Friday, December 6, 2024

Cinta Tulus untuk sang Siluk

Rekomendasi
- Advertisement -

Di sanalah beragam jenis siluk dari seluruh dunia berkumpul. Sebuah pemandangan memikat di museum arwana di kawasan Lim Chu Kang, Singapura.

Museum yang ramai dikunjungi setiap akhir pekan itu dibangun di atas tanah seluas 1.000 m2. Selain ruang utama yang dicirikan pigura besar superred di atas pintu masuk, sepetak ruang berukuran 100 m2 berjarak 15 m juga terlihat berisi belasan akuarium. Di situlah terdapat koleksi arwana-arwana unik yang dibeli dan disumbangkan oleh para kolektor siluk negeri Singa.

Menurut Kenny Yap, CEO Qian Hu Fish Farm yang mengelola museum berjuluk House of Dragon itu, tak kurang dari 10 jenis arwana dipelihara di sana. Sebut saja superred, golden, silver, malaysian crossback, tong yan crossback, redtail gold, jardini, dan leichardti. “Kami sengaja membuat ini (museum, red) untuk mempromosikan arwana pada warga Singapura,” ujar Kenny. Dari pengamatan Trubus superred asal sungai di Kalimantan Barat merupakan jenis yang paling banyak dikoleksi. Jumlahnya tak kurang dari 20 ekor dengan panjang tubuh rata-rata di atas 50 cm.

Khusus arwana unik jumlahnya hanya belasan ekor. Maklum, mengumpulkan arwana antik lebih sulit. Salah satu koleksi antik yang banyak ditatap pengunjung adalah seekor golden. Ia tampak istimewa karena memiliki insang di kiri dan kanan berlapis banyak. Saat berenang tampak berkibar bak bendera. Jenis yang diperoleh dari Malaysia itu dibeli seharga US$5.000 setara Rp45-juta rupiah saat berukuran 20 cm.

Pakai . lter

Semua ikan kahyangan itu diperlakukan secara khusus. Setiap akuarium diisi air setinggi 3/4 bagian dari tinggi akurium. Air di akuarium benar-benar terlihat bening lantaran selalu difi lter selama 24 jam penuh. Sistem fi lter itu tersambung pararel dengan tangki air utama. Begitu kelebihan air keluar melalui pipa yang dipasang nyaris setinggi permukaan air, saat itu pula air disaring.

Agar kembali bersih air dilewatkan pada beberapa media penyaring seperti busa spons, zeolit, dan bioball sebelum masuk ke tangki utama. Dari tangki utama air bersih kembali masuk ke akuarium dengan mengandalkan daya gravitasi. Air akan masuk melalui pipa berukuran diameter 5 cm yang posisinya dibuat lebih tinggi dari permukaan air. Tujuannya saat air masuk bak kucuran pancuran sudah mengandung kadar oksigen terlarut yang tinggi.

Uniknya, Scleropages formosus itu tidak seorang diri mendiami akuarium. Kecuali di blok arwana unik, setiap siluk di akuarium utama ditemani ikan hias lain. Mulai dari sapu-sapu hias hingga pari hias. Komposisinya tergantung ukuran tubuh sang pendamping. Jika sapu-sapu dipilih sebagai teman, biasanya jumlahnya tak sampai 3 ekor. Untuk pari hias cukup ditaruh seekor berukuran sekitar 20 cm.

Lokasi museum yang terletak di dalam Qian Hu Fish Farm itu juga menawarkan pemandangan breeding superred dan golden yang tempatnya cukup berjalan kaki 5 menit dari museum. Di sana tak kurang dari 4 kolam tanah berukuran 20 m x 12 m terhampar. Hebatnya semua kolam dinaungi net yang disangga tiang bambu setinggi 3 m. “Pengunjung tidak boleh masuk. Tapi diizinkan untuk melihat dari jauh,” papar Sherly, staf marketing.

Untuk meningkatkan kecintaan pada arwana pengelola Qian Hu Fish Farm secara berkala mengadakan kontes arwana internasional dengan juri kawakan dari Th ailand, Taiwan, Jepang, dan Indonesia. Kapan kita bisa meniru langkah mereka? (Dian Adijaya S)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

FLOII Expo 2024 Resmi Dibuka, Keindahan Keanekaragaman Genetik dalam Florikultura

Trubus.id–Floriculture Indonesia International (FLOII) Expo 2024 resmi dibuka pada 05 Desember 2024 di Hall 3, ICE BSD City, Tangerang....
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img