Trubus.id — Ada dua cara untuk memanen gaharu. Memanen gaharu saat pohon masih hidup (panen berkala) dan memanennya saat gaharu sudah mati (panen sekali tebang).
Berikut tahapan memanen gaharu secara berkala. Mula-mula Anda bisa mengambil contoh kerikan. Jika terjadi perubahan warna jaringan pohon dari putih menjadi cokelat atau kehitaman, indikasi inokulasi berhasil. Setelah kerikan itu kering, lalu coba lakukan pembakaran.
Jika aroma wangi menguar dari pembakaran. Itu pertanda kemedangan (kayu gaharu dengan kandungan damar wangi) telah terbentuk sehingga Anda dapat memanennya. Panen kemedangan di cabang pohon yang diinokukasi, bukan di batang utama.
Tujuannya supaya Anda ke depan masih tetap dapat memperoleh hasil, sekaligus pohon bertahan lebih lama, sehingga dapat memanen ulang.
Pekebun memanen berkala menyesuaikan dengan kebutuhan. Artinya ketika mendadak memerlukan uang, pekebun dapat memanen kemedangan. Toh, pengepul bersedia membeli kemedangan meski bobot cuma sekilo. Untuk harga tergantung kualitasnya.
Cara panen lain dengan menebang pohon. Pekebun lazim menebang pohon gaharu setelah mendapati daun-daun kekuningan dan rontok. Ranting meranggas dan gampang patah. Kulit batang juga mudah terkelupas.
Pohon tampak merana karena serangan mikroba yang diinokulasikan ke jaringan tanaman beberapa tahun sebelumnya. Itu tanda-tanda pohon siap panen setelah inokulasi berhasil. Kondisi seperti itu dapat dicapai pada 3—4 tahun setelah inokulasi.
Tebanglah pohon gaharu dengan gergaji mesin atau alat potong lainnya kirakira 10—15 cm di atas permukaan tanah. Buang ranting dan cabang. Batang kemudian dipotong-potong sepanjang 1—2 m, lalu dikering-anginkan beberapa minggu.
Selanjutnya batang dipotong menjadi bagian-bagian lebih kecil mengikuti lubang-lubang inokulasi. Akar sisa penebangan sebaiknya dibiarkan 3—5 bulan untuk mendeteksi kandungan resin atau gubal.
Bagian mengandung resin tetap utuh, sebaliknya bagian tanpa resin bakal lapuk. Jika resin gaharu tak terbentuk di bagian akar, pohon akan mengeluarkan tunas dan dapat dimanfaatkan sebagai peremajaan gaharu yang ditebang.
Langkah terakhir setelah batang menjadi kepingan-kepingan, pisahkan kemedangan berwarna cokelat atau gubal yang kehitaman dari bagian kayu yang putih. Pemisahan itu dengan jalan dikerok menggunakan pelat besi mengikuti bongkahan gubal.
Tempatkan kemedangan dan gubal di wadah berbeda. Sementara sisa kayu berupa serpihan-serpihan kecil masih dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku penyulingan minyak asiri. Itulah 2 cara untuk panen gaharu.