Tuesday, March 4, 2025

Durian: Legit Saat Musim Hujan

Rekomendasi
Monthong (kiri bawah) dan chanee (kanan bawah) tetap istimewa meski hasil panen pada musim hujan.
Monthong (kiri bawah) dan chanee (kanan bawah) tetap istimewa meski hasil panen pada musim hujan.

Menghasilkan durian monthong dan chanee tetap legit dan manis pada musim hujan.

Johan Ariono membuka durian monthong dengan hati-hati. Ketika kulit buah terbelah, tampak daging yang kuning mengilap. Petani di Desa Sewurejo, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, itu menyajikan durian jatuhan dari kebunnya kepada para tamu, antara lain Aziz Zakaria dari Kualalumpur, Malaysia, Adi Gunadi dan Tatang Halim (Jakarta), serta Nauval Firdaus (Jombang).

Wajah mereka berbinar sembari mengunyah daging buah yang lembut dan manis. “Rasanya manis, creamy, dan beraroma harum. Seratnya pun lebih lembut dan tidak benyek,” tutur Adi Gunadi, pencinta durian asal Jakarta Selatan. Itu berbeda dengan monthong di pasaran yang rasanya kerap hambar dan tanpa aroma akibat panen pada kematangan 70%. Johan hanya “memungut” buah jatuhan 3 hari sebelumnya.

Pupuk organik

Pencinta durian dari berbagai kota bersafari ke kebun-kebun durian di Karanganyar, Jawa Tengah.
Pencinta durian dari berbagai kota bersafari ke kebun-kebun durian di Karanganyar, Jawa Tengah.

Johan Ariono mengikat buah ke cabang sehingga ketika tangkai terlepas, buah tidak jatuh ke tanah. Hari itu ia membuka 5 monthong dan 3 durian chanee—semua buah jatuhan. Para tamu mengagumi citarasa durian yang tetap manis, meski berbuah dan panen pada puncak musim hujan. Lazimnya tanaman yang berbuah pada musim hujan cenderung kurang manis. Penggemar dan pemasok durian di Muarakarang, Jakarta Utara, Tatang Halim, sependapat.

Menurut Tatang, “Rasa manisnya tidak hilang di mulut meski telah dimakan beberapa menit. Makanya istilah buah durian tidak manis pada musim hujan, tidak berlaku lagi karena semua tergantung perawatan.” Sementara itu pakar durian di Malaysia, Aziz Zakaria, mengatakan bahwa rasanya belum maksimal. Dari pengalamannya 50 tahun bertanam durian, rasa monthong itu masih bisa ditingkatkan.

Kebun durian milik Johan Ariono berketinggian 300 meter di atas permukaan laut. Di kebun seluas 1 ha itu, Johan menanam 100 pohon. Jenisnya 70% varietas monthong, 20% chanee, serta sisanya introduksi dari Malaysia dan Thailand. Pohon-pohon itu kini berumur 16 tahun, tingginya mencapai 7—10 m. Menurut ayah 3 anak itu duriannya berbuah sejak berumur 4 tahun. Biasanya produksi buah berkisar 50—100 buah per buah.

Pohon durian berumur 16 tahun, produksi mencapai 50—100 buah per pohon.
Pohon durian berumur 16 tahun, produksi mencapai 50—100 buah per pohon.

Namun, setelah abu Gunung Kelud menerpa saat erupsi pada 2014, sebagian pohon rusak dan gagal panen. Selain itu tanah yang jadi padat akibat pemakaian pupuk kimia terus-menerus, diduga menyebabkan kualitas buah menurun. Rasanya kurang manis dan bagian tengah buah basah. “Musim buah tahun ini merupakan panen perdana sejak kondisinya dipulihkan,” ujar pria kelahiran Pontianak 43 tahun silam itu.

Pemulihan kondisi di antaranya dengan mengganti semua pupuk kimia dengan pupuk organik. Johan menebar 5—6 kg pupuk organik per pohon 3 kali setahun. Untuk mencukupi nutrisi, ia juga menyemprotkan pupuk daun setiap dua pekan. Efek pemulihan itu terlihat dari banyaknya kotoran cacing di bawah pohon, tanda tanah mulai subur. Daun-daun dan bunga baru pun terus muncul, meski buah belum panen.

Pulih kembali
Agar lebih produktif, Aziz Zakaria menyarankan agar Johan membuang cabang-cabang yang posisinya miring dan bertumpuk. Kedua cabang itu kurang produktif dan memanfaatkan nutrisi. Sebab, bunga durian munculnya di cabang yang mendatar. Produksi rata-rata 10 buah per pohon masih rendah dibandingkan dengan sebelum bermasalah. Yang menggembirakan, kualitas buah ternyata lebih baik.

Johan Ariono, pekebun durian di Karanganyar, Jawa Tengah.
Johan Ariono, pekebun durian di Karanganyar, Jawa Tengah.

Meski berbuah pada musim hujan, rasanya lebih enak, manis, dan beraroma. Dengan kualitas tinggi Johan menjualnya Rp45.000 per kg. Bobot sebuah durian 4—5 kg. Selanjutnya penikmat durian itu mengunjungi kebun durian milik Wardoyo di Desa Tugu, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Ia menanam 65 pohon durian varietas monthong dan chanee di kebun seluas 4.000 m². Umur pohon yang tampak sehat itu 7 tahun. Tinggi pohon 7—8 m dengan percabangan sempit.

Karena lahan terbatas, jarak tanam relatif rapat, yaitu 8 m x 9 m sehingga kebun terlihat padat. Pohon chanee berbuah cukup lebat. Beberapa pohon dengan batang berdiameter 20 cm menghasilkan 20 buah. Pada musim buah ketiga kalinya itu sedikit buah yang rontok. Ada pun durian monthong hanya 5 buah per pohon. Johan membuka kulit raja buah itu dengan mudah. Segera tampak daging kuning cerah seperti kunyit.

Tekstur daging buah chanee amat lembut dan creamy. Rasanya manis, tetapi tidak semanis monthong. Menurut Aziz rasa chanee memang tidak semanis monthong, tetapi tidak berserat. Wardoyo membanderol durian chanee Rp40.000 per kg dan monthong Rp45.000 per kg. Durian bermutu itu berkat pemupukan intensif. Wardoyo memberi pupuk guano 4—5 kg per pohon. Ia mencampur pupuk itu dengan sekam dan bekas log jamur kuping.

Wardoyo, penyedia saprotan yang ikut membukan kebun durian.
Wardoyo, penyedia saprotan yang ikut membukan kebun durian.

Wardoyo menghadapi masalah sebagian buah muda rontok sebelum matang. Ketika ia membelah di bagian tengah berair dan merah. Kalau pun matang, daging buah tidak ada rasanya. Buah yang mengalami problem itu mencapai 10%. Atau 60 buah dari total buah 650 buah. Adapun buah yang bertahan sampai besar sekitar 500 buah. Menurut ahli buah dari Institut Pertanian Bogor Prof Dr Sobir, buah durian rontok muda itu karena serangan cendawan Phytophthora palmivora.

Serangan itu mewabah pada musim hujan. Untuk mengatasi, lumuri pangkal batang dengan bubur bordo atau menyemprotkan pestisida dengan bahan aktif metalaxil. Setelah itu rombongan melanjutkan perjalanan ke Kecamatan Matesih, Karanganyar. Kebun yang dikelola Johan Ariono itu terdiri atas 200 pohon monthong, chanee berbentuk belimbing, dan chanee berbentuk lonjong. Johan menanam ketiganya dengan lajur berbeda dan selang-seling. Tujuannya agar terjadi penyerbukan silang antarvarietas sehingga menambah produktivitas tanaman.

Rombongan juga mengunjungi kebun durian milik Johan di Desa Jumapolo, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar. Kebun seluas 2,6 ha itu terdiri atas 260 pohon berumur 15 tahun. Tinggi pohon 5—10 m. Di antara kebun lain, kebun itu paling produktif. Sebanyak 30 pohon menghasilkan lebih dari 40 buah per pohon. Citarasa buah juga legit dengan daging buah berwarna kuning menggiurkan. (Syah Angkasa)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Tip agar Tidak Mudah Lemas Saat Puasa

Trubus.id–Perbanyak konsumsi sayuran, buah, dan herbal sesuai fungsi dan dosis yang dianjurkan membuat badan bugar dan tidak mudah lemas...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img