Trubus.id—Pecel semanggi merupakan salah satu makanan khas Kota Surabaya. Pecel semanggi memiliki rasa yang lezat. Selain itu, sejatinya saat makan pecel semanggi, Anda juga menuai khasiat dari semanggi yang mampu mencegah kepikunan.
Bagaimana duduk perkara semanggi mencegah kepikunan? Peneliti dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang, Provinsi Jawa Timur, Dr. Apt. Burhan Ma’arif Z. A, M.Farm, menjelaskan tanaman semanggi mengandung senyawa fitoestrogen.
“Fitoestrogen memproteksi sel neuron pada otak. Caranya dengan menghambat radang otak,” kata Burhan.
Harap mafhum, kepikunan terjadi karena ada neuron inflamasi atau bisa disebut juga peradangan pada neuron. Peradangan itu kerap terjadi pada perempuan berumur lebih dari 50 tahun.
Saat itu kaum hawa memasuki fase post menopause dan mengalami defisiensi hormon estrogen. Hal itu menyebabkan beragam penyakit seperti pikun dan osteoporosis.
“Nah, fitoestrogen itu adalah senyawa dari tumbuhan yang memiliki karakterisitik mirip hormon estrogen,” kata Burhan.
Cara konsumsi semanggi sangat beragam. Tanaman itu bisa dimakan dalam bentuk segar, direbus seperti pada pecel, atau dijadikan teh seperti yang Burhan lakukan.
“Kalau ingin konsumsi secara langsung perlu diperhatikan tempat penanaman. Alasannya semanggi mirip seperti kerang. Jika ia tumbuh di lingkungan tercemar, semanggi bisa menyerap zat toksik seperti kerang,” tutur alumnus Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, itu.
Berapa banyak semanggi yang bisa dikonsumsi untuk kesehatan? Jumlah optimal untuk dikonsumsi dalam sehari sebanyak dua genggam. Bisa dimakan pagi dan sore. Jumlah itu berdasarkan data empiris masyarakat Surabaya ketika makan pecel.
“Dari data empiris orang makan pecel sehari, berapa sih? Kami dapatkan sebanyak dua genggam. Lalu kita ujikan saat riset pada ikan zebra. Dosis itu Optimal,” kata lelaki yang hobi nonton film dan membaca novel itu.