa striata masih tampak sehat, lincah, dan nafsu makan stabil bila jumlah bintik sedikit. Namun, bila jumlah bintik kian banyak, nafsu makan hilang dan lesu. Lambat laun ikan pun mati.
Rendam
Gejala bintik putih munculnya titik kecil berwarna putih di tubuh, sirip, dan mulut. Wawan menuturkan serangan itu luput dari pengawasannya lantaran kurang menguasai seluk- beluk satwa anggota keluarga Channidae itu. “Saya belum mengetahui kalau bintik putih bisa menular sangat cepat dan memicu kematian massal,” ujar Wawan. Kini Wawan menemukan cara ampuh untuk mencegah serangan bintik putih.

Pria berusia 30 tahun itu menggunakan obat yang mengandung metil biru. Untuk kolam berukuran 1 m x 3 m berpopulasi 2.000 bibit, ia memberikan metil biru berdosis 1 tutup botol kemasan. Interval pemberian metil biru setiap 10 hari.
Namun, bila sebagian besar ikan di kolam terserang, Wawan memberikan perlakuan khusus. Ia segera mengangkat seluruh bibit di dalam kolam menggunakan jaring.
Sebelumnya ia menyiapkan ember khusus berisi campuran air dan metil biru dengan konsentrasi yang lebih pekat, yaitu 1 tutup botol metil biru dalam 5 liter air. Ia lalu merendam bibit gabus itu dalam larutan selama 10 detik. Setelah itu ia meletakkan ikan ke dalam kolam berisi air baru. “Cara itu efektif mengobati ikan yang sudah sakit,” ujar Wawan. Dalam waktu 2—3 hari bintik putih pada tubuh ikan pun rontok.
Menurut anggota staf Pengolahan Hasil Perikanan, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lumajang, Haridian Wijaya, bintik putih dikenal dengan penyakit ich. Sejatinya penyakit ich dapat menyerang hampir semua jenis ikan. Parasit Ichthyopthirius multifiliis menjadi biang keladinya. Makhluk mini itu sangat ganas dan bersifat obligat—membutuhkan inang sebagai sumber energi.
Garam

Haridian menuturkan bintik putih yang menyerang bibit gabus berukuran 3—5 cm bisa menyebabkan kematian hingga 100%. “Bibit sudah tidak bisa ditolong lagi,” ujar Haridian. Namun, serangan pada bibit berkuran 5—7 cm masih ada kemungkinan sembuh. Penangkar bisa menggunakan obat-obatan pabrik yang mengandung metil biru.
Di Sleman, Provinsi Yogyakarta, Albertus Budi Setiawan, menggunakan cara lain untuk mengatasi serangan pernyakit bintik putih pada gabus. Begitu melihat ciri-ciri ikan terserang bintik putih, ia segera menaburkan garam ke kolam dengan dosis 200 gram per m². Frekuensi pemberian garam setiap hari hingga kondisi ikan membaik. “Jika serangan membandel dan semakin banyak ikan yang terjangkit, berikan obat antiparasit,” kata Budi.
Laju serangan bintik putih bisa terjadi dalam hitungan jam. Peternak gabus di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Andhi Raharjo, juga menggunakan garam untuk mengatasi serangan cendawan yang kerap menyerang saat pergantian musim. Ia rutin menaburkan 4 kg garam setiap 3 pekan di kolam berukuran 3 m x 10 m x 1,12 m. Ia menambah dosis menjadi 2 kali lipat bila menjumpai ikan yang sakit. (Andari Titisari/Peliput: Ian Purnama)