Friday, March 7, 2025

Dibonsai Adenium Tampil Cantik

Rekomendasi

Sosoknya bak bonsai bergaya sapu terbalik dan menjadi juara kontes Flona 2003 di Lapang Banteng, Jakarta Pusat. Bonggol besar dengan 5 akar mencengkeram, bercabang 13, dan bunga rimbun berwarna merah muda. Adenium dengan sentuhan bonsai seperti itu langka.

Beruntung sebelum kontes, Sasongko memperoleh batang bawah adenium yang bentuknya sesuai untuk dibonsai. Bonggol itu ditemukan di salah satu nurseri di Senayan, Jakarta Pusat. Meski bentuk sudah bagus ia masih perlu dipoles, lantaran posisi salah satu akar menjepit akar lain. Supaya bentuk akar melebar dan mencengkeram, akar pengganggu itu harus dipotong. Padahal dengan cara itu tanaman rawan busuk batang. Toh itu diabaikan. Akar tetap dipangkas dalam 3 tahap dengan interval 1 bulan.

Alhasil, akar terbentuk sempurna nyaris tak terlihat bekas potongan. Setelah itu tanaman disehatkan dengan pupuk dan penyinaran yang cukup. Dua minggu kemudian percabangan diatur dan disambung dengan adenium berwarna merah muda. Selang 3 bulan tanaman tampil cantik dan eksotis. Total waktu yang dibutuhkan sejak dibeli dari pinggir jalan sampai terbonsai sekitar 6 bulan.

Bentuk akar

“Adenium itu tak mudah dibentuk dengan gaya bonsai,” ujar Chandra Gunawan, pemilik Godongijo Nursery. Sebab, batang adenium tidak berkayu. Jadi jika tidak hati-hati saat pembentukan cabang bisa patah.

Untuk membentuk adenium bergaya bonsai diperlukan bonggol besar, kokoh, dan proporsional. Idealnya, bentuk bonggol segitiga sehingga perbandingan antara batang bawah dan atas tampak serasi.

Akar pun turut andil menyumbang keelokan tanaman. Pilih akar yang besar, bentuk lebar, dan mencengkeram. Namun, jangan berkecil hati jika bentuk akar kurang sesuai karena ia masih bisa dibentuk. Cabut bonggol dari medianya, kemudian biarkan seminggu hingga akar lemas. Saat itu akar gampang dibentuk.

Agar bentuk tidak berubah, sebelum ditanam akar diganjal styrofoam. Tanam di pot pendek, setinggi 12—15 cm supaya akar tidak memanjang. Pertumbuhan tanaman optimal, bila media porous. Sasongko menggunakan kotoran ternak, sekam bakar, sekam mentah, dan remahan batu bata dengan perbandingan 1:2:1:1 sebagai media tanam.

Dikawat

Setelah tanaman sehat cabang diatur sesuai selera. Sayangnya tidak semua gaya bonsai bisa diterapkan pada adenium. Lazimnya hanya gaya tegak, formal, dan broom alias sapu terbalik. Tarik cabang sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Setelah itu lilit dengan kawat yang biasa digunakan untuk bonsai. Tujuannya untuk mempertahankan percabangan.

Kawat dilepas jika saat dipegang cabang tidak goyang lagi. Untuk tanaman muda kawat dipasang selama 2 minggu. Tanaman tua bisa lebih dari 2 bulan dan peluang untuk kembali ke bentuk semula juga besar. Itu sebabnya cabang harus ditarik sekuat mungkin.

Selain tanaman asal biji, setek pun cantik untuk bahan bonsai adenium. “Dengan setek, akar lebih banyak dan bentuknya teratur,” ujar pria kelahiran Solo itu. Pangkas akar sepanjang 8—10 cm. Luka bekas potongan diolesi zat perangsang tumbuh. Setelah itu benamkan tanaman di pot pendek. Letakkan tanaman di tempat panas dan hindari pemberian air berlebihan. Hasilnya akar tumbuh serempak, banyak, dan kompak. (Bertha Hapsari)

Secercah Harapan dari Anggrek Terlupakan

“Paraphalaenopsis bakal jadi pilihan penganggrek masa datang,” ramal John Elliot, ketua perkumpulan anggrek Singapura. Penampilan anggrek hasil silangan kini mendekati titik jenuh. Beberapa penganggrek di Singapura mencium gejala itu sehingga mencari alternatif baru. Paraphalaenopsis yang selama ini terabaikan jadi salah satu pilihan.

Hasil utak-atik “darah” paraphalaenopsis bisa disaksikanTrubus di Singapore Orchids Festival 2003. Di ajang adu kecantikan anggrek itu muncul renanthopsis, stamariara, moirara, devereuxara, dan yeepengara. Nama-nama itu buah perkawinan intergenerik paraphalaenopsis dengan anggrek lain.

Tampilan mereka menawan. Buktinya, moirara, meraih juara ke-2 pada section 4 kelas 16. Ia mencuri perhatian pengunjung lantaran warnanya cemerlang, merah kombinasi cokelat. Demikian juga devereuxara yang memiliki paduan sepal dan petal kuning oranye. Silangan ascosenda thai classic x Paraphalaenopsis denevei itu meraih juara ke-3 section 4 kelas 17. Munculnya warna-warna cantik itu kontribusi dari paraphalaenopsis asli di hutan Kalimantan.

Yang juga cukup menarik yeepengara wong yit hoe. Anggrek hasil perkawinan parreiraara luke thai x P. denevei tampak hidup dengan warna menawan.

Budiardjo

Diliriknya anggrek asli Kalimantan tak lepas dari sosok tanaman yang memang potensial dikembangkan. Batang pendek—hanya sepanjang pinsil—dengan daun tegak dan tersusun berbaris mirip vanda. Dari selasela ketiak daun muncul tangkai bunga sepanjang 20 cm dan digelayuti bunga yang menghadap ke segala arah. Bentuk seperti bintang dengan warna ngejreng. Kecantikannya yang alami itu setara dengan kerabatnya, vanda. Bunga berbentuk bintang dengan daun bulat panjang mirip vanda teres alias daun pinsil.

Anggota paraphalaenopsis ini hanya 4, yakni Paraphalaenopsis serpentilingua, P. denevei, P. laycockii, dan P. labukensis. Sejak 1964 mereka saling disilangkan, sehingga hampir tak ada alternatif variasi persilangan lain. Akhirnya dicobalah persilangan intergenerik dengan renanthera, ascosentrum, dan vanda.

Tercatat yang sukses melakukan persilangan intergenerik adalah mendiang How Yee Peng. Trubus sempat menyaksikan ratusan budiardjo yang digunakan sebagai bahan induk. Demikian juga hasil persilangannya dengan kerabat Vandaceae lain. Kualitas mereka prima. Wajar jika nurseri Yee Peng menyapu hampir semua gelar di kelas 16 dan 17 section 4.

Wirakusuma, penganggrek di Prigen, Jawa Timur, juga beberapa kali menyilang anggrek asal Kalimantan itu. Ia menyilang ascda udom chai x P. laycockii; budiardjo x ascda udom chai, dan paraphalaenopsis bunny. Hasilnya, tangkai bunga tegak dengan panjang 20 cm dipadati bunga berukuran 4—6 cm. Sifat-sifat itu meniru vanda. Sedangkan sifat paraphalaenopsis, daun bulat panjang mirip pinsil.

Pemilik nurseri Edward dan Frans itu menyilangkannya dengan vanda untuk menghasilkan bunga unik dengan warna semarak. Anggrek itu berpotensi sebagai bunga pot lantaran berakar pendek. ***

Intergenerik Paraphalaenopsis

Di nurseri Yee Peng yang berlokasi di Seletar, Singapura, Moirara, hasil perkawinan renantanda azimah dan Paraphalaenopsis laycockii ditata di rak bagian tengah. Ia digabungkan dengan devereuxara Ng Soo Peng, turunan ascosenda thai classic x P. devenei. Nurseri itu pun melahirkan weepengara, yang memiliki corak cemerlang. Salah satu silangan, paraphalaenopsis budiardjo dengan ronnyara hieus golden anniversary menghasilkan bunga mini yakni waibengara wai ron.

Ukuran bunga hanya 3 cm berwarna hijau muda dengan lidah merah bersemburat ungu. Ukuran lebih besar juga ada pada turunan paraphalaenopsis. Lihat saja vandopsis nelson mandela. Ia hasil persilangan vanda mas los angeles x Paraphalaenopsis labukensis. Diameter bunga anggrek itu berukuran 6 cm. ***

Paraphalaenopsis dari Waktu ke Waktu

1960_1975

Persilangan paraphalaenopsis masih berkisar antarspesies. Misalnya, Gracia Lewis (1964) menyilangkan Paraphalaenopsis serpentilingua dengan P. denevei, menghasilkan sunny. Silangan P. laycockii x P. serpentilingua melahirkan kolopaking. Pada 1975, lahir budiardjo, silangan Kolopaking antara P. denevei x P. laycockii.

1975_1985

Persilangan antargenus banyak dilakukan, terutama antara renanthera dan ascosenda. Hasil persilangan anggrek itu melahirkan genus baru Devereuxara (Dvra), titisan _darah_ dari ascosentrum paraphalaenopsis dan vanda. Genus Stamariaara (stmra), hasil persilangan 4 genus: Ascosentrum, paraphalaenopsis, renanthera, dan vanda. Pada masa itu lahir renthps steven lim, peggy hong, dvra hawaii, dvra ruth wallbrum, serta dvra dreamer. Anggrek itu disilangkan oleh Yusuf Alsagoff (1977), R. Perreira (1980), Wallbrum, H (1984), serta Richella 1985.

1985_2000

Pada periode itu banyak penyilang yang balik menggunakan spesies atau primary hybrid,_hasil silangan antarspesies. Contoh, kimmy, vanessa martin, valentine, dan david & ron. Anggrek itu disilangkan oleh Serdang O.N. (1991), David Lim (1996), dan How Yee Peng. Ketiganya menggunakan P. denevei sebagai induk. _Darah_ P. denevei dan P. laycockii sering dipakai untuk memberi corak cemerlang. ***

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

“Magotisasi di Jatisari: Inovasi Warga dalam Pengolahan Sampah

Trubus.id–Setiap Rukun warga (RW) 01, Kelurahan Jatisari, Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung, mendapatkan seperangkat alat pengolah sampah organik. Pengolahan sampah...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img