Friday, September 22, 2023

Di Bandung Acewin Jadi Kampiun

Rekomendasi
- Advertisement -

Sepuluh menit yang penuh ketegangan berlalu. Akhirnya mata juri yang berpengalaman sejak 1978 itu mengarah pada pomeranian bernama Acewin Destinete 2 Win. Ketika jari tangannya menunjuk andalan Roy Sutikno itu, tepuk tangan dan teriakan penonton bergemuruh di gedung olahraga Karmel Natipulu di Secapa AD, Bandung, medio Juli 2004.

Pomeranian berumur 1,5 tahun itu pantas menerima predikat itu. “Gerakan atraktif dan memikat. Di antara anjing lain, penampilannya untuk saat ini paling baik,” kata juri spesialis all breed itu seusai acara.

Kemenangan itu di luar dugaan Roy Sutikno. Sebab, anjing itu baru perdana mengikuti kontes. “Sunguh di luar perkiraan saya. Semula cuma sekadar uji coba saja,” ujar Roy Sutikno sambil mengelus-elus jawara barunya.

Saingannya, Pequest Timbuktu, pekingese milik Suherman Hartanto dari Jakarta juga tampil memukau. Langkah anjing imut berumur 1,5 tahun itu anggun. Bulu lebat menambah pesonanya. Namun, juri sekaligus guru besar di Universitas Belgrade, Serbia, itu menilai kurang pada saat Pequest berjalan di arena. Anjing asal Amerika Serikat itu hanya memperoleh gelar reserve best in show alias juara ke-2.

Di kontes itu penampilan anjing-anjing mungil memikat Urosevic. Buktinya, best in show lokal juga diberikan pada CH Cleopatra V Gravic Raya, fox terrier kepunyaan Adang Ishak. Pun juara ke-2 dianugerahkan pada mini pinschernya, CH Locksley Ista For Frankenstein.

Serius

Acewin melaju ke pemilihan BIS setelah menyisihkan rivalnya di grup 5. Di sana ada Tamsala Sunnyside Up, basenji milik Egy BW asal Surabaya, dan James von Bluemental (samoyed) andalan Yani Kamadjaja, Bandung. Ada Valencico von Baretta (siberian husky) jagoan Suhendri, dan Dynamic von Gaya Baru (chowchow)- nya Dewi Setawaty—keduanya asal Bandung. Chung Han Chung, juri asal Taiwan tampak begitu serius menilai setiap kontestan. Beberapa kali ia memerintahkan peserta untuk mengitari arena. Keputusannya, Acewin sebagai anjing terbaik di grup.

Chung pun kerja ekstra ketika menilai Pequest andalan Suherman yang bertanding di grup 9. Sebanyak 4 anjing lain menjadi saingan beratnya. Contohnya, TH CH Hearty’s Peg O My Heart, shih tzu milik Agus R asal Solo yang sudah meraih champion di Thailand. Anjing impor itu memikat Chung sehingga harus mengulangi penilaian sekali lagi. Setelah dicermati, ia menunjuk pekingese tetap yang terbaik.

Grup 1 dan 2 dinilai Urosevic. Grup 1 hanya diikuti 3 peserta, seperti shelty, welsh corgi, dan herder. Juri berpengalaman itu langsung terpikat melihat penampilan Salo vom Maifeld milik Liu Pao Lin dari Surabaya. Gelar Best of Group (BOG) diberikan anjing gembala jerman impor itu. Sayang, anjing yang sering juara itu tidak meraih terbaik di kontes itu.

Urosevic tampak kedodoran menilai 6 anjing di grup 2. Sejak memasuki arena, mini pinscher dan sint bernard telah mencuri hatinya. Namun, ia harus selektif memilih yang terbaik. CH Locksley Ista For Frankenstein, mini pinscher andalan Adang Ishak dari Bandung ditunjuk sebagai BOG dan berhak mewakili grupnya untuk melaju ke pemilihan BIS.

Bersaing ketat

Meski gagal di pemilihan BOG di grup 2, penampilan Abbie Von Der Weinrebe milik Budy Setiawan asal Semarang memukau penonton. Sebelumnya, anjing berumur 1,5 tahun mampu mengungguli 7 anjing lain di kelas remaja. “Tulang kasar, siku bagus, dan langkah sempurna,” kata Gabor Hass, juri asal Hongaria. Gelar best futurity pun diberikannya.

Begitu menang, Abbie melaju ke babak pemilihan best of breed (BOB). Di sana ia harus bersaing ketat dengan 5 anjing lain. Sebut saja Heni von Himalaya milik Miming asal Lembang, Ina Ch Rini von Gucci Kennel andalan Richard Wiraga dari Bandung, dan Osvaldo V Little Housenya Iwan Sumarta asal Jakarta. Mata Gabor Hass tak berkedip melihat mereka berlari mengitari arena. Namun, juri sejak 1993 itu melihat penampilan anjing bernomor peserta 81 itu lebih baik dibanding yang lain. Telunjuknya menunjuk Abbie sebagai juara.

Persaingan ketat juga terjadi di ring golden retriever. Maklum, pesertanya membeludak hingga 96 anjing. Chung Han Chung, sang juri kewalahan menilai setiap kontestan. Tak ayal, pertandingan yang dimulai sejak pukul 09.00 baru selesai pada 18.00.

Gelar BOB diberikan pada Beverly Hill Cubilaz milik Agus Budiono asal Temanggung, Jawa Tengah. Anak Signature Gallant Fox Castle dan Angela of Royal Canin itu pantas menang. Di kelas remaja, anjing kelahiran 24 Mei 2003 itu bersaing ketat dengan 9 pesaing lain. “Sosok sempurna dan luwes ketika berjalan,” kata Chung sambil menunjuk anjing bernomor peserta 238 itu.

Begitu menang, anjing bernomor silsilah 01-B5125 itu dihadang 7 anjing kampiun di kelas lain untuk memperebutkan BOB. Salah satu kompetitor paling menonjol, Int Ch Jackson’s Show Me The Money Multi andalan Jani Lauw dari Jakarta. Sayang, juri telanjur terpikat pada Beverly dan memberikan gelar terbaik padanya. “Ngga apa-apa kalah, toh yang menang juga masih darah Golden Castle—kennel saya,” ucapnya.

Pemeran all breed yang digelar Perkumpulan Kinologi Indonesia (Perkin) wilayah Jawa Barat itu berjalan sukses. Peserta dari seluruh kota di Jawa yang hadir di sana tampak antusias mengikuti jalannya lomba. Pun penonton di kota Kembang itu merasa terhibur menyaksikan ajang lomba yang digelar setahun sekali itu. Pantas, bila mereka tidak melewatkan acara menarik itu. (Nyuwan SB)

 

- Advertisement -
- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Menteri Teten Dorong Hilirisasi Bawang Merah Brebes

Trubus.id— Pengembangan produk turunan bawang merah menjadi salah satu solusi mendorong kesejahteraan petani dan usaha kecil menengah (UKM) di...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img