
Lidah mertua round leaf atau daun bulat tambatan hati.
Sansevieria hibrida berdaun bulat dengan susunan kompak menjadi primadona di kalangan pehobi. Maklum, sosok tanaman terkesan kokoh dan kompak sehingga menarik perhatian. Apalagi, jenis-jenis lidah mertua berdaun silindris tergolong bandel dan tahan serangan cendawan Erwinia sp penyebab busuk daun. Karakter itu memudahkan perawatan sehingga pehobi jatuh hati. Itu sebabnya turunan lidah mertua berdaun bulat kian naik pamor.
Untuk memperoleh hibrida idaman itu, pehobi mengawinsilangkan indukan-indukan terbaik yang mewariskan daun bulat, misalnya Sansevieria downsii. Muhammad Idris, penyilang sansevieria di Tangerang Selatan, Banten, menuturkan downsii berkarakter sangat kuat. “Downsii cocok digunakan sebagai induk jantan maupun betina,” ujar Idris. Turunan yang diperoleh akan mewarisi 50—80% karakter sansevieria asal Malawi bagian utara itu yakni berdaun bulat, tebal, roset, kompak, dan memiliki crossbending atau corak tajam.

Menonjol
Idris memperoleh sesosok hibrida menawan hasil perkawinan S. downsii dengan S. ‘dorris pfenig’. Hibrida berusia 2 tahun itu mempunyai rupa daun khas downsii yakni terdapat garis hijau tajam yang membujur dari ujung hingga pangkal. “Bentuk daunnya bulat, tetapi agak panjang mengikuti karakter dorris pfenig,” ujarnya. Pertumbuhan daun yang ke segala arah tak mengurangi keindahan tanaman lantaran setiap helainya tersusun kompak.
Pria ramah itu menyilangkan sansevieria sekilas tampak mudah. “Teorinya cukup tempelkan serbuk sari di kepala putik,” ujarnya. Namun, untuk memperoleh silangan jenis baru dengan karakter yang menonjol bukan perkara gampang. Pemilihan induk dan teknik persilangan yang tepat memperbesar peluang memiliki turunan terbaik.
Penyilang sansevieria di Cibubur, Jakarta Timur, Irfan Syahroni pun memperoleh hibrida tak kalah cantik menggunakan induk pilihan seperti S. downsii, S. pearsonii, dan S. ehrenbergii. Pada persilangan antara S. downsii sebagai induk betina dan S. pearsonii sebagai pejantan, Irfan memperoleh hibrida bentuk baru. Pertemuan antara kedua indukan itu menghasilkan lidah mertua dengan susunan daun ke segala arah.

Hibrida berumur 3 tahun itu memiliki warna daun condong ke pearsonii yakni hijau gelap dengan crossbending tipis. Bentuk daun yang bulat, tebal, dan sedikit melengkung meniru downsii. “Kedua indukan berkarakter kuat sehingga pembagian sifat pada turunannya masing-masing 50%,” ujar Irfan.
Sementara itu, hibrida lain perkawinan antara S. downsii dengan S. ehrenbergii menghasilkan hibrida berdaun pendek. Padahal, kedua induk berdaun panjang. Hasil persilangan pada 2013 itu memiliki bentuk dan susunan daun menyerupai downsii. “Ehrenbergii si induk jantan hanya mewariskan warna dan corak daun yang polos,” ujar Irfan.

Perbaikan sifat
Santoso, penyilang senior di Temanggung, Jawa Tengah, menuturkan menyilangkan sansevieria merupakan cara untuk menambah ragam dan memperbaiki jenis-jenis sansevieria lama. Jenis yang paling baik menurunkan karakter kompak dan roset adalah S. downsii, S. ballyi, dan S. cordova. Sementara itu, S. nitida, S. aubrytiana, dan S. hornwood paling kuat mewariskan crossbending.
Di kediaman pemilik nurseri Tunas Mekar itu terdapat sejumlah hibrida elok yang lahir dari induk betina downsii. Salah satu yang istimewa adalah hibrida bernama gombloh. Santoso memperoleh gombloh dengan mengawinkan downsii dengan nitida. Hasilnya, daun gombloh pendek dan tebal seperti downsii. Begitu pula susunan daun yang kompak dan roset. Adapun nitida mewariskan crossbending gelap di permukaan daun.
Pria kelahiran Lumajang 1955 itu menuturkan hibrida berkarakter terbaik diperoleh dari proses seleksi. “Persilangan menghasilkan puluhan hingga ratusan anak, tetapi yang menonjol hanya segelintir,” ujarnya. Pengalaman pria berkaca mata itu mengawinkan downsii mendapat ribuan biji. Namun, hanya 200 yang mampu bertahan dan tumbuh di persemaian. Dari ratusan itu, hanya 1-2 anakan saja yang menonjol, selebihnya mirip dengan salah satu induk atau cacat. (Andari Titisari)
Turunan Downsii Silangan Santoso

Gombloh
Gombloh hasil persilangan S. downsii x S. nitida. Setiap helai daun tersusun rapat dan kompak. Bentuk daun cenderung tebal dan pendek seperti downsii. Begitu pula susunan daun yang kompak dan roset. Adapun nitida mewariskan crossbending gelap di permukaan daun.

Manny pacquiao
Sosok manny pacquiao sangat indah. Bentuk daun cenderung lebar, pendek, dan tersusun sangat rapat. Daun di bagian bawah berukuran kecil, tetapi semakin ke atas semakin besar. Motif daunnya garis-garis dengan crossbending tajam, serta garis merah di pinggir. Manny pacquiao lahir dari induk betina S. downsii dengan pejantan S. cordova

Naomi
Santoso menyematkan nama naomi lantaran hibrida berdaun pipih tetapi tebal itu berpenampilan sangat cantik. Pertumbuhan daun roset dan rapat. Crossbendingnya sangat nyata dengan hiasan garis-garis hijau. List merah di pinggir daun kian mempercantik penampilan hibrida hasil perkawinan S. downsii dengan S. rorida.

Nadya
Nadya lahir dari perkawinan S. downsii dengan S. liberica. Penampilan nadya cantik dengan daun berwarna perak, crossbending tipis, dan ber-list merah di tepi. Daunnya yang flat agak membuka, tetapi tersusun rapat ke segala arah.