Trubus.id — Ikan tuna terkenal sebagai makanan mewah yang produksinya diekspor ke berbagai penjuru dunia. Akan tetapi, tidak semua bagian ikan tuna dimanfaatkan oleh berbagai industri. Hanya 40–60 persen dari bagian ikan tuna yang digunakan, sedangkan sisanya menjadi limbah.
Limbah ikan tuna meliputi bagian kepala, sirip, kulit, jeroan, dan tulang. Dr. Wini Trilaksani, Dosen Departemen Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Perikanan (FPIK) IPB, menemukan strategi peningkatan nilai tambah limbah industri perikanan.
Menurut Wini, limbah-limbah perikanan itu bisa diolah menjadi produk kesehatan yang bermanfaat. Bagian mata dan otot mata ikan tuna dapat menjadi salah satu sumber baru dalam mendapatkan Ecosa Pentaenoic Acid (EPA) dan Docosa Heksanoic Acid (DHA) yang diperkirakan mencapai 7 persen dan 35 persen.
“Mata ikan tuna ini dapat diekstrak dan menghasilkan minyak ikan yang kaya akan omega-3 yang selama ini kebutuhannya terus meningkat dan masih dicukupi dari impor,” jelas Wini seperti dilansir dari laman IPB University.
Wini menjelaskan, omega-3 memiliki beragam manfaat, yakni meningkatkan perkembangan kognitif, meningkatkan kemampuan bicara dan interaksi sosial, mencegah terjadinya stres, membantu proses perkembangan otak dan retina janin, mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke, serta untuk kesehatan mata.
Kurangnya EPA dan DHA dapat menjadi pemicu atas terjadinya penurunan kesehatan dan kecerdasan yang dikhawatirkan juga terjadi sebagai dampak lanjut stunting di Indonesia. Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022, angka stunting di Indonesia masih 21,6 persen.
“Oleh sebab itu kita perlu mencari cara bagaimana agar EPA dan DHA pada anak Indonesia dapat tercukupi. Yang telah kami lakukan adalah memanfaatkan limbah mata ikan tuna menjadi suplemen minyak ikan kaya DHA dalam bentuk kapsul yang diberi nama Vita Docosa,” papar Wini.
Vita Docosa didesain untuk semua kalangan terutama untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita yang membutuhkan kecukupan gizi yang optimal. Dua kapsul Vita Dacosa setara dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) DHA yang dibutuhkan oleh seseorang.
Saat ini Vita Docosa telah diproduksi dan akan menjadi produk yang dikomersialkan. Ia berharap inovasi ini dapat menjadi perhatian pemerintah untuk dapat disalurkan ke masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan dampak stunting di Indonesia.
