Karena sumber pakan alami melimpah, klangenan hobiis di Pulomas, Jakarta Timur, itu tampak segar, bongsor, dan prima. Perawatan itu yang memuluskan sang oranda jumbo merebut 4 pita dari 4 juri, sehingga ia dinobatkan menjadi grand champion Jakarta Goldfish Society Contest & Exhibition 2005.
Jakarta Goldfish Society Contest & Exhibition 2005
Tidak ada yang menyangsikan penampilan berkualitas sang kampiun itu. Ukuran bongsornya membuat pengunjung kagum. “Penampilannya prima. Proporsional dan seimbang,” ujar YB Hariantono, juri asal Indonesia. Tiga juri mancanegara asal Malaysia, Thailand, dan Singapura pun sepakat. “Untuk ukuran jumbo sangat sulit bisa mendapatkan kondisi yang bagus,” papar Patrick Tan dari Malaysia.
Saingan terberat sang juara di babak grand champion datang dari kampiun ranchu jumbo dan ryukin jumbo. Keduanya tidak kalah menawan. Ranchu jumbo misalnya mampu merebut 3 pita. Ikan milik Goldfish Village asal Tangerang itu hanya kurang bongsor. Tubuhnya yang proporsional diimbangi penampilan prima dan aktif bergerak, dinilai setara dengan sang oranda jumbo.
Antusiasme di topview
Selama penyelenggaraan lomba, kejutan terjadi di kategori ranchu topview. Sekitar 36 ikan turun bertarung. Padahal, selama ini kelas maskoki yang menjadi favorit di Jepang itu hanya diikuti paling banter 5 – 6 ikan. Antusiasme peserta timbul karena juri penilai didatangkan langsung dari Jepang. “Ada 5 juri yang diundang dari sana,” ujar Abas, panitia kontes. Salah satunya Mr Akira Naitoh, penangkar berpengalaman selama 49 tahun sekaligus juri internasional.
Kategori bergengsi itu menobatkan ranchu topview milik Goldfish Village asal Tangerang sebagai kampiun di 2 kelas topview yang dilombakan: topview junior dan senior. Ranchu-ranchu topview asal Bandung yang selama ini mendominasi perolehan juara dibuat tidak berkutik.
Kontes maskoki yang berlangsung 2 – 4 Desember 2005 di Kelapagading Trade Center itu sarat peserta. Menurut catatan panitia sekitar 200 peserta ikut serta. Tidak ada dominasi jumlah peserta di kategori tertentu.
Rata-rata setiap kategori diikuti minimal 8 – 10 peserta. Kecuali kategori baru, breeder, yang pesertanya tidak sampai 5 orang. Selain merebut gelar grand champion melalui oranda jumbo, Harsonojuga merengkuh gelar juara umum melalui perolehan angka dari 2 juara ke-1 dan 2 juara ke-2, serta 1 juara ke-3.
Ramai di Bandung
Sepekan sebelum kontes maskoki di Jakarta, Bumi Parahyangan pun melaksanakan kontes maskoki Gubernur Cup 2005 dari 26 – 28 November 2005 di Hotel Preanger. Muncul sebagai grand champion ranchu senior milik TM Walet dari Jakarta. Di babak final sang juara menyingkirkan kampiun ryukin senior milik Ferdinandes asal Jakarta dan oranda senior milik Diamond Aquatic asal Depok.
Menurut Kris S. Widjojo, juri asal Jakarta, kemenangan yang diraih ranchu senior lantaran ikan itu mampu berenang stabil akibat keseimbangan bentuk tubuh bak kurva. “Secara keseluruhan selain proporsional ikan itu tampak impresif,” ujar Kris. Saingan terberat, ryukin senior, tersingkir lantaran beberapa sirip terutama di sirip ekor dan sirip dayung melipat.
Lomba yang diikuti sekitar 150 peserta dari berbagai kota seperti Jakarta, Temanggung, dan Yogyakarta itu mengukuhkan Baja Goldfish asal Jakarta sebagai peraih juara umum. Tim yang diawaki ikan-ikan milik Ferdinandes dan TM Walet itu menyabet 4 juara ke-1 dan 3 juara ke-2. (Dian Adijaya Susanto/Peliput: Imam Wiguna)