Trubus.id—Petani bawang putih mendamba hasil panen berlipatlipat. Menurut periset di BSIP Tanaman Sayuran Rofik Sinung Basuki, Agnofi Merdeka Efendi, dan Catur Hermanto—hasil panen bawang putih masih bisa ditingkatkan dua kali lipat hingga 30 ton umbi segar per hektare.
Syaratnya para petani menerapkan paket teknologi terdiri atas 6 komponen. Para petani harus menggunakan varietas unggul, benih bermutu, pemilihan ukuran benih tepat, peningkatan populasi tanaman per hektare, pengelolaan air dan hara, serta pengendalian hama terpadu.
Syarat menghasilkan produktivitas 30 ton per hektare penanamannya pada musim kemarau yakni Mei—September dan lokasinya di dataran tinggi sekitar 1.100 m di atas permukaan laut. Menurut Rofik Sinung Basuki, “Tanahnya lempung berpasir sehingga bisa digenangi air seperti tanam padi. Sebaiknya tanah yang biasa ditanami sayuran, bukan tanah marginal.”
Doktor Agriculture System University of Reading, Britania Raya, itu menuturkan, penggunaan varietas unggul seperti tawangmangu baru (TMB) turut menunjang produktivitas tinggi. Selain tawangmangu baru, Rofik menyarankan petani juga dapat menggunakan varietas lumbu hijau.
Tak hanya varietas unggul, benih juga harus bermutu. “Benih yang digunakan ukuran besar dari umbi dengan diameter 3,5—4 cm,” kata Rofik. Selain itu ukuran juga seragam dan utuh. Umur simpan benih sebaiknya 6—8 bulan. Jarak tanam 10 cm x 10 cm atau 12,5 cm x 12,5 cm.
Oleh karena itu, poluasi 100.000 tanaman per hektare. Satu siung untuk satu lubang tanam dengan kedalaman 3 cm. Sehari sebelum tanam lahan dibasahi terlebih dahulu. Bawang putih perlu penyiraman 2 kali sepekan. Sekitar 12—20 hari sebelum panen, hentikan penyiraman.
Pemupukan meliputi pemupukan dasar sebelum tanam dan susulan pascatanam. Pupuk dasar terdiri atas 30 ton pupuk kandang kotoran sapi atau 15 ton pupuk kandang kotoran ayam dan 375 kg SP36— semua per hektare. Berikan pupuk dasar 15 hari sebelum tanam.
Adapun pupuk susulan 4 kali yakni pada pekan ke-3, 5, 7, dan 9 pascatanam. Jenisn pupuk susulan berupa ZA 286 kg dan KCl 50 kg per ha untuk sekali pemupukan. Taburkan pupuk di sela barisan tanaman.
Rofik dan tim menguji coba teknologi itu di Desa Pancot, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar seluas 700 m2 dan periode tanam Mei—September. Produktivitas varietas TMB itu 27 ton umbi segar per hektare.
Setahun berselang pada 2019 tim riset melaksanakan uji coba kedua berlokasi di Desa Rembul, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal. Rofik membagi lahan menjadi 10 plot dengan luas masing-masing 150 m2 . Konversi hasil panen umbi basah dalam satuan hektare sebesar 29—37 ton per ha.
Varietas TMB yang ditanam rerata produktivitasnya 30 ton per ha. Petani dapat meningkatkan pasokan bawang putih dalam negeri sehingga dapat mengurangi impor.