Alat yang difungsikan secara pararel itu pun menjamin kebersihan hasil olahan. Jus steril dari bakteri pengganggu sehingga bisa tahan simpan hingga sebulan. Alat 100% terbuat dari besi antikarat sehingga tahan lebih dari 10 tahun. Hanya motor penggerak yang butuh diganti sekali setahun.
Otomatis
Pengoperasian alat cukup dilakukan oleh seorang operator. Tekan tombol pengatur, mesin langsung bekerja otomatis. Meski serbaotomatis, tidak berarti harga alat mahal. Dengan merogoh kocek Rp6-juta-Rp22-juta alat itu bisa dimiliki. Alat ini memang ditujukan untuk digunakan industri menengah, ujar pria yang memperoleh gelar doktor dari sebuah universitas di Autralia itu. Saat ini rangkaian alat itu sudah dimanfaatkan oleh Dinas Pertanian Sumatera Barat untuk mengolah markisa. Selain dipakai untuk membuat jus markisa, alat itu juga dimanfaatkan untuk mengolah semua buah berdaging lunak seperti mangga, sirsak, jambu biji, dan srikaya.
Buah yang akan diolah menjadi jus masuk ke dalam pulper (pembubur buah, red). Buah harus bersih dari kulit. Di dalam pulper, buah didorong oleh konveyer ulir ke ruang pembuburan. Agar pembuburan stabil, tekanan per di pintu pengeluaran ampas diatur. Mesin mampu memisahkan daging dari biji,seperti pada markisa dan jambu biji.
Setelah bubur keluar, masukkan dalam penyaring sentrifugal. Dari penyaring itu diperoleh bubur bebas dari partikel yang tak dikehendaki, seperti serat, potongan kulit, dan biji kecil. Penyaring sentrifugal kecepatan tinggi ini terbuat dari saringan besi antikarat. Perjalanan berlanjut ke mesin mixer. Itu untuk mencampur pure dengan bahan lain seperti air dan vitamin. Dalam mesin ada pengaduk berbentuk poros dan daun kipas berputar dalam bejana. Poros berputar akibat putaran motor listrik. Lamanya putaran dapat diatur sesuai kebutuhan.
Tahap akhir, agar jus bebas bakteri, masukkan ke mesin pasturizer. Pemanasan berlangsung dalam suhu 90-1000C. Jus pun siap dikemas dan dinikmati. (Lastioro Anmi Tambunan)