
TRUBUS — Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, berpesan bahwa masyarakat harus menjaga stamina dan meningkatkan imunitas tubuh di masa pandemi. Salah satu caranya dengan mengonsumsi buah dan sayur lebih banyak agar tetap sehat dan terhindar dari penyakit. “Kita memiliki banyak buah khas Indonesia yang mudah diperoleh, terjangkau, dan mengandung banyak vitamin sehingga menyehatkan. Namun, tingkat konsumsi buah di Indonesia masih rendah. Saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mengonsumsi buah–buahan lebih banyak dan mencintai aneka buah Nusantara,” kata Joko Widodo.
Lebih lanjut ia menuturkan, gizi dalam buah-buahan Nusantara tidak kalah dibandingkan dengan buah impor. Dengan mengonsumsi buah Nusantara, kita tidak hanya menambah asupan gizi di masa pandemi, tetapi juga membantu petani-petani buah di tanah air agar semakin semangat, produktif, dan sejahtera. Dengan memanfaatkan teknologi mutakhir, edukasi untuk mengonsumsi buah Nusantara harus dilakukan secara berkelanjutan. Termasuk edukasi dalam muatan sistem pendidikan di sekolah-sekolah serta keluarga agar dapat menjangkau anak-anak dan generasi muda sehingga bisa mencintai buah.
Gelar Buah Nusantara
Hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memiliki potensi untuk didorong dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani, ekonomi daerah, dan ekonomi nasional. Bahkan hortikultura mampu meningkatkan devisa negara melalui ekspor. Nilai ekspor hortikultura sebesar USD645,48 juta pada 2020. Jumlah itu meningkat 37,75% dibandingkan dengan tahun 2019. Peningkatan ekspor itu didominasi oleh komoditas buah-buahan.
Nilai realisasi ekspor buah-buahan sebesar USD389,9 juta pada 2020. Terjadi peningkatan 30,31% dibandingkan dengan tahun 2019. Lima negara tujuan utama ekspor yaitu Tiongkok, Hongkong, Malaysia, Arab Saudi, dan Pakistan. Dari sisi produksi buah, pertumbuhan produksi buah Indonesia meningkat rata-rata 6,06% per tahun pada 2000—2020. Ironisnya peningkatan produksi itu tidak diikuti dengan peningkatan konsumsi buah masyarakat Indonesia.

Tingkat konsumsi buah masyarakat Indonesia sebesar 88,56 gram/kapita/hari pada 2020. Angka itu turun 1,4% dibandingkan dengan 2019. Angka konsumsi itu hanya sebesar 59,04% dari batas minimal angka kecukupan gizi Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) yang merekomendasikan konsumsi buah sebesar 150 gram/kapita/hari. Penyelenggaraan Gelar Buah Nusantara (GBN) ke-6 pada Agustus 2021 merupakan salah satu upaya mendorong peningkatan daya saing serta konsumsi buah Nusantara yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan kesehatan.
Tujuan lainnya yakni untuk memperingati Ulang Tahun Kemerdekaan ke-76 RI. Selain itu, GBN ke-6 dihelat untuk mendukung program Bangga Buatan Indonesia dengan melibatkan lebih banyak lapisan masyarakat, seperti petani selaku produsen buah, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), eksportir buah, pelaku pasar, serta kementerian/lembaga terkait baik di pusat maupun di daerah. Dengan begitu semua pemangku kepentingan itu dapat berkolaborasi untuk melakukan gerakan bersama dalam rangka peningkatan konsumsi buah Nusantara.
Rangkaian acara GBN ke-6 pada 2021 diharapkan dapat menjadi momentum kebangkitan buah Nusantara untuk berjaya di dalam negeri dan berdaya saing di luar negeri dengan harga yang kompetitif. Harapan lainnya GBN menjadi ajang promosi dan sosialisasi secara luas di seluruh Indonesia dengan melibatkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah sehingga ajang ini mampu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencintai dan mengonsumsi buah Nusantara. Dampaknya ikut mendorong perekonomian daerah dan perekonomian nasional.
Ragam acara
Beberapa kegiatan GBN ke-6 antara lain pengiriman lebih dari 5.000 paket buah kepada tenaga kesehatan di empat rumah sakit dan peserta vaksinasi di dua lokasi, seri webinar, serta pameran buah di Istana Negara. Selain itu, ada bazar di lokasi strategis (kantor pemerintahan, bandara, stasiun, tempat rehat), promosi buah Nusantara di berbagai lokapasar, serta edukasi/kampanye gerakan konsumsi buah melalui berbagai media sosial. Turut hadir dalam pembukaan acara GBN ke-6 adalah para menteri Kabinet Indonesia Maju, para gubernur, bupati dan walikota.
Perekonomian Indonesia pada triwulan II-2021 mencatatkan pertumbuhan 7,07% (yoy) yang merupakan rekor pertumbuhan triwulan tertinggi bahkan sejak krisis keuangan global menghantam dunia pada 2008. Hal ini menjadi sebuah pijakan penting bagi pemulihan ekonomi di tengah tekanan dan tantangan pandemi Covid-19. Pemerintah terus berupaya dalam pemulihan ekonomi dengan menangani sisi kesehatan dan perekonomian secara bersamaan.***