
Daun sirsak mencegah pembentukan plak di pembuluh darah.
Pembuluh darah terdiri atas beberapa lapisan dengan fungsi beragam, baik sebagai pelindung, jaringan elastis, dan jaringan licin yang berfungsi melancarkan peredaran darah. Endotelium merupakan lapisan paling dalam saluran darah berfungsi menjaga arteri tetap kencang dan mulus sehingga peredaran darah tetap lancar. Penumpukan plak di pembuluh darah alias aterosklerosis membawa banyak masalah kesehatan.
Plak yang tebal mengganggu aliran darah dan memaksa jantung memompa lebih keras. Efeknya tekanan darah meningkat—kondisi yang disebut tekanan darah tinggi alias hipertensi. Hipertensi membawa berbagai gangguan kesehatan. Gangguan ringan antara lain mudah kesemutan, sakit kepala atau migrain, dan pandangan berkunang-kunang. Sementara masalah kesehatan serius akibat hipertensi pun beragam, antara lain jantung koroner, stroke, dan kerusakan kapiler darah di organ penting seperti ginjal atau hati.

Daun sirsak
Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 2011 menunjukkan, masalah pembuluh darah menjadi penyebab kematian nomor satu. Sementara data dari Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan pada 2013 menyatakan prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia sebesar 1,5%, tertinggi pada kelompok usia 65—74 tahun dan jenis kelamin perempuan.
Menurut dr Ika Prasetya Wijaya SpPD-KKV, FINASIM, spesialis penyakit dalam di Rumahsakit Umum Pusat dr Cipto Mangunkusumo, dalam jangka panjang hipertensi menyebabkan kerusakan pembuluh darah. Penyebab lain kerusakan pembuluh darah antara lain gula darah tinggi, infeksi, dan trauma akibat benturan. Menurut dr Ika, olahraga teratur dapat mencegah aterosklerosis.
“Olahraga memperkuat dinding pembuluh darah dan membuat cadangan kolesterol terpakai sehingga tidak terbentuk timbunan,” kata Ika. Sejatinya ada herbal yang murah, mudah diperoleh, dan manjur untuk mengatasi aterosklerosis. Riset Reinaldo Maramis, Marie Kaseke, G.N. Tanudjadja dari Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi membuktikan, daun sirsak mengandung antioksidan yang berefek antiaterogenik alias mencegah dan mengatasi pembentukan plak di dinding pembuluh darah.
Reinaldo dan kawan-kawan menggunakan 16 tikus wistar sebagai subjek penelitian yang diberi perlakuan diet lemak babi dan ekstrak daun sirsak. Lemak babi tinggi asam lemak jenuh yang meningkatkan kadar trigliserida dan menurunkan high density lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik sehingga meningkatkan risiko aterosklerosis. HDL adalah lipoprotein yang berfungsi untuk mengangkut kolesterol dari sel untuk kembali ke hati.
Tanpa plak
Konsumsi lemak jenuh meningkatkan kadar low density lipoprotein (LDL) dan menyebabkan gangguan fungsi endotel. LDL adalah pengangkut lemak dari hati ke sel-sel tubuh. Gangguan fungsi endotel menyebabkan permeabilitas endotel meningkat sehingga LDL dapat masuk ke bawah lapisan endotel. Reinaldo membagi tikus menjadi 4 kelompok, yaitu kontrol negatif (tanpa perlakuan), kontrol positif (memperoleh asupan 2 ml lemak babi selama 14 hari), perlakuan 1 (asupan 2 ml lemak babi bersamaan dengan 0,3 ml ekstrak daun sirsak selama 14 hari), dan perlakuan 2 (asupan 2 ml lemak babi selama 14 hari dilanjutkan 0,3 ml ekstrak daun sirsak selama 14 hari).
Setelah perlakuan, kelompok kontrol negatif mengalami penimbunan lemak di tunika intima dan tunika media. Tunika intima adalah lapisan dalam berupa tabung endotel yang terdiri atas sel-sel gepeng dengan sumbu panjang terorientasi menanjang. Adapun tunika media adalah lapis tengah terdiri atas sel-sel otot polos yang terorientasi melingkar dan merupakan lapisan paling tebal dalam arteri.
Penimbunan itu mungkin dipicu konsumsi pelet ketika proses adaptasi selama 2 pekan. Pelet meningkatkan kolesterol LDL dalam darah. Sementara kelompok kontrol positif mengalami pembentukan sel busa yang terlihat pada tunika intima sampai ke tunika media. Sel busa adalah makrofag yang menangkap LDL oksidasi secara terus-menerus. Itu efek konsumsi lemak babi berlebih yang memicu hiperlipidemia dan meningkatkan kadar LDL.
Makrofag adalah salah satu sel darah putih yang membersihkan tubuh dari partikel mikroskopis yang tidak diinginkan. Sebaliknya tikus di kelompok perlakuan 1 dan 2 tidak menunjukan pembentukan sel busa. Itu membuktikan daun sirsak bersifat antipembentukan plak. Dalam laporannya, Reinaldo menduga hal itu lantaran kandungan flavonoid dan vitamin C.
Flavonoid merupakan senyawa metabolit sekunder yang termasuk senyawa fenolik alam, berpotensi sebagai antioksidan dan mempunyai bioaktivitas sebagai obat. Sementara vitamin C meningkatkan laju pembentukan asam empedu, meningkatkan kadar HDL, dan menurunkan penyerapan kembali asam empedu serta konversinya menjadi kolesterol.

Kering
Vitamin C juga menguatkan dinding dan mencegah kerusakan arteri. Riset Reinaldo membuktikan efektivitas paduan kedua zat itu dalam mencegah aterosklerosis. Ujang Edi, herbalis dari Desa Ciherangpondok, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, juga memanfaatkan daun sirsak untuk mengatasi gejala aterosklerosis seperti darah tinggi dan kadar gula tinggi. Caranya dengan merebus 20 daun sirsak kering dalam 0,5 l air hingga airnya tersisa setengahnya.
Air rebusan itu dikonsumsi 3 kali sehari masing masing sebanyak 1 cangkir. Ujang mengingatkan agar menggunakan daun sirsak kering. “Kandungan daun sirsak segar terlalu tinggi sehingga harus direbus 2 kali agar berkurang dosisnya,” kata Ujang. Untuk mendeteksi kehadiran plak, dr Ika menganjurkan untuk sering-sering mengontrol tekanan darah dan kadar gula darah. Jika gejala aterosklerosis terdiagnosis, olahraga dan pengendalian tekanan darah serta gula darah dapat menormalkan gejala itu dalam 1,5—2 bulan.
Jika selewat itu kandungan kolesterol belum normal di angka 130 mg/dl, upaya pengendalian itu perlu didampingi tindakan medis. Biasanya dokter meresepkan obat golongan statin untuk menurunkan kadar LDL darah. Alternatifnya, konsumsi daun sirsak yang khasiatnya dibuktikan Reinaldo. (Muhammad Awaluddin)
Aterosklerosis
